3. Something Happened to My Heart💓

768 78 1
                                    

Minjeong yang hendak ke ruangan Suzy mendadak menghentikan langkahnya, ketika ia melihat Karina yang sedang bersama dengan seorang laki-laki. Karena kepo, Minjeong sedikit mengintip untuk mendengar isi percakapan mereka. Telinganya ia buka lebar-lebar, tidak ingin melewatkan satu kata pun.


"Sorry sekali lagi, gue gak bisa nerima lo"

"Kenapa Rin? Apa udah ada cowok lain yang lo suka?" Karina menggaruk lehernya yang tidak gatal, tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.

"Gue mau fokus sama pendidikan gue Jen, gue harap lo bisa ngertiin gue. Dan berhenti maksa gue buat jadi pacar lo" laki-laki yang bernama Jeno itu pun menghela nafas. Sudah sekian kalinya ia menyatakan perasaannya pada Karina, tapi tetap saja selalu berujung penolakan. Entah apa yang kurang darinya?

"Udahkan? Gue pergi" setelah itu Karina beranjak meninggalkan Jeno.



Melihat Karina berjalan menujunya, Minjeong segera bersikap so cool. Ia pura-pura tidak melihat Karina tadi. Ketika pandangan mereka tidak sengaja bertemu, keduanya segera membuang muka ke arah lain. Karina sedang dalam mood buruk, jadi ia tidak ingin berurusan dengan Minjeong terlebih dahulu. Namun tidak untuk Minjeong, yang sekarang sudah berhasil menghentikan langkah Karina.

"Kenapa gak di terima aja sih? Kan sayang lo sia-siain cowok setajir Jeno" kebiasaan menyebalkan Minjeong yang Karina benci, dia suka mencampuri urusannya.

"Dasar penguping! Gak sopan banget lo!" Minjeong tersentak, dalam hati ia merutuki kebodohannya sendiri. Sudah susah-susah sembunyi tadi, malah dirinya keceplosan.

"Jangan sembarangan lo, gue tadi gak sengaja aja denger" ia memalingkan wajahnya ketika Karina menatapnya dengan tatapan penuh selidik.

"Ok, anggap aja gue percaya" setelah mengatakan itu Karina pergi.

'Oh Shit!!'

~🍁~

Setelah kelasnya selesai, Karina bergegas pergi ke kantor Winter. Ia sangat membutuhkan pelukan sahabatnya itu. Dan sekarang ia sudah ada di depan pintu ruangan Winter. Tanpa mengetuk terlebih dahulu ia langsung membuka pintunya.

Winter yang sedang berkutat dengan setumpuk berkas-berkas di atas mejanya, menoleh ke arah pintu yang di buka.

"Karin?" Karina hanya tersenyum, lalu ia menutup pintu dan tidak lupa juga ia menguncinya agar tidak ada yang mengganggu.

"Hm, kenapa kaget ya?" dengan santai Karina duduk di atas pangkuan Winter.

"Ada apa?" seakan tahu jika Karina sedang ada masalah.

"Gak papa, aku cuma kangen sama kamu" ujar Karina manja. Tangannya bergerak membuka kancing atas kemeja Winter. Salah satu kebiasaan Karina dan Winter yang tidak banyak orang tahu termasuk Minjeong, jika sedang berdua mereka tidak segan melakukan skinship yang cukup intim. Sama-sama memiliki perasaan satu sama lain, tapi tidak ingin mengambil resiko. Karena di negara mereka hubungan sesama perempuan masih tabu. Winter maupun Karina tidak ada yang berani mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. Terlalu takut.

Tangan Karina tidak sabaran, ia bahkan melepaskan kancing kemeja Winter dengan tergesa-gesa, hingga beberapa kancing kemeja Winter putus.

Melihat itu pun, Winter segera menahan tangan Karina, lalu membawanya untuk mengalung di lehernya.

'Chup'

Winter mencium bibir Karina lembut untuk menenangkannya. Di rasa Karina sudah cukup rileks, ia menggendong Karina masuk ke dalam kamar yang ada di dalam ruangannya.

Setelah sudah berhasil menidurkan tubuh Karina di atas ranjang, Winter melepas kemeja yang tadi sudah di buka kancingnya oleh Karina dan membuangnya asal. Sekarang giliran Winter yang membuka baju Karina. Tanpa melepas ciuman mereka.

'Nnghh'

Desahan tertahan Karina berhasil membuat nafsu Winter bangkit. Dengan tergesa ia membuka pakaian yang melekat di tubuh Karina. Ketika sudah berhasil, ia membuat kecupan-kecupan basah di leher jenjang Karina. Hari ini cukup melelahkan baginya, dari pagi sampai siang terus berkutat dengan berkas-berkas. Dan ia butuh melampiaskan nafsunya sekarang. Cukup beruntung, karena Karina menemuinya terlebih dahulu, jadi ia tidak perlu lagi menjemput Karina di kampusnya.

'Aahh sayanghhh'

Karina menekan kepala Winter agar semakin kencang menghisap nipple nya yang sudah menegang.

Sudah puas dengan dada Karina, ciuman Winter turun kebagian bawahnya yang masih tertutup celana dalam. Lalu ia membukanya perlahan. Vagina Karina sudah basah dan tampak kemerahan. Tanpa membuang waktu ia langsung memasukan lidahnya keluar masuk di lubang Karina. Membuat sang pemilik mendesah tak karuan. Winter memang pandai memuaskannya.

Sedang asik dengan pergulatan panas mereka, tiba-tiba handphone Winter berdering. Membuat Winter terpaksa menghentikan aktifitasnya, "Bentar ya" ijinnya pada Karina yang masih mengatur nafasnya. Karina hanya mengangguk. Lalu Winter keluar dari kamar untuk mengambil handphone nya yang ada di atas meja kerjanya.

"Ya halo?"

"Kak jemput gue dong, motor gue mogok nih" terdengar suara Minjeong yang kesal dari seberang sanah.

"Kamu ada di mana?"

"Masih belum jauh dari area kampus kok"

"Ok, kamu tunggu aja di sana, kakak langsung ke sana sekarang"

'Tuut'

"Siapa?" Winter sedikit berjengkit kaget mendengar suara Karina dari belakangnya. Karina sudah memakai pakaiannya kembali.

"Minjeong, motornya mogok dia minta jemput" Karina mengangguk, "Aku ikut ya?" pintanya.

"Tumben? Biasanya gak mau deket-deket sama Minjeong" heran Winter. Tidak biasanya Karina mau satu mobil dengan adiknya. Karena mereka akan ribut jika berada di satu ruangan yang sama.

"Aku kangen sama kamu. Boleh ya?"

Winter menghela nafas, "Boleh, asal nanti jangan berantem" Karina langsung mengangguk.

Winter mengambil kunci mobilnya dan keluar dari ruangannya di ikuti Karina di belakangnya.













































~🍁Late Regret🍁~

"Hanya satu kata, aku mencintaimu
Tak bisakah kau mengatakan satu kata itu?"

***

Late Regret🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang