20.

179 13 5
                                    

INI LANJUTANYA YA ,
UDAH DOUBLE UP NYA?
ENJOY THE STORY 🍟

Fajar Alfian.

Setelah kejadian semalam aku mengirimkan total semua uang yang ku habiskan untuk membuat Brithday Party (GAGAL) itu ke whatsapp nya. Ku fikir untuk apa uang sebanyak itu ku habiskan jika tau bakal seperti tadi malam. Tanganku meremas ponselku dan kemudian membantingkan nya ke atas kasur, saat notifikasi chat ia berhasil mentransfer uang itu ke rekeningku.

"A Fajar" panggil Leo dari pintu yang tengah berdiri bersama Ko Hendra.

"Eh masuk-masuk ngapain lo disini le, ko?" tanyaku padanya.

"Bisa ngomong sama Fajar yang jadi-jadian semalem gak?" ledek Ko Hendra membuatku kesal.

"KO!" balasku.

"Gimana? Brithday party anak gue? aman?" tanya nya duduk di atas kasurku.

"Kacau ko" jawabku.

"Gue tau jar! Gini deh gue jelasin ya"

"Lo itu cowo lo boleh jalan , lo boleh juga kesana kemari sama temen tapi ga gitu caranya jar. Okey gue tau lo mau bikin prank and surprise buat Icen tapi lo kudu tau bener dulu Icen itu gimana? SIfatnya kaya gimana terus perasaanya itu kaya gimana? Gue ga bisa menyimpulkan mana yang salah dan mana yang benar. Gue cuma bilang ke lo, perempuan itu mudah dikendalikan asal kita ga macem-macem aja selesai" jelas Ko Hendra.

"Tapi gue cuma jalan sama  Wulan ko, itupun buat beli bahan surprise ulang tahun dya" balasku sedikit pembelaan.

"Nah itu, salahnya disitu. Lo bikin surprise buat cewe lo tapi lo gandeng cewe lain buat ngerencanain surprisenya. Coba deh posisi lo dibalik jadi kaya gitu sakit ga?"

"Iya ko, tapi gue gasuka dya sama Frans lo tau ko gue ngundang Frans dan malah yang dateng dya sama Icen gimana ga sakitnya hati gue"

"Lo ngundang ke Frans gimana?" tanya nya lagi.

"Gue ga bikin nama yang ulang tahun dan cuma nulis alamat dan juga jamnya sama ancaman sedikit."

"NAHH! Coba lo tulis tu nama yang ulang tahun pasti Frans mau bantuin lo buat surprise ini"

"Terus gue harus gimana ko?" tanyaku kepalaku sudah buntu.

Ko Hendra menjelaskan rencananya dan kemudian aku mengiyakan yang ia sarankan. Semoga saja berhasil.

Malam ini juga dengan  bantuan teman-temanku yang lain menyiapkan ini semua. Satu minggu aku meyakinkan ini dan akhirnya aku berani karena sempat berdamai dengan otak dan juga memutuskan egoku yang bisa dibilang melebihi pikiran positif ku.

"Ngapain lo kesini?" tanya nya baru turun dari mobil di garasi rumah Ko Hendra.

"Nagih utang lo selama lo jalan sama gue" jelasku mendekat ke arahnya.

"Cowo brengsek, ternyata selama ini lo anggep itu utang! DASAR MATA DUITAN!" capnya padaku membuatku tertawa renyah.

"Lo pikir di dunia ini gratisan? Nggak?!" tegasku.

"Kenapa lo ga sanggup bayar?" tanyaku lagi membuatnya memalingkan wajahnya.

"Yaudah lo bisa bayar pake" mataku menatap tubuhnya dengan ekspresi yang membuatnya bergidik.

"PAPA TOLO-" mulutnya langsung ku tutup menggunakan tanganku.

"SAMPE LO TERIAK LO BISA GUE NIKMATIN SEKARANG! DISINI JUGA!" ancamku.

"Gue bisa bayar, tapi gak sekarang"

"Gue butuh nya sekarang! Mau gamau lo bisa rela untuk itu" balasku dengan meta yang berkedip dan mendekat ke arahnya dan semakin dekat.

FAJAR VS ICENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang