11. TLA || Ameta Elvina Zanitha

9 6 0
                                    

Mark membuka matanya dengan perlahan. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya pelan. Kepalanya terasa pening. Mark membenarkan posisi duduknya. Dia memijat pelipis kepalanya pelan. Setelah rasa peningnya agak berkurang, dia segera menyibakkan selimutnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Mark menatap pantulan dirinya di cermin. Terlihat begitu mengenaskan. Dia lupa jika semalam dia mabuk.

"Gue ini ngak di grepe-grepe kan ya sama tante-tante di sana?" tanya Mark sambil meraba-raba badannya.

"Eh tapi itu ngak mungkin. Soalnya si Brian kan ngak mabok. Terus yang bawa gue ke sini siapa? Gue melayang terbang kah?" tanya nya bingung.

Mark menepuk jidatnya pelan. "Bodoh-bodoh. Kan si Brian ngak mabok. Otomatis dia yang bawa," ucap nya tak mau berfikir panjang dan memilih untuk segera mandi.

4 menit Mark menyelesaikan ritual mandinya, akhirnya lelaki itu keluar dengan rambut basah yang masih berantakan dengan perut yang terlihat kotak-kotak karena kancing seragamnya belum dia pasang.

"Cakep banget gue," ucap Mark saat melihat pantulan dirinya di cermin sambil mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer . Setelah selesai mengeringkan rambutnya, dia menyisirnya menggunakan tangannya lalu mengancingkan bajunya.

"Dia masuk ngak ya hari ini?" tanya Mark pada dirinya sendiri sambil mengambil tasnya lalu mengambil kunci mobilnya.

"Kira-kira kemana ya dia? Sosmednya off semua. Gue chat pake no biasnya juga tumben ngak di jawab," ucap Mark khawatir sambil keluar dari kamarnya.

"Mark, lo ngak boleh kayak gini. Lo harus ungkapin perasaan lo itu nanti setelah dia balik masuk sekolah," ucap Mark menyemangati dirinya sendiri laku membalikkan tubuhnya untuk menemui adik, sepupu, dan teman-teman adiknya yang berada di meja makan.

Saat membalikkan tubuhnya, Mark dikejutkan dengan keberadaan Rei dan Brian yang sedang bersedekap sambil menyenderkan punggungnya di dinding tembok.

"Ngagetin aja lo berdua. Ngapain di sini?" tanya Mark heran lalu melangkahkan kakinya terlebih dahulu menuju lift. Brian dan Rei mengikuti Mark dari belakang.

"Ya gue nginep lah disini. Encok gue harus gotong lo berdua kemarin malem," keluh Rei sambil meregangkan badannya.

"Gue ngak di grepe-grepe sama tante-tante kan?" tanya Mark pada Brian sambil menekan tombol lift.

"Lo sih enggak. Kecuali — " ucap Brian lirih sambil melirik Rei.

Rei yang dilirik seperti itu menampakkan wajah seolah bertanya. Dia yakin ada yang disembunyikan oleh Brian dari kejadian semalam dan belum Brian ceritakan.

"Lo mau bilang kalau gue yang di grepe-grepe gitu?" tanya Rei ngeri sambil mengikuti langkah Mark yang berjalan menuju meja makan.

"Masalah itu nanti. Sekarang yang utama itu masalah perut. Udah laper perut gue," jelas Brian lalu berjalan terlebih dahulu untuk mencari kursi kosong. Kening Brian mengerut heran. Dian menatap beberapa anak yang seumuran dengan Ethan dan juga ada yang dibawah Ethan. Brian belum pernah melihat mereka sebelumnya.

"Lu melihara tuyul Mark?" tanya Rei sambil menatap heran ke beberapa anak yang asing di hadapannya. Dia juga sama herannya dengan Brian.

"Sekata-kata lu ngatain tuyul. Ngak liat apa kita ini cantik sama ganteng," ucap Maggie tak terima.

Ivanka mengalihkan pandangannya pada Maggie. Gadis yang berusia 10 tahun itu agak heran dengan Maggie. Yang dia kenal,Manggie akan menggoda pria-pria tampan. Bisa dikatakan, Maggie adalah pecinta cogan. Tumben sekali Manggie tidak menggoda 2 teman kakak sepupunya ini.

To Láthos Átomo [Spin-off QOTD](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang