Rasa yang tak pernah di inginkan oleh Bright Vachirawit Chivaaree, rasa yang tak pernah dirasakan kepada wanita sebelumnya. ia terjebak, terjebak dengan pesona target bunuhannya.
WIN METAWIN.
Win adalah seorang CEO muda berparas tampan, hari-harinya...
Bright keluar dari dalam ruangan itu lalu menguncinya dari luar. Tubuhnya dirinya senderkan didaun pintu matanya terpejam berusaha menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak cepat
"Hufftt... Sialan" umpatnya
Mata sayu itu?
Bright mendadak suka dengan mata sayu itu, tatapan penuh kepasrahan dan menunjukkan kelemahannya
Kali ini berbeda dengan target bunuhannya yang lainnya, jika mereka menunjukkan ketakutan dengan mata sayu maka Bright akan semakin gencar melakukan aksinya
Tapi apa ini?
Nasib beruntung berada di pihak Metawin
Karna wajah manis pria itu membuat Bright sedikit tak tega jika harus mengotori maha karya Tuhan itu dengan darah, tapi tak dipungkiri ia juga suka saat Win merintih memohon kepada-nya
Ingat, sedikit!
Sekarang Bright berjalan menuju kursi dekat dengan jendela ia duduk menatap keluar jendela, dirinya memilih untuk bersantai
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bright duduk diam dengan tenang dirinya berusaha mengalihkan pikirannya yang selalu terarah pada Win , lebih tepatnya keadaan Win
Ia benci fikiran ini
Sangat tenang dan sunyi, pasalnya rumah besar disekitar hutan ini hanya berisi Bright dan Win alasannya karena Bright memang tak suka jika harus berhadapan selalu dengan manusia
Anggaplah Bright manusia aneh
Bright si pria monoton dan abu-abu kehidupannya hanya di isi dengan selangkangan, miras, pembunuhan
Cetek
Setelah mematik Putung rokok ia segerah menyesap rokok yang tadi diambilnya diatas meja, menikmati pagi hari yang jarang ia dapatkan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menghisap dan mengeluarkan asapnya secara perlahan
Bright mendongakkan kepalanya keatas dan bersandar pada punggung kursi , ia tersenyum geli
"Kenapa kau bisa semanis itu Hem? Bahkan perempuan juga bisa kalah saing jika dibandingkan dengan mu" monolog sivachi entah sadar atau tidaknya
"Wajah sialan"
kepala Bright sedikit pusing karena akhir-akhir ini fikiranya sering tertuju pada pria itu dan terang-terangan memuji sosok Metawin
Bright tidak akan membiarkan sesuatu yang aneh menjalar dalam tubuhnya, ia sedang membutuhkan tempat pelampiasan, Yeah Bright butuh obat penenang
meminum Vodka dipagi hari tidaklah buruk. Benar?
"Hallo.. Mike cepatlah kesini sekalian bawakan aku sebotol Vodka"
Akhirnya Bright menghubungi Mike karna ia tak mau pergi membeli sendiri. Mike sudah seperti babu untuknya
"Maaf Bright, aku sedang ada kumpul keluarga jadi tidak bisa kesana "
"Kau kan bisa izin sebentar untuk pergi ke luar"
"Tidak bisa Bright.... Hari ini keluargaku dari Bangko juga datang "
"CK, terserah"
Mood Bright turun deratis, kalau tak ada alkohol ia akan mencari kesenangan yang lainnya
Menyalurkan nafsu
Tentu saja dengan kekasihnya Nevvy, ia telah mengandung jadi untuk apa ditahan lagi dan Bright bisa memakainya sampai puas. Brengsek sekali memang
Segera Bright pergi menuju apartemen Nevvy, perempuan itu tinggal sendiri di Thailand karna kedua orangtuanya telah meninggal waktu ia menginjak remaja
"Kepalaku pening sekali sial"
Hampir setengah jam mobil yang ia tumpangi sampai pada tujuan-nya , berhenti pada apartemen yang cukup mewah
Sudah jelas itu pemberian dari Bright
Langkah kakinya berjalan tegas sedikit tergesa karna ia ingin segera menyalurkan nafsu untuk menghilangkan rasa stres dikepalanya
Saat didepan kamar apartemen Nevvy ia memasukan beberapa digit angka dan memasuki, di dalam tampak sepi
Ia melepaskan jaket yang dipakainya dan ditaruh di atas sofa , Bright pergi sebentar ke arah dapur ia ingin mengambil minuman
"Ahh... dari kemarin aku belum minum"
Setelah puas minum langkah kakinya membawa ke ruang tujuannya, yaitu Kamar
Bright berjalan santai dan berharap Nevvy masih ada di Apartemen, kalaupun tak ada ia akan menyuruh perempuan itu agar pulang
"thank you sayang untuk yang kemarin"
CUP
"Apa sih yang gak buat kamu.."
Langkah Bright terhenti tepat didepan pintu kamar Nevvy, sayup-sayup kupingnya menangkap suara perempuan dan laki-laki, ia memilih bungkam
"By the way, kamu kapan nikahin aku? Aku udah gak mau sama Bright sayang ih"
"Nanti ya sayang.."
"Nanti apa? Kalau nanti kenapa kamu nyuruh Bright nikahin aku? Ini kan anak kamu bukan Bright"
Tanpa mereka sadari didepan pintu sudah ada satu manusia berhati iblis yang siap membunuh ke-dua nya
Rahangnya menegas, matanya menyipit, kedua tangannya mengepal sampai membuat kuku-kukunya memucat
Untuk saat ini, Bright masih bisa mengontrol emosi dalam dirinya
tapi tidak ada yang bisa tahu satu menit kedepannya akan bagaimana
Anggaplah hanya tuhan yang tau
"Dengerin, kalau kamu bilang sama Bright kalau itu anak aku bukan aku doang yang akan mati, kamu dan anak kita juga"
"Maikeeee.... tapi aku gabisa hidup terus sama dia, dia iblis mike"
"Kamu tenang oke, kita lewati sama-sama"
Cup
BRAK
Tautan pada bibir mereka terlepas kedua-nya sama-sama menoleh ke arah pintu
Melihat sosok yang siap menerkam mereka kapan saja ia mau