4. |✧| Family Without Memories

4.3K 491 271
                                    

HALO PARA READERS GREYDANPERBEDAAN!!

APA KABAR DENGAN KALIAN SEMUA? BAGAIMANA DENGAN HARI INI? SEMOGA SEMUA BAIK-BAIK SAJA.

JANGAN LUPA VOTE PER-CHAPTER, DAN JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN KOMENTAR ANDA DI CHAPTER INI!

JIKA ADA TYPO TOLONG TANDAI DAN BANTU KOREKSI (●’◡’●)-!!

THANKS ♡︎-!!

HOPE YOU LIKE TO READ THIS STORY-!!

HOPE YOU LIKE TO READ THIS STORY-!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

└─═━GREYDANPERBEDAAN━═─┘

Sudah hampir 10 menit ia telat pulang ke rumah, dan ia yakin ayahnya berserta adiknya sudah sampai terlebih dahulu dirumah.

Sampai pada langkah kaki tepat pada gerbang, dan pandangannya masih tertunduk hanya menatap aspal yang ia pijak.

Dengan lesu ia mendorong gerbang agar ia bisa memasuki rumah, ia hanya berharap ada suatu yang bisa menyelamatkan hukuman yang pasti menunggunya.

Tak terdengar sedikit suara pijakan kaki, karena pijakan tersebut sudah menciut agar tak memunculkan suara.

Terus menerus menatap kaki.

Tanpa sadar, ia menabrak bemper berserta bagian belakang mobil.

Sedikit terkejut dan tersadar dari lamunannya, Grey mengerjabkan matanya dan menatap sekelilingnya.

Alisnya mengernyit bingung dengan keadaan halaman rumahnya.

Siapa yang bertamu dengan 2 mobil ini? Sungguh ia tak mengenali mobil yang ia tabrak maupun yang ada di depan mobil tersebut.

Saudaranya? Rasanya tidak mungkin, saudara Grey tak pernah menganggap keluarganya sebagai keluarga besar.

Teman kantor ayahnya? Itu juga tidak mungkin. Ayahnya selalu memprivasikan rumah maupun bagian keluarganya, jarang sekali ayahnya mau membawa teman kantor ke rumah.

Teman Xenno? Itu juga tak mungkin, teman Xenno tidak ada yang menggunakan mobil, dan jarang sekali bermain ke rumah.

Jadi mobil siapa ini? Kenapa perasaannya sangat tidak enak? Ah, perasaan ini sangat menyebalkan.

Satu cubitan keras pada lengan atas yang ia berikan pada tubuhnya sendiri. Ini biasa ia lakukan untuk mengurangi rasa takut maupun suatu yang tak mengenakkan hatinya.

Satu helaan nafas panjang untuk menormalkan detak jantung yang sedari tadi berpacu kencang.

Sebelum ia masuk, ia mengambil piala maupun sertifikat juara lomba yang ada di tasnya.

GREY DAN PERBEDAAN || [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang