TS-31

27K 3.2K 176
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ...

Jangan lupa bintangnya...

.

.

.

.

Pukul 07.30

Perlahan mata Alisa terbuka, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk, Alisa tersadar dari pingsannya.

Hal pertama yang iya lihat adalah, langit-langit kamar yang sudah tak asing bagi Alisa. Mengalihkan pandangannya pada sekitar, Alisa sudah yakin kalau dirinya ada di Apartement Ragas.

Merasa sudah baikkan, Alisa bangkit dari tidurnya, menetralkan rasa pening nya, Alisa duduk sebentar di kasur Ragas. Lalu setelah itu mulai bangkit untuk keluar dari kamar.

Setelah berhasil keluar, Alisa mengerutkan keningnya bingung, melihat tidak ada siapa-siapa di apartement ini, Alisa bingung Ragas kemana.

Mengangkat bahunya acuh, Alisa melangkah menuju dapur untuk segera mengisi dahaga yang ia rasakan.

Tak sengaja, dirinya menatap pantulan dirinya di kaca lemari, sedikit terkejut karena melihat bajunya terdapat bercak darah. "Pasti mimisan lagi." Monolog Alisa lemah.

Setelah selesai dengan minumnya, Alisa kembali masuk kedalam kamar yang biasa dirinya gunakan pada saat menginap di apartemen Ragas, lalu membuka lemari, menarik salah satu baju miliknya.

Lalu kembali melangkah keluar dari kamar, kini tujuannya adalah kamar mandi. Dirinya akan mandi, karena merasakan tubuhnya yang lengket karena keringat.

30 menit, Alisa sudah selesai dengan ritual mandinya, dirinya sudah terlihat segar dengan pakaian bersihnya, rambut yang sudah dia cuci, dia balut dengan handuk rambut. Langkahnya terhenti tepat di samping kamar Ragas, yang pintunya terbuka lebar. "Ragas udah pulang?" gumamnya.

Karena penasaran, Alisa melangkah secara perlahan, belum sempat matanya dapat melihat dalam kamar. Dirinya sudah dikagetkan dengan kemunculan Ragas yang tiba-tiba keluar dari kamarnya.

"Astaga ..." Ucap Alisa terkejut. Matanya mengerjap memandangi Ragas, lalu tak lama tersenyum cengengesan. Tatapan Ragas sungguh sangat tajam, sampai-sampai Alisa sendiri tak sanggup untuk balik menatapnya.

"Ha- Hai." Sapa Alisa canggung. "Dar -" ucapan Alisa terpotong begitu saja, setelah mendapat pelukan dadakan, mata Alisa melotos saat itu juga.

"Maafin Aku ..." Ucap Ragas disela pelukannya, Alisa yang merasakan usapan di punggungnya, refleks menahan nafasnya. Debaran jantungnya sudah berdetak cepat. Bahkan tanpa sadar Alisa sudah menggit bibir bawahnya.

"Alamak, ini jalu kenapa tiba-tiba meluk sih." Bathin nya berteriak.

"Iiya Mas, gapapa." Alisa sekuat mungkin menenangkan dirinya di pelukan Ragas. Terasa sekali kalau pelukan Ragas semakin mengerat, entah apa yang ada di pikiran Ragas, Alisa sama sekali tak mengerti.

Transmigration Soul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang