08

791 80 0
                                    


   
"kenapa kau jadi sangat  yakin  sih Ron kalau anakmu itu diculik? kalau iya , Apa ada saksi mata atau semacam barang bukti heh?"

Aroon menoleh menatap wajah sahabatnya, sahabat akrabnya sejak mereka sekolah menengah dulu

"Ada, ada satu saksi mata" Arron, ayah Metawin. menyilangkan kedua kakinya lalu pandangan pria parubaya itu kembali lurus ke depan

"Saksi itu sendiri yang mendatangi polisi saat polisi ada di daerah panti. Dia mengatakan, kalau tadi memang dia lihat pria jangkung membopong paksa seorang pria" Arron menjeda ucapannya dengan helaan nafas

"Pria yang dibopong , postur tubuhnya sama seperti Win jadi kemungkinan besar itu putraku" lanjutnya

Singto menaruh nikotin yang sedari tadi dihisapnya diatas meja kaca, kaki kanannya menumpu kaki kiri sedangkan kedua netral nya masih menatap sang sahabat

"Then, apa kau sudah mendapat something  like nomor plat mobil yang membawa Win kabur?" Tanya sing lagi

Aroon menggeleng pelan

"Belum"

"Kau tau sendiri sing di desa belum tersedia cctv jalan bukan? Sedangkan polisi dan anak buahku sedang berusaha melacak plat nomor mobil yang keluar dari perdesaan itu"

Singto mengangguk paham , memang sulit jika ingin melacak sebuah mobil tapi tidak tahu plat mobil yang akan dilacak

"Jika kau mau, aku bisa membantumu,
aku mempunyai anak buah yang cukup pandai dalam urusan melacak"

"Terimakasih sing, kau memang selalu ada disaat keadaan susahku" Aroon menepuk pelan bahu Singto

"Ck, itulah kegunaan teman"

  

....


   
"Makan"

Win hanya menatap piring didepan tubuhnya, mata sembabnya hanya menatap kosong piring berwarna putih itu, tak ingin menyentuh makanan yang terbuat dari mie bernama chicken Chow Mein

Win hanya menatap piring didepan tubuhnya, mata sembabnya hanya menatap kosong piring berwarna putih itu, tak ingin menyentuh makanan yang terbuat dari mie bernama chicken Chow Mein

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cih, Jika kau tak mau yasudah jadi aku
tak akan susah payah membunuhmu,
nanti kau juga akan mati sendiri karena kelaparan" sarkas Bright

"Mau kau makan atau tidak , ujungnya pasti kau juga akan mati" Bright berdecak kecil kemudian pergi dari ruangan bernuansa merah darah kesayangannya

Win dapat melihat punggung Bright menjauh dan keluar dari ruangan ini

Apa pria sialan itu lupa apa yang ia
lakukan padanya semalam?

Atau memang tak ingat?

Lalu bukankah kissmark di leher jenjang Metawin sudah menjelaskan semuanya? tapi kenapa Bright memilih bungkam? Dan menganggap seakan tak terjadi apa-apa

TRAPPED -BW-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang