PUBLISH.

269 18 0
                                    

"A Fajar mau minum?" Tanya Ice sepertinya gugup gitu.

"Boleh cen yang kaya biasa ya" Kataku beranggapan seolah olah aku dan Icen sudah kenal lama.

"Oke A"

Icen berlalu dan tersisa hanya aku dan lelaki itu , tak lupa ngajak kenalan biar tambah akrab ya.

"Lagi ngapain kesini? Mau ketemu ko hendra?" Tanyaku pada lelaki itu sepertinya keturunan china juga.

"Main doang bang , abang nya ngapain kesini?" Nada suaranya sepertinya anak ini gampang kena mental guys.

"Ketemu pacar dong , lo temen sekelasnya icen?" Tanyaku kembali memastikan.

"Iya bang"

Sedikit celingak-celinguk ke kanan dan kiri kemudian mendekatkan wajahku pada lelaki itu dan memberinya peringatan sedikit lah ya.

"Dengerin gue baik baik, Icen itu cewe gue jangan lo gangguin sampe lo ganggu ganggu ga aman idup lo! Inget sampe gue liat Icen lo godain bahkan lo deketin urusan lo sama gue!" Ancamku padanya dengan ekspresi wajah seram. 

"I-i-iya bang"

"Lo tau kan siapa gue?"

"Iya bang"

"Yaudah sono cabut! Rumah lo dimana?" Kataku menatapnya yang ketakutan sepertinya.

"Matraman bang" Dya berdiri.

Saat hendak pergi Icen datang membawa segelas orange jus dengan kentang goreng .

"Mau kemana Frans?"

"Pulang cen , kucing gue masuk angin. Gue pamit ya makasih minumnya" Jawabnya kemudian pergi berlalu keluar rumah.

Aku tersenyum sumringah sambil menyeruput orange jus yang ada di atas meja. Icen menatapku sinis semenjak beberapa menit yang lalu.

Michel Agnesia.

Mataku sinis menatap A Fajar yang sedari tadi senyam senyum tertawa tidak jelas semenjak kepulanganya Frans dari sini tadi. Baru kusadari pasti ini ulahnya A Fajar nih.

"Lo apain si Frans , A?" Tanyaku dingin menatapnya yang sedang nikmat menyeruput minuman yang ku buatkan.

"Hmm,gak ada sayang"

"Boong! Pasti lo apa apain kan A" Tuduhku , aku tak percaya dengan ekspresi wajahnya itu.

"Di apain si,kan dya pulang katanya  kucing nya masuk angin sayang" balasnya membuatku kesal.

"Mana ada kucing masuk angin! Aneh aneh aja!" Jawabku ketus.

"Adalah , buktinya kucing nya temen kamu tadi itu"

Menghela nafas berat menghadapi tingkah, perkataan serta perbuatan bapak Fajar Alfian ini. Sepertinya kalau aku menjadi istrinya akan darah tinggi setiap hari dan juga rumah akan berantakan karena tingkah anehnya.

"Eh Aa bawa makanan bentar" Ujarnya kemudian keluar rumah dan kembali membawa kotak bekal yang tadi pagi aku berikan padanya saat ia menolong gadis yang sedang magang di pelatnas itu.

"Tadaaaaa!" Teriaknya membuka kotak itu dan terlihat ada sosis dan juga nuget goreng disana.

"Tadi sarapannya habis atau dimakan berdua sama mba mba magang?" Tanyaku menyindir sedikit.

"Habis sama Aa atuh , malah pengen nambah" Jawabnya.

"Minta buatin sama mba mba magang aja A kan lebih deket dari pada Icen" Balasku ingin rasanya membahas prahara kemarin itu yang membuatku gedeg banget!

FAJAR VS ICENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang