Kak Evan duduk dibangku persis depanku, jujur aku sekarang hanya fokus ke tante Lily (nama mamanya kak Evan) karena aku gak berani untuk mentapa mata kak Evan.
"Van ini partner bisnis papa Mr. Uchinaga" kata tante Lily memperkenalkan papaku
"Malam om saya Evan" kata kak Evan sambil menjabat tangan papaku
"Malam nak Evan" jawab papaku sambil tersenyum
Jujur saat ini aku gugup sekali aku, habitku mulai muncul yaitu memainkan kuku jariku ketika sedang gugup atau panik.
"Oh iya ini anak saya, ayo perkenalkan diri kamu" kata papa kepadaku
"Ha...lo...namaku Gia" kataku singkat
Kak Evan langsung menatap lurus ke arahku, jujur aku yang ditatap berusaha untuk menatap matanya balik. Ku lihat di dalam matanya tersirat kesedihan dan amarah secara bersamaan.
Kami semua pun menikmati hidangan yang ada dimeja makan tersebut. Sepanjang pertemuan ini kak Evan tidak berbicara apapun kecuali makan. Aku tidak tahu apakah kak Evan akan menyetujui perjodohan ini atau ngga.
"Kalo begitu saya yang buka pembicaraan mengenai perjodohan ini ya" kata Om David
Aku sekilas melirik kak Evan hanya ingin tau bagaimana reaksinya mendengar perjodohan ini, namun aku tidak bisa membaca raut mukanya bahkan reaksi tubuhnya karena terlampau tenang. 'apa dia menerimanya?' begitu batinku.
"Untuk resepsi mungkin kita bisa lakukan 3 bulan kedepan ya, agar Evan dan Gia juga bisa mengenal satu sama lain dulu" kata tante Lily melanjuti omongan Om David
"Gimana Gia kamu setuju?" tanya tante Lily kepadaku, aku hanya membalasnya dengan anggukan yang berarti setuju
"5 bulan" kata kak Evan tiba-tiba
"Aku butuh 5 bulan untuk memutuskan jadi atau ngganya" kata kak Evan lagilalu ia tiba-tiba berdiri dari duduknya
"tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya permisi ya om" kata kak Evan sambil membungkukan tubuhnya kepada papaku lalu ia berjalan keluar pintu
Jujur melihat hal itu hatiku rasanya sakit, sepertinya kak Evan sama sekali belum mengetahui perjodohan ini jika dilihat dari reaksinya.
"Maaf ya Mr. Uchinaga putra kami memang baru hari ini mengetahui tentang perjodohan ini, nanti sampai rumah akan kami ajak bicara. Namun tenang saja perjodohan ini tetap akan berjalan ya" kata tante Lily
Papaku hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Makan malam pun tetap berjalan tanpa kak Evan.
"Terima kasih ya sudah menyempatkan waktunya" kata Om David ke papaku
"Terima kasih juga" kata papaku
"Gia katanya kamu punya butik ya?" tanya tante Lily
"Iya tante" jawabku
"Kapan-kapan tante boleh ya main kesana?" tanya tante Lily
"Dengan senang hati tante aku tunggu kedatangan tante" jawabku sambil tersenyum
"Bulan depan dateng ya ke acara resepsi aku" kata kak Krystal
"Iya kak" jawabku
Kami pun berpamitan.
***
"Jo dimana" tanya Evan dari sebrang telepon
"Lagi photoshoot. Kenapa?" tanya johnny
"Ah gue kira dirumah, yaudah gajadi thanks bro" kata Evan lalu menutup teleponnya
Shit dirinya lagi butuh pelarian, tapi dia gamau minum sendiri di club. Mau pulang tetapi dirinya masih emosi karena perjodohan sialan yang ia baru tau hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Moon
FanfictionEveryone wants to be your sun, but not me. I want to be your moon so I can light up your darkest moments when your sun isn't around -Gianna