KONDANGAN

222 16 0
                                    

Michel Agnesia.

Keluarga ku tengah bersiap-siap untuk datang ke acara pernikahan sepupuku yang  diadakan sore nanti, memang ya kalau dandan pasti kakak dan mamaku yang paling ribet. Sudah dari siang mereka mempersiapkan pakaian dan juga make up masing-masing, kalau aku sih santay bahkan mungkin nanti aku tidak make up an.Sedangkan aku masih dengan Arka dan Arki yang sibuk dengan mainan lego milik mereka.

"Arka jangan dirobohin legonya kasian Arki yang udah nyusun" kesalku kasian sama Arki yang dari tadi nyusun malah dirobohin dengan sekejap mata sama Arka.

Sedangkan Arka yang dimarahin cuma diem aja. Aku tahu didalam 

batin Arki "Lain kali jangan begitu ya! Waterbom menn!"

Setelah perdebatan main lego ini semua bersiap-siap  karena jam sudah  menunjukan jam empat sore. Kali ini aku datang tak sendirian, melainkan bersama A Fajar dan sebagai kado aku membungkuskan Masjom  yang selama ini sepupuku idam idamkan. 

"Fajar udah jalan dek?" tanya Ayah padaku yang tengah memasang sendal , mobil berwarna putih berhenti di depan gerbang rumah.

"AHH! ini dya yah datang" tunjukku saat A Fajar turun.

A Fajar masuk kedalam gerbang bersama dengan Masjom  yang mengintil dibelakangnya. Ternyata Masjom rela datang, padahal semalam membujuk Masjom seperti membujuk cowo kalo lagi berantem tau ga? yang kalo bales chat cuma , Iy, Y, Gpp, ok. Kan nyebelin banget pengen nampol mukanya tapi untung juara dunia.

"Nahh ini yang diomongin dateng, panjang umur" ujar Ayah sembari menyalami tangan A Fajar dan Masjom.

"Asalamualaikum om, apa kabar om? sehat?" ucap A Fajar yang menurutku pertanyaan nya basi banget Hahahaha.

"Walaikumsalam, sehat sih tapi yang ga sehat ini nya nih" Ayah sambil menunjuk kearah kantong jas nya.

"Wahh kalau yang itu mah sama om, sama-sama ga sehat" balas Masjom membuat kami tertawa. 

Semua sudah selesai bersiap-siap kini semua langsung menuju kedalam mobil, dan aku membawa kardus besar serta pita panjang untuk menghias kado nanti.

"Ini kardus gede banget buat apa dek?" tanya kakaku yang melihatku bingung.

"Ada deh, kepo banget orang tua" balasku.

"Yee masih muda ini"

Sepanjang perjalanan menuju ke gedung acara, aku bersenda gurau bersama A Fajar dan Masjom, walaupun kadang garing juga tapi lumayan buat nemenin A Fajar nyetir mobil supaya ga ngantuk, bahaya kalo ngantuk. 

Sampai di gedung resepsi aku meminta petugas wedding organaizer untuk mengambil trolly khusus kardus, dan aku mempersiapkan kardus besar tadi.

"Naik Masjom" aku menyuruhnya menaiki trolly tersebut.

"Gue naik?" tunjuknya pada diri sendiri sambil kaget.

"Iyalah mas"

"Ini di skenario lo ga ada" protesnya.

"Sekali-kali bantuin gue ngapa mas" ekspresi wajahku memelas.

A Fajar menepuk pundak Masjom, sempat bernafas berat Masjom akhirnya mengangguk dan langsung naik ke atas trolly tersebut. Dengan muka penuh penderitaan dya ku tutup dengan kardus dan langsung ku dorong trolly tersebut bersama A Fajar di sebelahku.

-Maaf ya masjom. Kali ini deh, kalo enak besok ulang lagi ya hahha- batinku.

Memasuki gedung disambut dengan tamu yang memberi jalan untuk kadoku ini, terlihat sepupuku yang menyambutnya dengan ekspresi wajah kaget karena kardus yang sangat besar ini.

FAJAR VS ICENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang