13. Waiting🍃

732 84 13
                                    

Setelah dari cafe Minjeong kembali lagi ke kantor kakaknya. Ia berniat ingin menjemput Karina. Walau bagaimanapun Karina pergi bersamanya tadi jadi ia juga yang harus memulangkannya kembali.

Minjeong memilih menunggu Karina di parkiran karena tidak ingin memergoki kejadian seperti tadi lagi. Sudah cukup hatinya sakit saat melihat orang terkasihnya sedang bercumbu dengan orang lain. Ia tidak ingin membuat hatinya sakit lagi.

Detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu tapi Karina tak kunjung juga keluar dari kantor Winter. Minjeong berusaha sabar, mungkin sebentar lagi Karina akan keluar. Andai handphone Minjeong tidak kehabisan baterai mungkin ia sudah sedari tadi menghubungi Karina untuk menanyakan kapan dia akan keluar dari kantor Winter. Tapi sayang baterai handphone nya habis jadi ia tidak memiliki pilihan lain selain tetap bersabar menunggu Karina keluar dari kantor Winter.

Lama menunggu Karina membuat Minjeong di dera rasa kantuk, sampai pada akhirnya ia tertidur di parkiran motornya.

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

~🍁~

"Karin" panggil Winter. Karina yang sedang asik makan menghentikan makannya sebentar untuk memfokuskan atensinya pada Winter.

Terlihat Winter mulai mengeluarkan sebuah kotak dari jas kerjanya lalu membukanya di depan Karina.

"Will you merry me?" ucap Winter dengan penuh kesungguhan. Matanya masih menatap Karina penuh cinta. Kali ini ia benar-benar yakin dengan pilihannya, karena ia tidak mau sampai kehilangan Karina di dalam hidupnya apalagi setelah mengetahui sang adik memiliki perasaan pada Karina. Winter tidak mau sampai Minjeong merebut Karina darinya, ya sebut saja ia jahat pada Minjeong. Tapi soal cinta siapa yang peduli? Sekalipun dengan adik kandungnya sendiri. Lagi pula Winter sudah lebih dulu menyukai Karina, jadi tidak salah jika ia ingin memiliki Karina bukan? Dan Winter yakin Minjeong akan menemukan orang yang lebih tepat untuknya nanti, tapi jelas itu bukan Karina. Karena Karina hanya milik Winter Kim seorang.

Karina masih betah diam di tempatnya tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Ini terasa seperti mimpi. Otaknya tidak mampu memproses perkataan Winter dengan baik.

"Karin" sekali lagi Winter memanggil Karina yang masih bengong, tangannya lalu menggenggam tangan Karina yang berada di atas meja untuk menyadarkannya.

"Ya?" Winter tersenyum, "Will you merry me?" tanyanya mengulang kembali. Jika tadi Karina hanya bengong kali ini tidak. Dengan yakin Karina menganggukan kepalanya. Akhirnya impiannya selama ini bisa terwujud juga. Ia bisa menikah dengan Winter, gadis cantik impiannya.

Mendapat jawaban positif dari Karina membuat Winter bahagia, mulai hari ini Karina Yoo adalah miliknya, tidak ada yang boleh jatuh cinta padanya lagi, karena Karina sudah menjadi miliknya.

"Makasih sayang" tersenyum sambil memasangkan cincinnya ke jari manis Karina. Begitupun sebaliknya Karina juga memasangkan cincin ke jari manis Winter karena Winter membeli sepasang.

"Mulai sekarang kamu milik aku" ujar Winter posesif memandang Karina.

"Kamu juga milik aku" tak kalah posesif dari Winter. Keduanya tersenyum bahagia.

"Aku udah pesen villa, nanti abis ini kita langsung ke sana ya?"

"Jadi kamu udah nyiapin ini semua?" Winter mengangguk tersenyum. Ia memang sudah merencanakan ini dari jauh-jauh hari. Tentunya tanpa sepengatahuan Karina.

Late Regret🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang