"Selamat pagi, anak-anak," sapa Pak Park, wali kelas dari Kelas 2-4 di kelas dimana Shinwoo berada sekaligus Guru Matematika.
"Pagi, Pak," jawab semua murid secara bersamaan minus Shinwoo dan Rai karena mereka tertidur dan menatap ke luar jendela.
"Hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Namanya adalah Cyan. Dia datang dari luar negeri dan mungkin dia baru pindah kemarin. Jadi, mohon maklumi bila dia berbicara dan bersikap berbeda dari kita. Cyan, silakan perkenalkan diri.
"Baik, Pak."
"....""Namaku Cyan Cennedia. Mohon bimbingannya," ucap Cyan lalu ia membungkuk memberi hormat.
"Baiklah, Cyan. Silakan duduk di sebelah sana." tunjuk Pak Park pada bangku di sebelah kirinya yang berdekatan dengan tembok.
"Yah, padahal masih ada yang ingin aku tanyakan padanya," keluh seorang siswa.
"Kau tanyakan nanti saja saat jam istirahat. Sekarang mari kita mulai pelajarannya."Mau tidak mau, Siswa itu mengikuti perintah Pak Park. Cyan yang telah sampai di bangkunya segera duduk di bangkunya dan ia diam saja, sama seperti Rai. Bedanya, ia menatap ke depan seperti patung sementara Rai kadang menoleh ke jendela, ke depan, atau melirik ke samping bila ada hal yang menarik perhatiannya (ulah aneh Shinwoo dan kawan-kawan).
Tanpa diduga, Rai melirik ke samping. Bukan, bukannya ke arah Ikhan yang asik main game di laptopnya atau siswa siswi lainnya, melainkan ke arah Cyan. Entah apa yang Rai pikirkan saat meliriknya. Yang pasti, Rai terus saja melihat ke arahnya lalu memejamkan kedua matanya kemudian menatap ke depan. Tanpa ia sadari, Cyan juga melirik ke arahnya dengan tatapan sendu.
.
.
.
°°°°°°°°°°°°°°° N∅b|£§§€ °°°°°°°°°°°°°°°°°
.
.
.Ting tong.... Ting tong....
"Waktunya istirahat. Kita lanjutkan materinya besok. Selamat siang."
"Siang, Pak," jawab murid-murid bersamaan. Pak Park berjalan keluar dari kelas sementara Cyan langsung dikerubungi oleh para siswa."Hai, Cyan."
"Hai."
"Hi."
"Namaku Sun Gyong. Aku tinggal di Jalan Aeogong Nomor 10. Kamu tinggal di mana?""Hai, namaku Seul Geo. Hobiku bermain dengan anjing. Kamu hobinya apa?"
"Hai, namaku Seul Ja. Apa kau sudah punya pacar? Kalau belum, apakah kau mau jadi pacarku?""Huuu....!!" seru siswa-siswa lainnya. Mereka langsung memberi 'pelajaran' pada siswa bernama Seul Ja, namun tidak sampai menimbulkan kekerasan. Ya, mereka hanya bermain-main saja sih.
Sementara siswa-siswa mengerjai Seul Ja, Cyan kembali ditanya oleh siswa-siswa lain dengan pertanyaan yang aneh. Cyan menghela nafas lalu memejamkan kedua matanya, stres menghadapi mereka. Sementara siswa lainnya yang tidak ikutan mengerumuni Cyan memilih ke kantin, perpustakaan, taman, lapangan, ataupun tidur dan menatap ke luar jendela. Contohnya Shinwoo dan Rai.
"Shinwoo, ayo bangun!" seru wanita berambut biru, sebut saja Sui. Ia adalah teman Shinwoo yang notabene seorang selebritis.
"Lima menit lagi...." jawab Shinwoo malas. Ia ubah posisi kepalanya sehingga ia menatap ke arah kiri.
"Nanti jam istirahatnya habis.""Kalian saja, lah..." ucapnya lagi. Siswi di sebelah Sui- sebut saja Yuna- menghela nafas sementara Sui bersidekap sembari menatap tajam ke arah Shinwoo. Siswa berkacamata -sebut saja Ikhan- telah selesai bermain game lalu ia berjalan ke arah kerumunan di dekatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse: Between Past & Now
Hayran KurguFrankenstein, Kepala Sekolah SMA Ye Ran sekaligus pengikut dari sang Noblesse yaitu Cadis Etrama Di Raizel, pergi guna mencari sebab tuannya hidup kembali. Di samping itu, SMA Ye Ran dipimpin sementara oleh Tao, yang sebelumnya adalah otak dari Raiz...