TS-24

28.9K 3.5K 91
                                    

Selamat Malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Malam

Jangan Lupa Bintang Kejoranya:)))

🌾Happy Reading 🌾

sepanjang jalan di koridor sekolah, Alisa terus-terusan brontak untuk diturunkan Ragas, dirinya malu karena menjadi bahan tontonan warga sekolah, terlebih amarahnya yang belum tuntas dia lampiaskan kepada Yola.

Sampai di taman sekolah, Ragas baru bisa menurunkan Alisa, karena untuk sampai ke parkiran Ragas tak kuat, Alisa berat.

"Akhh" sungut Alisa marah, karena merasa pusing akibat posisi kepalanya tadi yang ada di bawah. 

"Lu ngapain sih manggul Gue, biarin Gue ngelampiasin rasa jengkel Gue ke cewe muka dua itu" protes Alisa yang kini sedang berusaha menetralkan emosinya. tangannya menyusun rambutnya yang sudah tak beraturan itu.

"Gabisa...gabisa... gue belum puas..."  Alisa berniat untuk kembali melabrak Yola, namun tentu saja Ragas dengan sigap mencegahnya. "Diem atau Aku panggil ustadz" 

Ucapan Ragas tentu membuat atensi Alisa tertuju padanya, wajahnya menyiratkan rasa bingung. "Ganyambung lo, awas jangan ngalangin Gue..." setelah itu Alisa kembali brontak berusaha melepaskan cengkraman tangan Ragas di bahunya.

"Kamu lagi kesurupan, jadi, Ustadz pilihan tepat buat nyadarin kamu." Oke, Alisa dibuat speachless dengan ucapan Ragas ini. dirinya sampai tak selera lagi untuk melabrak Yola, Ragas ini memang mancing amukan Alisa.

"Kesurupan, lu kira gue lagi lemah iman." protes Alisa, dirinya mulai merapika kembali rambutnya yang acak-acakan. lalu meringis sakit di bibirnya.

"Duh kok sakit..." ringis Alisa.

Ragas menghela nafas lelah, tangannya terangkat menyentuh pipi Alisa, menatap luka di sudut bibirnya yang sudah mulai mengering. "Sakit kan, makanya jangan marah-marah terus" 

Alisa tak terlalu mengindhkan ucapan Ragas, dirinya terlalu fokus dengan perih di wajahnya. "Ini luka gue ada berapa sih, ko perih-perih" tanyanya bingung.

"Emang ya si Yola, keliatan banget dendam sama Gue nya, sampe-sampe bikin wajah bidadari Gue babak belur gini..." Alisa meringis perih, merasakan wajahnya yang semakin nyut-nyutan. dirinya merasa takut kalau lukanya nanti akan membekas diwajahnya.

"Ragas, nanti anterin perawatan ya....sekalian bayarin, potong aja gajih gue jadi asisten lo" rengek Alisa tak tahu diri. 

Ragas hanya mendecak malas, tak menjawab dan hanya diam sambil membersihkan luka Alisa dengan tisu basah. entah apa kegunaan tisu basah itu untuk luka Alisa. mungkin sebagai pewangi dari bau anyir darahnya.

"Panggilan kepada Siswi Alisa Xaquela Rembulan Anjaswara dan Yolandita Maheswari, untuk segera datang ke ruang BK. sekali lagi...."

Suara pengumumman yang berasal dari Ruangan BK menguar di seluruh penjuru sekolah, Alisa yang mendengarpun tersulu emosinya karena merasa tersinggung dengan kalimat yang dikeluarkan itu.

Transmigration Soul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang