Bagian 02: The Painting

1.4K 250 35
                                    

Tak butuh waktu lama bagi Yibo dan Sean untuk mencapai kesepakatan, mendekatkan diri satu sama lain atas nama pekerjaaan. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama untuk melatih kemampuan masing-masing, pula membantu sama lain agar dapat menciptakan harmoni yang sempurna.

Lambat laun, perasaan romantis mulai tumbuh dan mengikat keduanya pada hubungan yang lebih intim. Pasangan yang kemudian sukses menjadi pemburu hantu yang paling dicari itu, memiliki takdir yang membuat mereka tak terpisahkan. Sama-sama saling membutuhkan dan sama-sama saling melengkapi.

"Aku bisa menghancurkan mimpi burukmu, dan kau bisa membuatku hari-hariku terasa nyata."

××××××××××ק🎞️🎭§××××××××××××××

Setelah mengatakan akan memberitahu Sean tentang misi utama mereka, Yibo memimpinnya menuju salah satu ruangan yang pintunya dihalangi sebuah patung.

Untuk menggeser patung tersebut, Sean dan Yibo harus bekerja sama mengerahkan tenaga mendorongnya ke pinggir.

"Ruangan ini adalah tempat terhening dari seluruh bagian di dalam mansion," ucap Yibo.

Entah mengapa ketika Yibo menyebut satu ruangan terpenting itu hening, mata Sean memicing tajam. Telinga Yibo yang begitu sensitif tak mungkin sudah terkelabuhi seawal itu.

"Kau yakin sudah membuka telingamu?" tanya Sean selagi menunggu Yibo membuka pintu dengan kunci.

"Mungkin aku bisa mendengar sesuatu ketika sudah masuk ke dalam?"

"Tunggu, ada sesuatu di sana." Sean menunjuk ke arah jendela di ujung koridor.

"Kenapa? Apa itu mengganggumu?" Yibo yang tak melihat apapun lalu kembali memutar-mutar kuncinya, agak kesulitan lantaran lubang kuncinya sudah berkarat.

"Kau tak bisa melihatnya?" Sean menepuk tangan Yibo yang sedang sibuk.

"Aku tak selalu bisa melihatnya, aku tak memiliki mata setajam punyamu," nada suara Yibo terdengar kesal. Ia menendang pintu itu satu kali.

Sean mencoba mengabaikan apa yang tampak di luar jendela, yaitu sosok menyerupai Yibo yang sedang mengetuk-ngetuk kaca dengan wajah tersenyum.

Clek.

Bunyi itu membuat Yibo membuang napas lega. Ia segera memutar gagang pintu dan melangkah masuk lebih dulu.

Sean menyusul dan meraba dinding untuk menemukan saklar, sementara Yibo membuka flash pada ponselnya untuk menyoroti keadaan ruangan.

"Aih, shit!" Sean terperanjat ketika tangannya ada yang menepuk.

"Kau baik-baik saja? Meskipun sudah lama bekerja, kau masih mudah terkejut." Yibo mendekat dan menemukan saklar lampu lebih dulu. "Aku mendengar suara tertawa," ucapnya kemudian.

"Aku lebih gugup ketika dalam keadaan gelap."

"Apa sekarang kau melihat sesuatu?"

Sean memejamkan mata lalu membukanya perlahan. Namun yang ia lihat hanya suasana ruangan tua yang kotor dan berantakan, serta punggung Yibo yang menghadap ke sebuah lukisan yang terpajang di dinding.

𝑻𝒉𝒆 𝑻𝒘𝒊𝒏 𝑴𝒂𝒏𝒔𝒊𝒐𝒏𝒔 [𝒀𝒊𝒛𝒉𝒂𝒏/𝑪𝒐𝒎𝒑𝒍𝒆𝒕𝒆✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang