Kue Keju dan Rencana Baru

137 9 1
                                    

Langit siang itu begitu cerah, secerah senyuman seseorang yang tengah duduk santai di kursi penumpang ojol pesanannya. Ia sedang menuju ke rumah teman yang berjanji akan memberinya salah satu makanan kesukaannya.

Namun tak lama, senyuman itu seketika memudar. Ia kini sedang mematung di depan gerbang sebuah rumah.

"Bener di sini ya, Pak?" tanya Kayas pada pengemudi ojol.

"Kalo ngikutin maps sih bener di sini,"

"Ehm, bentar ya, Pak. Mau saya pastiin dulu soalnya takut salah."

Pengemudi ojol itu hanya mengangguk. Kayas kemudian mencoba untuk menghubungi Genta dengan membuat panggilan video. Menunggu beberapa saat, namun tak kunjung dijawab. 

Tak putus asa, Kayas kembali mencoba membuat panggilan. Masih sama, tidak dijawab. Ia lalu memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat.

Tak harus menunggu lama, ada panggilan telepon masuk ke ponsel Kayas. Ia bergegas menekan tombol hijau di ponselnya.

"Sorry, sorry. Tadi gue lagi di kamar mandi. Udah nyampe mana?"

"Lu... gak salah kirim alamat, 'kan?

"Enggak kok."

"Nomor rumah lu beneran nomor 203 kan ya? Gak salah, 'kan?"

"Iya, bener 203. Emang kenapa?"

"Gue gak yakin—"

"Lu di mana? Udah nyampe depan?"

"Gue gak yakin,"

"Apa sih dari tadi gak yakin gak yakin? Coba fotoin lu ada di mana!"

"Apa sih dari tadi gak yakin gak yakin? Coba fotoin lu ada di mana!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, bener. Ini rumah gue. Lu langsung masuk—"

"Gak mau! Gue takut kena prank. Coba lu nongol dulu di balkon atas!"

"LU KENAPA SIH, ANJIR? GAK PERCAYAAN BANGET?"

"MASALAHNYA INI RUMAH GEDE BANGET KAYAK ISTANA. GUE TAKUT SALAH MASUK, LUBIS!"

Genta terpaksa menuruti permintaan teman rusuhnya itu. Ia berjalan menuju balkon lalu melambaikan tangan.

"Udah, nih. Gue udah di balkon. Coba liat, ada orang ganteng lagi dadah-dadah gak?"

"Anjir, beneran rumah si Genta"

"Bacot! Masuk gak? Atau gue usir?"

"KAN GUE BELUM MASUK, LUBIS! MANA BISA DIUSIR KALO BELUM MASUK?"

"YA MAKANYA CEPETAN MASUK, HANAFI! BIAR GUE BISA NGUSIR!"

"Anjeh,"

Kayas melirik pengemudi ojol yang sedang menatapnya. Dengan tergesa, ia langsung menutup sambungan teleponnya. Kayas lalu mengobrol sebentar dengan pengemudi ojol tersebut kemudian berpamitan.

KATUMBIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang