Minjeong mengibas-ngibaskan rambut cantiknya, hari ini panas sekali membuat dirinya kegerahan. Kakaknya dari tadi tak kunjung datang juga. Padahal jarak kantor kakaknya dengan kampusnya itu tidak terlalu jauh. Tapi ini bahkan sudah setengah jam ia menunggu kakaknya. Mana cuaca hari ini sangat panas. Dan ia menunggu kakaknya di pinggir jalan, karena ia terlalu malas mencari tempat lain, motornya mogok dan ia sudah lelah mendorongnya dari tadi. Tenaganya sudah terkuras habis.
Dari jauh Minjeong melihat mobil kakaknya datang, dalam hati ia bersyukur akhirnya kakaknya itu datang juga.
Winter turun dari mobil untuk melihat keadaan adiknya, "Maaf lama" ucapnya merasa bersalah.
"Gak papa kak, yang penting kakak udah dateng" ucap Minjeong, ia lalu langsung membuka pintu depan mobil kakaknya.
"Lo? Kok lo ada di sini!" kagetnya saat melihat Karina sudah duduk manis di kursi depan.
"Emang kenapa kalo gue ada di sini? Masalah buat lo?" ucap Karina malas.
Minjeong berdecak sebal, "Lo duduk di kursi belakang gih, gue mau duduk di sini"
"Enak aja, gue duluan yang duduk di sini, lo yang di belakang" Karina tidak mau mengalah.
"Lo jadi cewek nyebelin banget! Gue sumpahin gak ada yang mau sama lo" Minjeong pergi ke kursi belakang dengan kesal.
"Enak aja, banyak kali yang mau sama gue, emang lo yang gak laku-laku" ejek Karina.
Winter hanya menyaksikan saja perdebatan sahabat dan adiknya itu. Percuma jika ia mencoba menengahi mereka. Jadi biarkan saja, nanti kalau sudah lelah mereka juga akan berhenti sendiri.
"Eh iya gue lupa, lo kan tadi abis di tembak Jeno. Ya deh gue akuin lo banyak yang suka di kampus, bahkan tiap hari lo di kirimin surat cinta sama mereka" Karina panik, ia melirik Winter sekilas, Winter hanya diam saja. Tapi diamnya berbeda, Karina tahu arti diamnya itu.
"Apaan sih lo!" Karena kesal Karina melempar Minjeong dengan sendal yang ia pakai.
"Eh anjing! Ngapain lo lempar sendal buluk ke gue? Ngajak berantem lo? Sini kalo berani" Minjeong sudah berancang-ancang, namun Karina hanya memutar matanya malas. Tidak ingin mengurusi Minjeong lagi. Kini fokusnya ke Winter.
Winter sudah menjalankan mobilnya, tujuannya pulang ke apart. Ia butuh istirahat. Entah kenapa moodnya mendadak buruk setelah mendengar ucapan Minjeong. Karina ternyata banyak yang suka di kampusnya. Harusnya ia tahu itu, karena dulu saat ia masih kuliah saja, banyak yang terang-terangan menyatakan perasaannya pada Karina di depannya. Walau selalu berujung penolakan dari Karina. Tidak tahu kenapa Winter jadi takut suatu saat Karina akan menerima salah satu dari mereka dan meninggalkannya.
"Kak kelewat" sibuk dengan lamunannya Winter sampai melewati area apartnya.
"Aduh kakak ngelamunin apa sih sampe kelewat gini? Pasti ngelamunin Sungchan ya?" Sungchan teman sekantor Winter. Dia memang menyukai Winter. Sudah beberapa kali juga dia menembak Winter. Tapi selalu di tolak Winter. Minjeong tahu Sungchan, karena dia sering datang ke kantor Winter. Dan Sungchan yang memberitahunya langsung kalau dia menyukai saudara kembarnya itu. Minjeong tidak masalah, selagi Sungchan baik pada kakaknya.
"Gue turun duluan" malas mendengar omong kosong Minjeong. Karina lalu segera keluar dari mobil.
"Lain kali gak usah bahas Sungchan. Kakak gak suka dia" ucap Winter setelah itu ia menyusul Karina.
"Pada kenapa sih? Sensian amat, heran gue" Minjeong menggelengkan kepalanya, lalu ikut menyusul Karina dan Winter.
~🍁~
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Regret🍁
FanfictionMengapa saat itu aku tak menyadarinya? Kau yang selalu menatap ke arahku Berkali-kali Kau yang selalu di sisiku Mengapa aku tak menyadarinya? ~🍁🍁~