SEBELUM TANDING

136 10 0
                                    

Minggu pertama di bulan Januari lalu di tahun yang baru ini Icen sudah berbubah statusnya menjadi Ny.Alfian. Semenjak menjadi istri Fajar membuat Icen nambah berat badan yang awalnya hanya 49 kg dan kini naik menjadi 55 kg. Hahaha! ternyata kalau kita berada di tangan orang yang tepat bakal naik BB nya ya, batin Icen saat menimbang badannya.

Kini Icen dan Fajar sudah tinggal di rumahnya sendiri yaitu di daerah Jakarta Timur yang baru mereka beli. Awalnya mereka akan tinggal saja di Bandung, namun mengingat dari Pelatnas jauh dan akhirnya mereka memutuskan untuk menyewakan rumah itu dan mencoba dp rumah baru di Jakarta.

Dua hari sebelum keberangkatan menuju Malaysia Open, dihabiskan oleh dua anak manusia yang sedang di mabuk asmara itu memutuskan untuk dirumah saja. Seperti saat ini mereka baru saju terbangun dari tidurnya padahal jam sudah menunjukan pukul sepuluh pagi. Bukan sedari malam mereka bangun tetapi sesudah subuh tadi mereka tertidur akibat semalam terlalu larut malam tidurnya.

"A bangun atuh udah siang" Icen menggoyangkan lengan tangan Fajar sambil menguap.

"Hmmmmmmmm iya" 

Fajar menjawab iya dan hanya memutar badannya memunggungi istrinya itu.

"Malah muter" gerutunya.

Alhasil Icen mengambil bantal yang ada di sebelahnya dan memukulnya ke arah Fajar beberapa kali namun hasilnya nihil.

"Awwww sakit istriku" ucapnya dengan matanya yang masih terpejam.

Icen mencoba menarik kelopak mata Fajar "Ini nih matanya buka dulu" ucapnya.

Akhirnya setelah berkali-kali tidurnya di usik dan dengan berbagai drama ia pun bangun dan duduk. 

"Iya ini sayang bangun"

Mau se keras apapun Icen teriak, mau se kasar apapun Icen ngata-ngatain Fajar kini balasan Fajar tak lupa menggunakan embel-embel sayang karena kini ia sudah menjadi istrinya.

"Icen beli sarapan di depan kompleks dulu ya?" Icen sambil merapihkan kamar yang sangat berantakan bak kapal pecah ini.

"Ikut" langsung terbangun dari duduknya dan berdiri tegap.

"Giliran bini nya pergi aja ngintilin mulu" 

"Iya dong kan aku suami kamu hehehe" 

Fajar berjalan menuju lemari dan mengganti piyama tidurnya menjadi hoodie dengan celana pendeknya. Jangan lupakan satu kecupan terjatuh di pucuk kepala istrinya. Kalau kata Fajar tiada hari tanpa kecupan untuk istrinya hahaha.

Gas motor mereka membuat motor scoopy merah hitam itu melaju menuju depan gerbang kompleks dan berhenti di depan penjual bubur ayam legend kalau kata orang-orang yang udah lama disini.

"Mang dua ya, yang satu ga pake kacang" pesan Icen pada penjualnya.

Sembari menunggu disana Fajar duduk-duduk juga dengan bapak-bapak yang tengah gotong royong di depan rumahnya masing-masing. Sekalian ngobrol-ngobrol dan kenalan karena Fajar dan Icen adalah warga baru disini.

"Orang baru mas?" tanya bapak-bapak dengan stelan kacamata dan juga peci menghampirinya.

"Iya pak" Fajar membuka maskernya agar lebih akrab ngobrolnya.

"Wahh mas Fajar Alfian yang ranking satu itu ya" ucap bapak itu "Saya RT 01 disini mas" jelasnya.

"Rumahnya di sebelah mana mas?" tanya lagi bapak-bapak berbadan gempal itu.

"Saya 15-A pak" 

"Kenalan mas fajar saya Firman ketua RT disini"

"Salam kenal semuanya, saya penghuni baru soalnya belum sempat keluar main-main pak" alasannya Fajar.

FAJAR VS ICENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang