4: SURAT

179 12 4
                                    

LAKSAXENA

Apapun kondisinya jika dia tidak peduli padamu maka percuma saja. Cari tempat dimana kamu di rasakan bukan di tiadakan.

Xena Ryuna sashi Astoria.

***

"

Kira - kira bunda mau gak ya respon, xena? " Batin Xena berkata.

Dia telah sampai di rumah setelah dari Rumah sakit. Tubuhnya benar-benar lemas dan kepalanya sangat berat. Xena memasuki rumah yang tampak sepi tidak ada penghuni lain disana.

"Bunda....?" panggil Xena saat memasuki Rumah.

Hening tidak ada yang menjawab panggilannya. "Bunda belum pulang? Bunda kapan pulang?" gumamnya tak sadar. Xena menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya.

Xena tiba di depan pintu kamar. Ada dua pintu kamar di sini. Dia memasuki kamar yang paling ujung. Saat tiba di sana dia terdiam. Tempat ini sangat asing pikirnya.
Xena menyadari ini bukan kamarnya, dia keluar kamar dan memasuki kamar yang benar.

"Hahhh... " desah nafasnya berat.

"Bunda kemana aja sih bunda?" tanya Xena seraya memejamkan mata. Ia merebahkan diri di kasur dan meletakan surat dari Dra. Sofia ke dalam laci lemari belajarnya.

Setelah itu Xena terlelap dengan atribut sekolah yang masih melekat di tubuhnya.

***

Hotel Luna.

"Sepertinya aku harus pulang, mas." suara yang serak khas bangun tidur itu.

"Kenapa harus pulang, Nadin? Kamu peduli dengan anak itu?" tanya laki-laki itu.
Nadin tidak menjawab. "Lagi pula aku sudah membelikan mu, apartmen untuk kamu tinggali agar tidak kembali lagi kerumah itu. Biarkan saja Putri mu itu hidup sendiri." ucapnya lagi.

Nadin adalah ibu dari Xena. Dan laki-laki itu bernama Braham adalah Ayah dari Ardhan. Mereka sedang berada di hotel melewati malam panjang.

"Untuk uang dan keperluan dia sudah saya siapkan, kamu tenang saja." ucap Braham pada Nadin sembari mengelus punggung nadin.

Nadin pun setuju untuk tidak pulang. Dan keputusannya adalah membiarkan Xena hidup sendirian.

Di tempat lain, Ardhan mematik Rokok di club malam di dampingi beberapa gadis sexy untuk melayaninya. Dia tahu apa yang di lakukan oleh Ayahnya bersama ibu Xena. Membuat Ardhan merasa jijik dan marah.

"Kak, mau saya layani? Di jamin kakak puas." ucap salah satu gadis menggunakan dress berwarna hitam yang sangat pas di kulitnya yang putih bersih. Di tambah tubuhnya yang sangat sempurna membuat semua lelaki mata keranjang tergoda. Ardhan menatapnya intens, tatapan itu berhasil membuat gadis itu malu dan menunduk.

"Lo baru disini?" tanya Ardhan.
Gadis itu mengangguk ragu. "Jadi belum pernah di coba sama yang lainkan?" tanya Ardhan lagi. Dan gadis itu kembali mengangguk. Ardhan menyeringai. Ia mengangkat tubuh gadis itu ala bridal style dan membawanya ke kamar yang telah di siapkan di Club. Tentunya Ardhan dalam posisi mabuk.

"Akhh...." jeritan kenikmatan dari Melodi gadis yang bersama Ardhan.

( Author: sial! Ardhan! Lo ngapain?!!:( )

***

Xena terbangun di dalam posisi yang buruk. Ia sangat pucat dan belum makan sama sekali. Xena mengganti seragam sekolahnya. Mengganti dengan baju tidur karakter minions. Xena turun kedapur dan melihat makanan. "Kosong?" Xena mengelus perutnya lapar.
Tidak ada bahan makanan di dapur. Xena memutuskan untuk membeli makanan dan keluar rumah.

"Bunda belum pulang?" gumam Xena melewati kamar ibunya yang sudah lama tidak di tempati oleh sang ibu.

Xena berjalan keluar kompleks perumahannya. Mencari penjual makanan di pinggir jalan. Xena menemukan penjual bakso dan segera menuju kesana. "Bang, Bakso seporsi ya." ucap Xena.

"Iya neng, duduk dulu." ucap Abang penjual Bakso.

"Yang berapa neng?" tanya Abang penjual bakso lagi.
"Yang mana aja deh bang, asal banyak." jawab Xena.

"Oke siap neng."

Xena menunggu beberapa menit. Memainkan ponsel hanya sekedar membaca Wattpad saja.
"Ini baksonya neng."

"Makasih ya, bang." Xena segera menyantap baksonya dengan lahap. Sampai ia berkeringat karena panas dan pedas.

Beberapa saat kemudian ia membayar Baksonya. "Berapa bang?" tanya Xena.
"20 ribu aja neng."

Xena segera membayarnya dan kembali pulang ke rumah.

***

Zio, lagi dimana?
Tumben zio online?

Gue lagi nemenin Serena.
Dia lagi sendirian di rumahnya.

Aku juga sendirian dirumah.

Tapi gue udah nemenin Serena duluan.
Gak enak kalo kerumah lo.

Aku gak minta temenin, zi.
Cuma kasih tau aja.

Oh Yaudah.

Read.

Xena membuang nafas kasar. Ia menatap layar Ponselnya dengan nyalang. Melihat postingan di Snapgram Serena yaitu Fotonya bersama Zio.

"Gini nemenin nya, ya Zi." lirih Xena.

"Cocok banget kalian." ucapnya lagi.

Xena meletakan ponselnya dinakas dan menbasuh wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xena meletakan ponselnya dinakas dan menbasuh wajahnya. Meminum obat dan kembali tidur.

"Bun pulang dong, Xena mau kasih surat buat bunda." gumamnya seraya menutup mata.

"Zio, peka dong. Aku lagi butuh kamu ni. Tapi kamu lebih care ke Serena." gumamnya lagi.

Istirahat sejenak saat hati dan pikiran lelah.

Xena ryuna sashi Astoria.

LAKSAXENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang