Sepanjang jalan Minjeong maupun Karina tidak ada yang memulai percakapan. Keduanya sama-sama di landa rasa canggung. Sampai mereka tiba di apart. Karina buru-buru masuk dia merasa malu dengan Minjeong.
Di ruang tamu Winter melihat keduanya dengan tatapan heran. Winter sengaja pulang lebih cepat dari biasanya, karena dia ingin meluruskan kesalahpahamannya dengan Karina. Dia tidak mau Karina sampai menjauhinya. Winter tidak sanggup berada jauh dari Karina.
Karina masuk ke dalam kamarnya, dia sempat menoleh ke arah Winter, namun setelah itu dia segera pergi ke kamarnya. Sedangkan Minjeong dari tadi hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Kejadian di pantai tadi masih terekam jelas di ingatannya. Dia merasa malu sekaligus bodoh. Semoga saja setelah ini Karina tidak menjauhinya.
"Kalian abis dari mana?" tanya Winter ke Minjeong.
"Pantai" jawab Minjeong singkat, lalu dia memilih masuk ke dalam kamarnya dari pada duduk bergabung dengan Winter di ruang tamu.
Setelah melihat adiknya masuk ke dalam kamar, Winter menyusul Karina. Dia masuk ke dalam kamarnya yang juga menjadi kamar Karina. Winter mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Karina. Tidak ada Karina. Namun terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi. Karina pasti sedang mandi. Seketika senyum Winter terbit. Dia menghampiri kamar mandi dan membuka pintunya. Karina tidak mengunci pintu kamar mandinya. Hal itu tentu membuat Winter bisa masuk ke dalam dengan mudah.
'Dia sengaja atau memang lupa mengunci pintunya?'
Setelah berhasil masuk Winter langsung mengunci pintunya. Dia melihat Karina sedang berendam di dalam bathtube. Winter sudah mandi tapi tidak masalah jika dia harus mandi dua kali. Winter melepas semua pakaian yang melekat di tubuhnya lalu bergabung dengan Karina di dalam bathtube. Karina yang dari tadi memejamkan matanya kaget melihat Winter sudah berada di belakangnya. Dia tidak menyadari kedatangan Winter.
"Ngapain kamu di sini?!!" ketus Karina, jelas dia masih marah dengan Winter.
"Mandi" jawab Winter acuh. Karina mendengus mendengar jawaban Winter.
'Chup'
Winter mengecup leher Karina yang terekspos. Rambut panjang Karina di cepol, hingga memperlihatkan leher jenjangnya. Jadi memudahkan Winter mencuri kecupan di sana.
'Chup'
Kali ini Winter mencium bahu Karina.
'Chup'
Terakhir dia mencium pipi Karina. Dua hari tidak bertegur sapa membuat Winter sangat merindukan Karina. Dia merindukan kebersamaan mereka. Winter memeluk Karina dari belakang. Dagunya dia senderkan di bahu kanan Karina.
"Tadi di kantor gak kaya yang kamu liat" ucap Winter sambil mengecupi leher Karina.
Karina masih diam, dia terlalu malas untuk berbicara. Jadi lebih baik dia membiarkan saja Winter yang berbicara.
"Dia tiba-tiba cium aku, aku gak tau dia bakal cium aku"
"Maaf" ucap Winter, dia sedih melihat Karina mengacuhkannya seperti ini.
"Udahlah, aku gak mau bahas itu lagi" Karina berbalik dan menatap Winter. Dia menangkup wajah Winter dengan kedua tangannya.
'Chup'
Karina mencium bibir Winter. Winter tersenyum, dia membalas lumatan Karina. Perlahan Winter mengangkat tubuh Karina ke pangkuannya. Semakin lama ciuman mereka semakin panas.
Bahkan kini ciuman Winter sudah berpindah ke dada Karina. Dia menghisap dan mengulum bergantian nipple Karina. Membuat Karina melengkuh kenikmatan.
'Aaahhh Winhhh' Karina semakin menekan kepala Winter ke dadanya.
"Jangan di sini, kita nyewa hotel aja ya?" Winter tidak mau sampai perbuatan mereka di ketahui Minjeong. Karina hanya mengangguk. Dia bangkit dari pangkuan Winter dan keluar lebih dulu untuk bersiap.
~🍁~
Minjeong sedari tadi hanya bermain game saja. Dia bosan ingin melakukan apa. Sebenarnya tugas kuliahnya banyak yang belum dia kerjakan, tapi Minjeong malas untuk mengerjakannya. Labih baik di bermain game dari pada harus mengerjakan tugas kuliah yang tidak ada habisnya itu.
"Gue kok laper ya?"
"Oh ya gue kan tadi belum sempet makan" Minjeong menepuk dahinya sendiri. Lalu dia segera keluar dari kamarnya.
"Sepi amat? Pada kemana?" heran Minjeong. Dia lalu pergi ke kamar kakaknya.
"Gak ada? Mereka pergi ya?" ucap Minjeong setelah melihat kamar Winter yang tidak berpenghuni.
Minjeong lalu menuju dapur. Dia mencari makanan di sana. Perutnya sudah berbunyi, dia harus segera makan.
"Anjir! Mereka gak masakin gue dulu sebelum pergi?" kesal Minjeong. Sudah tahu dia tidak bisa memasak, tapi kakaknya dan Karina tega sekali tidak memasakannya terlebih dahulu. Jika begini Minjeong makan apa dong? Kalau pesan makanan pasti datangnya lama. Minjeong sudah keburu kelaparan.
"Ck! Terpaksa gue harus bereksperimen, dari pada gue mati kelaparan"
Minjeong mengambil bahan apa saja yang ada di kulkas.
"Yang gampang masak sayur aja kali ya?" dia bertanya pada dirinya sendiri.
"Pertama ambil panci terus kasih air" bisa saja Minjeong melihat di internet, tapi dia terlalu malas untuk mengambil handphone nya yang ada di kamar.
Minjeong mulai menyalakan apinya setelah dia meletakkan panci berisi air di dalamnya.
Selagi menunggu air mendidih Minjeong memikirkan setelah ini apa yang harus dia masukan?
"Ok, sayur" Minjeong mengambil kangkung dan memotongnya sesuai seleranya. Lalu di masukannya ke dalam panci karena air sudah mendidih tadi.
"Abis ini apa lagi?" Minjeong berpikir keras.
"Masako? Ah ya masako" Minjeong mengambil masako yang ada di rak atas.
"Berapa banyak yang harus gue tuangin?" Minjeong melihat ke arah panci dan juga masakonya bergantian. Air yang dia rebus tadi cukup banyak, jika dia memasukan satu sachet masako pasti kurang. Jadi Minjeong mengambil masakonya lagi. Lalu dia memasukan dua sachet masako ke dalam panci sekaligus. Setelah itu dia mengaduk-aduknya agar masako yang dia masukan melebur rata.
"Ini nanti enak gak sih ya?" Minjeong ragu dengan hasil masakannya sendiri. Terakhir kali dia memasak nasi goreng, tapi jadinya bukan nasi goreng melainkan nasi minyak. Minjeong memasukan minyaknya terlalu banyak. Wajar karena Minjeong tidak tahu bagaimana cara memasaknya, selama ini dia hanya tinggal menikmatinya saja. Karina dan Winter yang memasakannya.
"Enak gak enak yang penting gue bisa makan" ucap Minjeong. Dia memindahkan hasil masakannya ke dalam mangkuk besar. Lalu membawanya ke meja makan.
"Semoga gue gak sakit perut nanti" monolognya.
~🍁Late Regret🍁~
"Ini benar-benar sulit bagiku untuk melaluinya
Sepanjang hari, aku memikirkanmuJangan tinggalkan aku
Bahkan jika kita tidak bisa melihat masa depan kitaBisakah kau percaya padaku dan menungguku?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Regret🍁
FanfictionMengapa saat itu aku tak menyadarinya? Kau yang selalu menatap ke arahku Berkali-kali Kau yang selalu di sisiku Mengapa aku tak menyadarinya? ~🍁🍁~