7. Rahasia Seonju

80 7 1
                                    

Sementara itu....

CRSSSHHH

Seonju melepas gigitannya lalu meludah ke sembarang arah. Cento memegangi lehernya yang berdarah lalu Seonju mengelap mulutnya yang berlumuran darah.

"Puah, darahmu tidak enak. Aku menyesal melakukan ini," keluh Seonju lalu ia menendang Cento karena kesal.

"Khhh...." Cento hanya bisa mengeluh saat ia tersungkur lalu mendarat di tanah. Ia masih saja kesakitan.
"Tetapi, jika tidak begitu, maka aku yang akan kalah. Karena dengan gigitanku yang beracun, aku bisa mengalahkanmu dan aku bisa  menghentikanmu untuk berbuat ulah."

Seonju mendekati Cento kemudian menusuk dada Cento dengan cakarnya. Tusukannya menembus ke dada Cento lalu keluar darah dari mulutnya.

"Akh!"
"Tidurlah dengan damai dan jangan ganggu kota ini lagi!"

Seonju menarik tangannya sehingga kuku cakarnya tidak menusuk dada Cento lagi. Ia berdiri tegap lalu menatap dingin ke arah Cento untuk terakhir kalinya kemudian berbalik. Ia menginjak kakinya lalu keluar cahaya yang menyelimuti area pertarungan lalu cahaya itu menghilang. Ia melesat meninggalkan Cento dan Cento sendiri akhirnya mati dengan kondisi tubuh penuh luka dan warna biru kekuningan di sekitar lehernya. Kedua matanya membelalak sempurna dengan mulut terbuka lebar.

.
.
.
°°°°°°°°°°°°°° N∅b|£§§£ °°°°°°°°°°°°°°°°°°
.
.
.

Tiga puluh menit kemudian, Takio dan M-21 sampai di sebuah area. Ya, mereka sepakat untuk menyusuri area tersebut terlebih dulu. Cukup lama mereka menyusuri area tersebut namun mereka tidak menemukan apapun.

"Aku tidak menemukan apapun. Bagaimana denganmu?" tanya M-21.
"Aku juga," jawab Takio.
"Lebih baik kita ke area kedua."

"Tunggu, ada satu titik di area ini yang belum kita telusuri. Kita ke sana sekarang."
"Baiklah."

M-21 dan Takio melompat cepat lalu mereka melompat dari gedung ke gedung menuju titik yang dimaksud oleh Takio. Tujuh menit kemudian, mereka sampai di tempat lalu mereka mulai melihat sekitar. Betapa terkejutnya keduanya ketika mereka menatap ke sebuah titik dimana ada sosok terkapar di tanah dekat sebuah bank. M-21 dan Takio yang melihatnya terkejut lalu mereka turun ke bawah mendekati sosok itu. Mereka kembali dibuat terkejut karena rupanya, sosok itu adalah sosok yang tadi dikalahkan oleh Seonju. Tampak ia telah mati dengan mata terbelalak dan mulut menganga dengan leher yang terdapat dua lubang berurutan berukuran kecil yang notabene adalah bekas gigitan, dan di sekitar bekas gigitan itu terdapat warna biru dan kuning. Cincin di jarinya pecah dan seketika, M-21 dan Tao dapat merasakan aura dari sosok itu.

"Dia...." ucap M-21 dan Takio bersamaan. Lagi-lagi mereka terkejut melihatnya.

Detik berikutnya, sosok bernama Cento hilang menjadi butiran cahaya berwarna putih. M-21 dan Takio dibuat terpana olehnya. Malam itu, akhirnya mereka mendapatkan lagi sebutir informasi yang akan membimbing mereka selangkah demi selangkah menuju kebenaran, di bawah rembulan yang bersinar tanpa bintang-bintang meski langit tampak sangat cerah.

🌇 🌇 🌇 🌇

Malam hari setelah investigasi M-21 dan Takio....

Mereka berdua langsung pulang ke rumah Frankenstein. Sesampainya di sana, mereka meminta seluruh penghuni rumah untuk berkumpul di ruang tamu. Setelah semuanya berada di ruang tamu, secara bergiliran M-21 dan Takio menceritakan apa yang tadi mereka lihat. Awalnya, Frankenstein dan yang lainnya terkejut mendengar informasi tersebut. Tetapi setelahnya, Frankenstein terdiam, berpikir.

"Begitulah ceritanya," tutup Takio.
"Apa pendapatmu tentang ini, Frankenstein? Maksudku apakah kau tahu tentang gigitan itu?" tanya M-21.

"Itu artinya mungkin sejak awal ada musuh lain yang tidak kita ketahui datang kemari. Asumsiku, musuh yang menyerang Shinwoo tidak kelihatan lagi karena dua kemungkinan. Pertama, dia mundur. Kedua, dia mati."

Noblesse: Between Past & NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang