Minjeong mengaduk-aduk sarapannya. Entah kenapa pagi ini dia tidak berselera makan. Biasanya tidak begitu. Pasti ini gara-gara kejadian kemarin malam. Minjeong masih mengingat perkataan kakaknya pada Karina. Berarti selama ini kakaknya seorang lesbian? Dan kakaknya jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Kenapa harus Karina? Kenapa kakaknya harus jatuh cinta pada Karina? Kenapa? Memikirkan itu membuat kepala Minjeong sakit.
Sekarang ini Minjeong masih berada di apart. Dia belum berangkat kuliah. Sudah di bilang Minjeong sedang tidak bersemangat hari ini. Malas melakukan apa-apa. Hanya ingin duduk diam saja. Lebih baik Minjeong bolos kuliah saja dari pada nanti dia membuat kekacauan di kampusnya. Nanti Winter lagi yang akan terkena masalah gara-gara dirinya.
"Makanan gunanya buat di makan bukan buat di aduk-aduk" Karina baru saja keluar dari kamar Minjeong. Dia kini ikut duduk bergabung dengan Minjeong di meja makan. Winter sudah berangkat ke kantornya sebelum Karina bangun. Jadi Karina tidak tahu kalau semalam Winter tidur di sampingnya.
"TERSERAH GUE! KOK LO YANG REPOT!" jawab Minjeong ketus. Dia kesal dengan Karina tapi tidak tahu apa alasannya.
"Ketus amat jawabnya neng. Pasti lagi pms nih" tebak Karina sambil menampilkan wajah julidnya. Minjeong hanya menatap malas saja.
"Lo gak kuliah?" tanya Karina dia sudah berhenti menggoda Minjeong. Sepertinya Minjeong dalam keadaan mood yang buruk sekarang. Jadi tidak pas jika Karina menggoda Minjeong untuk sekarang. Takut Minjeong akan mengeluarkan ekor sembilannya.
"Apa peduli lo?!" jawaban Minjeong masih saja ketus. Bukankah sudah di bilang tadi, Minjeong sedang kesal dengan Karina. Jadi apapun perkataan yang Karina lontarkan itu terdengar sangat menjengkelkan untuk Minjeong.
Karina mengernyit heran dengan keanehan Minjeong. Minjeong biasanya memang aneh tapi tidak seaneh pagi ini. Sebenarnya ada apa dengannya?
"Bener deh kayanya lo lagi pms" ucap Karina. Lalu hendak pergi namun tangannya sudah lebih dulu di pegang Minjeong, "Mau kemana lo?" tanyanya. Bertambah heranlah Karina.
"Mau jauh-jauh dari lo, takut gue nanti di makan" ucap Karina. Mendengar perkataan Karina seketika Minjeong tersenyum penuh arti. Dia lalu berdiri dan mendekat ke arah Karina. Hal itu sukses membuat Karina kaget dengan pergerakan tiba-tiba Minjeong. Sebisa mungkin Karina biasa saja, takut Minjeong hanya ingin mengerjainya. Karena memang biasanya Minjeong suka begitu.
"Kenapa takut di makan gue?" ucap Minjeong yang semakin mendekat pada Karina.
'PLAKK!'
Karina menepuk dahi Minjeong dengan kelima jarinya. Lalu dia mendorong wajah Minjeong untuk menjauh dari wajahnya.
"Bayi lo gak cocok ngomong kaya gitu, lo terlalu bayi buat ngomong hal dewasa tau gak" ucapan Karina berhasil membuat Minjeong berdecih sebal. Bayi? Siapa yang di maksud bayi oleh Karina? Dirinya? Hei, Karina dan dirinya hanya berbeda satu tahun saja. Itu bukan berarti Karina bisa menganggap dirinya seperti anak kecil.
"Iya deh tau yang udah tante-tante mah" Minjeong tersenyum miring melihat wajah Karina berubah menjadi kesal. Siapa suruh Karina mengatainya bayi. Kalau Minjeong bayi berarti Karina tante-tante kan? Minjeong tidak salah mengatakan itu. Semua kesalahan itu berawal dari Karina. Jadi Karina yang harus menanggungnya.
"Ngeselin lo ya lama-lama!" kesal Karina.
"Kirain ngangenin lama-lama" goda Minjeong. Moodnya sudah kembali baik. Dan kalian pasti tahu siapa penyebabnya bukan?
Karina memutar bola matanya malas, dia menyesal sudah menggoda Minjeong tadi. Harusnya dia biarkan saja Minjeong jadi pendiam seperti tadi. Toh dia yang akan di untungkan. Tapi sialnya dia justru mengembalikan mood Minjeong.
"Hari ini mau jalan gak sama gue?" tawar Minjeong. Karina segera menatapnya, "Gue gak salah denger? Lo ngajak gue jalan?" tanya Karina.
"Lo gak budeg kan?" Minjeong membuang mukannya. Tidak mungkin juga jika dia mengatakannya dua kali. Karina akan besar kepala nanti.
"Gue gak budeg, tapi gue cuma mau mastiin aja kalo gue tadi gak salah denger"
"Ck! Jadi mau gak? Kalo gak ya gak papa, gue bisa ja____"
"Iya gue mau" ucap Karina sebelum Minjeong menyelesaikan perkataannya.
"Ok, gue tunggu di parkiran" ucap Minjeong lalu dia keluar dari apart.
Karina masuk kamarnya untuk bersiap-siap. Hari ini dia tidak ada kelas, jika di rumah saja bosan. Apalagi tidak ada Winter. Ah Karina lupa jika dia masih marah dengan Winter. Biarlah, dia malas untuk berbaikan dengan Winter. Apalagi jika mengingat kejadian Winter yang sedang berciuman dengan orang lain. Setiap mengingatnya membuat hati Karina tiba-tiba saja jadi sakit. Kenapa bisa Winter tega melakukan itu? Apa dia tidak memikirkan perasaan Karina? Ah, Winter memang tidak peduli dengan perasaaan Karina. Memangnya apa pentingnya Karina untuk Winter? Karina hanya sahabatnya saja tidak lebih dan tidak kurang. Hanya sahabat. Camkan itu. Di sini Karina yang bodoh, berharap lebih pada orang yang memang tidak pernah menganggapnya lebih. Harusnya dia sadar, Winter tidak memiliki perasaaan padanya. Tapi dia selalu meyakinkan dirinya kalau Winter memiliki perasaan yang sama dengannya. Semua ini salahnya.
"Naik motor?" tanya Karina yang kini sudah berdiri di samping motor Minjeong.
"Naik angkot! Ya motorlah, lo gak liat apa motor segede gini" Minjeong menatap Karina malas, "Cepet naik! Gak usah banyak cincong!" Minjeong menarik tangan Karina agar segera menaiki jok motornya.
"Sabar ngapa, buru-buru amat lo! Kaya lagi di kejar penagih utang" ucap Karina yang kesal Minjeong membuat dirinya jadi terburu-buru.
"Dah" Karina menepuk bahu Minjeong, menandakan dirinya sudah siap di bawa kemana saja oleh Minjeong. Kecuali ke akhirat. Karena Karina belum siap. Dosanya masih menumpuk, nanti saja jika dosanya sudah tidak ada, baru dia siap di bawa ke akhirat.
'BRUMM BRUMM'
Minjeong mulai menjalankan motornya. Tanpa Karina ketahui di balik helm Minjeong sedang tersenyum. Apalagi Karina memeluk perutnya erat.
'Lo mungkin lupa hari ini hari apa, tapi gak papa gue seneng, kali ini gue bisa ngerayain hari ulang tahun gue sama lo' senyum Minjeong. Jika Karina mengingat hari ini, mungkin Karina akan menghabiskan waktunya bersama dengan Winter. Karena hari ulang tahun Minjeong dan Winter sama. Minjeong bersyukur Karina melupakan hari ini.
'My best year'
~🍁Late Regret🍁~
"Seperti angin yang berhembus menjauh
Aku akan membiarkanmu pergi"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Regret🍁
FanfictionMengapa saat itu aku tak menyadarinya? Kau yang selalu menatap ke arahku Berkali-kali Kau yang selalu di sisiku Mengapa aku tak menyadarinya? ~🍁🍁~