Prolog

10.2K 935 52
                                    


"Mel, ponsel lo bunyi terus dari tadi."

Melani mendengkus kesal seraya memutar bola matanya. Ia tahu siapa yang menghubungi dan malas mendengar serentet tuntutan dan ocehan yang pasti membuat hatinya keki.

"Melani ...."

"Iya, iya, bawel banget, sih, lo!" Gadis itu beranjak kesal dari kursi cermin rias studio. Ia mengambil ponsel di meja sofa, di antara tumpukan baju dan barang pribadi miliknya. Matanya menyorot keengganan saat melihat nama yang tertera pada layar, tetapi ibu jarinya tetap menggeser tombol hijau. "Ya, Ma?"

Lalu, dimulailah kuliah tujuh puluh menit yang paling Melani benci.

"Iya. Habis ini memang Mel mau ke kampus, kok. Ini cuma pemotretan untuk endorse parfume, sepatu, tas, dan bronis."

Kuping Melani pengang dengan tekanan darah yang mulai merangkak naik. Ia ingin segera mengakhiri sambungan itu, tetapi tak bisa sebelum ibunya lebih dulu mumutus sambungan mereka.

"Mam, sorry, jadwal bimbingan Mel sebentar lagi dan ini masih di studio. Bisa kita lanjut nanti malam? Mel takut ketinggalan bimbingan."

Kalimat itu berhasil menyelamatkan Melani, setelah nyaris enam puluh menit mendengar segala petuah dan curahan emosi sang ibu. Gadis itu membereskan beberapa barang penting, mengambil kunci mobil, lalu berjalan lunglai keluar studio.

"Mel, lo mau ke mana?" Laksmi tampak bingung melihat bosnya melangkah pergi. "Mau ke apartemen sekarang?"

Melani menggeleng. "Bimbingan. Lo balik ke apartemen naik taksi aja, ya. Beresin semua barang gue dan pastikan gak ada yang tertinggal atau tertukar."

"Bimbingan?" Laksmi menampar pipinya. Gadis itu tampak terkejut.

Melani hanya melirik asistennya malas, lalu melengos dan melenggang pergi dengan langkah hemat tenaga.

*****

Tempat ini tak begitu membuat Melani antusias. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan dan bisa ia dapatkan. Segalanya tentang tempat ini membosankan dan buntu. Ia seperti salah tempat dan merasa asing. Mereka semua yang saat ini melirik, melihat, dan memperhatikannya, mungkin kenal kepada Melani. Namun, belum tentu dirinya kenal, karena semua teman angkatannya sudah hengkang dengan membawa gelar. Tinggallah dirinya yang tak memiliki ide harus bagaimana.

Kepala Melani terasa mau pecah. Ia pusing, tertekan, bingung, dan muak. Tak tahu lagi bagaimana harus menyelesaikan tugas akhirnya sebagai mahasiswa agar bisa lekas bebas dari omelan mamanya. Saat membuka pintu ruang dosen dan melihat pria itu, kepala Melani terasa berputar dan matanya berkunang. Ia benci belajar, kuliah, apalagi penelitian.

Pria itu menatap Melani dengan sorot terkejut dan senyum jengkel. Melani yakin, setelah ini caci maki dan penghinaan keji akan ia dapatkan. Ia harus melapangkan dada dan membesarkan hati hingga tak terhingga.

"Empat belas bulan, tujuh belas hari, dari terakhir kamu bimbingan."

Melani tersenyum kecut seraya duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan pria itu.

"Jadi, mau drop out atau lanjut?"

Melani tersenyum manis dengan wajah kentara terpaksa. "Bapak pasti tahu alasan saya ke sini. Tentu untuk menyelesaikan tugas akhir, agar semua ini bisa berakhir."

Pria itu bersedekap dada dengan satu alis terangkat. "Lalu?"

"Saya—butuh Bapak."

Pria itu mengangguk. "Lalu?"

"Kita—bisa lanjut bimbingan."

"Saya lelah jadi dosen pembimbing kamu."

"Bapak tidak perlu jadi dosen pembimbing saya dengan sistim belajar yang seperti ini." Melani menggeleng dengan wajah ngeri. Lalu, gadis itu memajukan tubuhnya hingga jarak mereka terpangkas setengah. "Bagaimana kalau kita coba sistim belajar baru."

Pria itu mengernyit dengan wajah waspada dan gerak hati-hati.

"Kita pacaran." Melani mengusulkan itu dengan nada tegas dan wajah penuh keyakinan. "Kita bisa bimbingan dengan sistim kencan."

"Kamu gila, Melani."

"Kita coba. Jika dalam enam bulan saya tidak bisa menyelesaikan tugas akhir, saya drop out!"

***** 


Hallo! Hapsari update cerita baru di sini. Lovetivation. Kisah tentang mahasiswa abadi dan dosen jomlo abadi. Naskah ini adalah pemenang event nulis Baperin Lovrinz. Saat ini, cerita ini sedang open PO dan bisa dipesan ke aku di 087853513454, OS yang bekerja sama dengan Lovrinz atau di Shopee Lovrinz_Store. 

Lalu, sampai bab berapa naskah ini di WP? Naskah ini akan tayang setiap hari selama masa PO sampai bab 20. 

Hyuk, maree kita ikutin kisah Melani yang stres karena gak lulus-lulus kuliahnya. Muach!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LovetivationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang