10. Seonju and Muzaka (2)

75 9 3
                                    

Sebelum Shinwoo dan kawan-kawan pulang....

"Tunggu!"

Terdengar sebuah suara yang menginterupsi langkah Shinwoo dan kawan-kawan. Mereka menoleh ke arah sumber suara yang ternyata berasal dari belakang mereka. Tampak oleh mereka Muzaka yang berdiri lalu ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana panjangnya.

"Ada apa, Tuan Muzaka?" tanya Shinwoo penasaran.
"Izinkan aku mengantarmu pulang."
"Eh?" ucap Seonju dan yang lainnya terkejut.

"Kenapa tuan ingin mengantar kami pulang?" tanya Ikhan penasaran. Kini ia tidak lagi terkejut.
"Sesekali tidak masalah, kan?"
"Tentu saja tidak."

"Tenang. Rai dan Frankenstein juga akan ikut. Jadi, aku tidak sendirian."
"Baiklah."

"Sebaiknya kita berangkat sekarang. Semakin lama di sini malam akan semakin larut dan kalian tidak bisa pulang nanti."
"Ya sudah, ayo kita pulang!" ajak Sui dan dijawab anggukan Yuna, Shinwoo, dan Ikhan.

Shinwoo, Ikhan, Yuna, dan Sui berjalan lebih dulu disusul Cyan, Seonju, Muzaka, dan Rai. Frankenstein menoleh ke arah Regis dan Seira ketika Regis memanggilnya.

"Tuan, lalu, bagaimana dengan kami?"
"Tolong kau bersihkan sampah dan kotorannya. Seira, tolong kau sapu lantainya. Takio dan M-21, tolong cuci gelas, piring, garpu dan sendok setelah itu kalian pergi bertugas."
"Baik, Bos," jawab Tao patuh.

Mereka semua langsung melakukan perintah Frankenstein. Tao berlari ke ruang kendali di bawah tanah sementara Seira pergi ke dapur untuk mengambil sapu. Regis mengambil sampah-sampah diikuti Takio dan M-21 yang memunguti peralatan makan. Sementara itu, Frankenstein menutup pintu dan segera menyusul Seonju dan yang lainnya.

.
.
.
°°°°°°°°°°°°°°° N∅b|€§§€ °°°°°°°°°°°°°°°°°
.
.
.

Di perjalanan....

Tampak Shinwoo berjalan sembari bercanda tawa dengan Ikhan, Yuna, dan Sui sementara Cyan hanya diam saja mendengarkan obrolan mereka. Di belakang mereka ada Seonju yang berjalan santai bersama Muzaka, Rai, dan Frankenstein. Sepertinya, Shinwoo dan Ikhan sudah lupa tentang kejadian yang menimpa mereka beberapa waktu lalu. Apa Frankenstein sudah menghapus ingatan mereka?

Entahlah. Sepertinya tidak.

"Mm... Tuan Muzaka...." panggil Seonju ragu-ragu. Ia membuang muka sementara Muzaka menoleh ke arahnya.
"Ya?"

"Terima kasih sudah mau mengantarku pulang. Oh, pada Pak Kepala Sekolah dan Rai juga."
"Sama-sama," jawab Muzaka sembari tersenyum simpul.

"Oh, aku tidak tahu dimana rumahmh dan Seonju," ucap Frankenstein.
"Saya dan Seonju rumahnya berdekatan. Nanti, antar kami sampai taman saja. Shinwoo pernah cerita dari taman dia dan kawan-kawan. Saya dan Seonju ke utara."
"Baiklah," ucap Frankenstein mengerti.

Selama perjalanan, tidak terjadi obrolan diantara Seonju dan juga Frankenstein, Rai, dan Muzaka. Paling hanya Shinwoo dan kawan-kawan yang berisik di depan sana. Kebisuan mereka tercipta selama lima belas menit dan setelahnya, kebiusan itu pecah karena suara yang berasal dari depan mereka.

"Dah, Tuan Muzaka, Rai, dan Pak Kepala Sekolah. Sampai bertemu besok," ucap Shinwoo pamitan.
"Dah," ucap Yuna sembari tersenyum.

"Terima kasih sudah mengantar kami pulang," ucap Sui lalu ia membungkuk untuk memberi hormat.

"Saya dan Cyan pulang dulu. Sampai jumpa besok, kalian bertiga," ucap Seonju lalu ia membungkuk untuk memberi hormat.
"Sama-sama. Sampai jumpa besok dan hati-hati di jalan," jawab Frankenstein sembari tersenyum simpul.

Shinwoo, Yuna, Ikhan, Sui, Seonju, dan Cyan berbalik lalu mereka melanjutkan langkah mereka menuju tempat tinggal mereka masing-masing. Seperti yang Seonju katakan. Shinwoo dan ketiga temannya berjalan ke arah barat sementara Cyan dan Seonju pergi ke arah utara. Setelah mereka tidak terlihat lagi, Rai, Muzaka, dan Frankenstein balik badan dan mereka pun berjalan pulang. Mereka pulang dengan santai ditemani bulan sabit yang bersinar terang.

Noblesse: Between Past & NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang