Keesokan paginya aku sudah menyiapkan sarapan lagi seperti biasa. Ya kalo memang gak akan dimakan bisa aku kasih bibi dan pak kang. Mata gia agak sembab pagi ini karena menangis semalam. Bunyi pintu kamar kak Evan terbuka dan menampilkan sosok kak Evan yang ganteng seperti biasanya mengenakan pakaian kantor. Tentu saja bukan baju yang telah aku persiapkan😊
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak menawari kak Evan lagi, ada sedikit ketakutan untuk menawarinya jadi aku hanya fokus memakan makanan yang ada didepanku. Seperti biasa ia hanya melewatiku tanpa sepatah kata pun. Aku hanya tersenyum getir, apakah tidak ada ruang untukku untuk menggantikan sosoknya yang telah hilang? Mungkin harapanku terlalu tinggi ya memang mungkin pada akhirnya tempat ia pulang tidak akan pernah berubah.
"Bi ini buat bibi sama pak Kang ya" kataku
"Baik non terima kasih banyak ya" kata bibi
"sama-sama bi" jawabku
"non besok-besok bibi aja yang masak ya, nyonya Lily bilang sama saya kalo makanan biar bibi aja yg masak"
"hehe gapapa kok bi soalnya Gia seneng masak" kataku tersenyum ke bibi
"yaudah bibi besok bantuin ya non tetep, takutnya non butuh bantuan" kata bibi
"Boleh bi biar masaknya makin seru" kataku
"Oh iya non, kalo non sedih butuh temen cerita, cerita ke bibi aja ya" kata bibi tiba-tiba
"aku gak sedih kok bi" kata Gia berbohong
"tapi mata non gabisa bohong" kata bibi sambil tersenyum "semangat ya non" lanjut bibi sambil mengelus lenganku
"bi....makasih ya" jawabku dengan nada yang agak bergetar
"sama-sama non" kata bibi sambil tersenyum kepadaku
"Oh iya bi minta tolong sekalian sampaikan ke pak Kang ya bi tolong antar aku ke cathedral" kataku
"Baik non akan saya sampaikan" kata bibi yang aku balas anggukan
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
