SEVENTEEN

1.1K 67 10
                                    

















🎨

🎶

🎨

🎶

🎨

🎶

🎨

🎶

🎨

🎶

🎨

🎶

🎨

🎶




































Noval menghela nafasnya. Dia melihat langit-langit ruangan rumah sakit yang dia tempati sambil menerawang. Disebelahnya ada mashiro yang ikut berbaring di atas ranjang rumah sakit bersamanya.

Mashiro tertidur setelah dia berhenti menangis. Mashiro menolak melepaskan pelukannya dan seperti sekarang ini dia dan mashiro berbaring bersama di ranjang rumah sakit, dimana kepala mashiro sejajar dengan dadanya. Hal itu memungkinkan untuk mashiro mendengar detak jantung Noval hingga membuatnya tertidur.

Noval sesekali juga mengusap surai pirang mashiro dan dia juga bisa mencium aroma pheromones mashiro yang segar.

Jujur Noval sebenarnya nyaman berada di dekat mashiro. Dia merasa aman dan tenang. Namun dia masih tidak mau mengatakan itu pada mashiro karena masih ada rasa takut dipikirannya.

Namun pembicaraannya beberapa jam yang lalu bersama kakaknya membuat Noval memikirkan ulang untuk kedepannya.

~ FLASHBACK

Noval tersadar pada waktu pagi hari sekitar jam 5. Dia mencium bau obat-obatan dan seperti dugaannya dia ada di rumah sakit. Dia melihat ke sudut ruangan dimana inaho tengah tertidur di sofa dengan posisi duduk dan tangan yang dilipat ke dada.

Dengan perlahan dia merubah posisinya menjadi duduk namun_
"Mau sampai kapan kau seperti ini Noval" ucap suara yang terkesan dingin dan datar.

Noval sontak melihat ke sumber suara dan mendapati inaho yang duduk masih dengan posisinya semula namun kali ini dia menatap Noval dengan tatapan tajam.

Perlahan inaho bangkit dan berjalan mendekati Noval. Jujur Noval sebenarnya sedikit takut dengan tatapan datar inaho. Bahkan bola mata inaho berwarna merah darah pertanda dia sedang dalam mode alphanya.

Noval hanya terdiam sambil berkeringat dingin. Dia mengalihkan pandangannya karena tidak mau menatap kearah inaho.
"A-aku baik-baik sa_"

BRAKKKKK

Perkataan Noval terhenti setelah dia mendengar suara benda yang retak atau pecah. Dia melihat inaho yang berada disamping ranjang rumah sakitnya sambil memegang pembatas tempat tidur dari besi. Noval bisa melihat dengan jelas pembatas besi itu dicengkram hingga membekas telapak tangannya.

"Berhenti mengatakan kalau kau baik-baik saja. Aku yang paling mengerti kondisimu saat ini" ucap inaho sambil menunduk.

Noval hanya bisa terdiam. Dia tidak berani menjawab apapun. Inaho berusaha mengendalikan emosinya. Dia tahu tak seharusnya dia membuat Noval takut seperti ini.

MY MATE!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang