Ketiga orang itu masih terpaku di dalam kantor polisi. Evan hanya bisa menatap kosong ke arah lantai. Rina yang masih menangis sesegukan mengingat sahabat terbaiknya sudah tidak ada. Begitu pun dengan papanya gia, sama dengan Evan hanya diam dengan tatapan kosong.
Evan pun berdiri dan mendekati meja dimana polisi tadi berada.
"antarkan saya ke lokasi kejadian pak" kata Evan
"baik pak akan diantar oleh salah satu petugas kami" kata polisi tersebut
Evan pun menghampiri Rina dan papanya Gia
"Om Rin langsung pulang aja ke rumah, aku dan polisi bakal ketempat kejadian" kata Evan
"kak kita berdua gak bisa ikut aja?" tanya Rina
"Jangan rin, mending kalian dirumah aja. Nanti bakal aku hubungi ya" kata Evan yang dibalas anggukan oleh Rina
"Om....maafin saya....yang udah gagal menjaga putri om" kata Evan sambil menggenggam tangan papanya Gia
"Gak perlu minta maaf Evan, mungkin tuhan lebih sayang Gia" kata papanya Gia
Evan pun menahan tangisnya sambil masih menggenggam tangan papanya Gia
"sudah siap pak?" tanya polisi
"sudah, om...Evan kesana dulu ya" kata Evan dan dibalas anggukan oleh papa Gia
Ditempat kejadian
ada hampir 3 mobil pemadam kebakaran yang memadamkan api digudang tersebut. Kondisinya saat ini gudang tersebut sudah hangus terbakar, beberapa kayu bangunan ambruk dan sudah menjedi arang. Beberapa polisi pun masuk ke dalam dan mencari barang bukti yang tersisa.
"pak hanya bisa sampai sini ya, biar tim kami yang memeriksa ke dalam" kata polisi
Evan pun hanya terdiam sambil menunggu
"oh ya ini tas dan sepatu bu gia yang kami temukan pak didepan gudang ini" kata petugasnya penyelidikan sambil memberikan evan plastik berisi dua benda tersebut
Tas ini adalah hadiah untuk gia yang ia berikan saat anniversary pernikahannya. Evan pun masih berusaha menahan kesedihannya, rasa sesak didadanya memaksa untuk dikeluarkan. Evan seperti dejavu beberapa tahun silam, Evan juga menerima sisa sepatu yang dipakai Gia (mantan evan) saat kecelakaan mobil waktu itu.
"pak Evan" sapa salah satu petugas
"iya?" tanya Evan
"apa ini benar cincin milik bu gia?" tanya petugas
Evan pun meraih plastik yang berisi cincin yang sudah hitam dibeberapa bagian mungkin karena terkena abu, dan ia menyalakan flash hpnya dan melihat ke arah dalam cincin, jika itu benar milik gia pasti ada ukiran nama Evan didalam cincin tersebut. Evan masih berharap cincin ini bukan milik Gia. Namun ternyata benar ada ukiran nama Evan dicincin tersebut.
"iya benar....ini punya istri saya" kata Evan
"baik pak, kami akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut dan mencari dalang dari pembunuhan berencana ini" kata petugas penyelidik
"tolong secepatnya dan pastikan mereka mendapat hukuman yang setimpal" kata Evan
***
Saat ini evan berada di funeral house memakai pakaian serba hitam menyambut beberapa keluarga gia yang datang bersama dengan papanya Gia. Evan dibuat dejavu untuk ke dua kalinya. Ia sangat terpukul di dalam tapi entah kenapa air matanya tak dapat keluar.
"Van" panggil mamanya yang ternyata bersama juga dengan papa dan kak krystal
"...." evan hanya terdiam menatap mamanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Moon
FanfictionEveryone wants to be your sun, but not me. I want to be your moon so I can light up your darkest moments when your sun isn't around -Gianna