29. TLA || Konser (1)

6 5 0
                                    

Pukul 8 malam, Mark sudah terlihat rapih dengan kaos hitam, celana jeans hitam, dan juga jaket jeans nya. Rambut yang sedikit panjang dia rapihkan menggunakan jari-jemarinya. Penampilannya begitu menggoda para kaum hawa.

Mark mengambil ponsel dan jaketnya yang ada di atas nakas lalu turun dengan senyum yang melengkung di bibirnya. Senyum yang begitu manis. Saat di lantai utama, dia menemui ibunya yang sudah terlihat rapih dengan pakaian dress dan adiknya juga yang sudah terlihat rapih dengan pakaian casualnya. Mark sempat heran melihat ibunya, apakah ibunya juga akan ikut?

"Bunda mau ikut?" tanya Mark dengan polos pada ibunya.

"Iya. Sahabat bunda juga ada di sana. Tante kamu juga ada di sana. Sekalian lah ngawasin kalian," jelas ibunya pada Mark.

"Dah bilang ke bapak? Entar kalau kagak bilang, sampai rumah Mark jadi ayam geprek," ingat Mark pada ibunya.

"Kata sapa bapakmu ini ngak ikut? Ikutlah," jawab pria yang baru saja datang dari arah belakang Mark sambil membenarkan kancing lengan yang ada di kemejanya.

"Lah ini ngapain pada ikut semua?" tanya Mark bingung. Biasanya, ayahnya malas datang ke acara seperti itu. Jika ibunya sudah bersama Ethan, ayahnya tidak akan ikut.

"Jiwa muda bapakmu ini kembali merasuki. Kamu mau berangkat duluan?" tanya ayahnya sambil membuka kotak rokok dan mengambilnya satu lalu mematiknya menggunakan korek dan mengisapnya.

Mark mengangguk sebagai jawaban. "Mark duluan ya pak," pamit Mark pada ayah dan ibunya.

"Hati-hati ya. Jangan ngebut!" peringat ibunya saat putranya itu mulai melangkah keluar.

Mark mengacungkan jempolnya dari jauh lalu keluar dari mansion tersebut. Ibunya melirik Ethan setelah Mark pergi.

"Kakak kamu kenapa keliatan seneng banget?" tanya ibunya heran. Baru kali ini dia melihat putra pertamanya itu tersenyum lebih bahagia dari hari-hari sebelumnya. Tentu itu membuatnya heran.

"Ya mana Ethan tau mak. Ethan bukan ajudan bang Mark yang selalu ikutin dia," kesal Ethan atas pertanyaan aneh ibunya.

***
Decitan antara aspal dan ban terdengar nyaring di hadapan gadis yang sejak tadi menunggu kekasihnya dengan senyum manis yang terukir di wajahnya.

Lelaki yang tadi mengendarai mobilnya pun turun lalu menghampiri gadisnya yang terlihat begitu cantik meskipun hanya menggunakan pakaian casual biasa.

"Udah lama nunggu?" tanya Mark menghampiri Alex. Alex sempat terkesima dengan penampilan Mark yang serba hitam. Menambah kesan cool baginya.

"Ngak kok. Alex baru aja sampai 2 menit lalu," jelas Alex antusias menjelaskan pada Mark.

Mark tidak pernah melihat Alex seantusias ini menceritakan apapun padanya. Hatinya menghangat melihat Alex yang kini mulai terbuka padanya.

"Nanti pulang jam 11 an aja ya? Takut di cariin ibu kamu," ucap Mark sambil mengusap puncak kepala Alex.

Hati Alex seperti ada disko di dalamnya. Usapan halus dari tangan kekar dan senyum manis yang terukir di wajah Mark membuat hatinya merasa hangat.

"Jangan gitu," Alex tersipu malu sambil mengalihkan pandangannya dari Mark.

Mark terkekeh pelan melihat Alex yang tersipu. Dia kan hanya mengusap puncak kepala Alex saja. Usapan saja bisa membuat Alex tersipu? Bagaimana jika kecupan di kening? Apakah gadisnya akan tewas?

"Lucu banget sih kalau gini. Dulu aja cuman senyum doang. Sekarang ketauan kalau sering malu-malu gini," kekeh Mark pelan. Tangannya terulur untuk mecubit pelan hidung Alex.

To Láthos Átomo [Spin-off QOTD](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang