4. Peringatan Shinwoo

245 18 1
                                    

Beberapa menit setelah pertarungan antara Dva dan Cyan berakhir....

Tampak seorang wanita berambut oranye dengan kuncir kecil di sebelah kiri melesat terbang menuju kota di tengah kegelapan malam. Sesampainya di tempat tujuan, ia melayang di udara lalu memejamkan kedua matanya. Muncul sebuah cahaya berwarna pink dari tubuhnya dalam bentuk lingkaran datar melesat menuju ke seluruh penjuru kota. Rupanya, ia sedang memindai sesuatu. Beberapa kali pemindaian dilakukan dan pada akhirnya, ia menghentikan aktivitasnya lalu membuka kedua matanya.

"Di sana."

Wanita itu kembali terbang lalu ia berdiri di atap sebuah toko sepatu. Ia segera turun lalu terbang menuju ke trotoar yang rusak akibat sebuah hantaman besar. Wanita itu berjongkok lalu ia sentuh trotoar dengan telapak tangan kanannya. Ia kembali memejamkan kedua matanya lalu muncul sebuah cahaya biru dari tubuhnya menyinari sekitar trotoar. Ia membuka matanya dan menghentikan aktifitasnya lalu berkata sembari menggerutu.

"Grrr, dasar ceroboh. Seenaknya bertarung lalu pergi begitu saja tanpa menghapus jejak pertarungan. Kalau musuh tahu tamatlah riwayat kita!"

....

"Lagi-lagi aku harus membersihkan semuanya. Haaa.... Sampai kapan aku harus melakukan semua ini?" tanyanya entah kepada siapa sembari merengek.

Wanita itu masih saja menyentuh trotoarnya. Ia kembali memejamkan mata lalu muncul cahaya hitam dari tubuhnya menyinari sekitar trotoar jalan. Tidak ada tanda-tanda perubahan kondisi pada tubuh trotoar. Merasa sudah cukup, ia hentikan aktifitasnya. Ia membuka kedua matanya, menjauhkan telapak tangan kanannya dari badan trotoar lalu berdiri.

"Aku harus pergi dari sini."

Wanita itu mengenakan tudungnya sehingga rambut kepala dan sebagian wajahnya tertutupi. Ia melompat ke belakang lalu melesat, terbang ke arah kiri. Trotoar kini tampak sepi karena tidak ada orang yang lewat di sana. Hanya ada beberapa kendaraan yang lalu lalang namun kendaraan tersebut nyatanya agak jarang melewati jalan tersebut. Maka dari itu, Dva yang bertarung dengan Shinwoo bahkan Cyan yang bertarung dengan Dva tidak mungkin akan ketahuan oleh siapapun.

.
.
.
°°°°°°°°°°°°°°°° N∅b|£§§€ °°°°°°°°°°°°°°°°
.
.
.

Di sebuah rumah mungil tidak jauh dari keramaian jalanan kota....

"Aku kembali, Kakek." sapa seorang wanita berambut hitam pendek dengan rambut bergelombang sampai ketiak di sisi kiri dan kanannya.

"Dari mana saja kau?" tanya sang Kakek. Ia yang semula sedang membaca tulisan dalam berbagai lembar kertas yang dijepit oleh penjepit kertas menoleh ke arahnya dan ia pun menghentikan aktifitasnya.
"Aku mencari udara segar."

"Kukira kau pergi ke rumah 'dia' lagi bersama teman-temanmu."
"Hari ini hari sabtu. Mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri."
"Oh, begitu. Aku mengerti."
"Tetapi..."
"Apa?"

"Saat aku jalan-jalan, aku bertarung dengan Dva."
"Apa?"
"Kulihat dia sedang mengejar Shinwoo dan Ikhan. Jadi, aku menghadang Dva."

"Apa kedua anak itu melihat kalian berkelahi?"
"Tidak. Mereka terus saja berlari kabur."
"Syukurlah kalau begitu."
"...."

"Lalu, bagaimana keadaan mereka?"
"Ku pikir baik-baik saja. Itu karena aku tidak memerhatikan mereka. Fokusku ada pada Dva saat itu."

"Semoga mereka baik-baik saja. Haa, anak-anak yang malang. Mereka jadi terlibat masalah ini sekalipun itu karena kesalahan Dva sendiri."

Noblesse: Between Past & NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang