Rasa yang tak pernah di inginkan oleh Bright Vachirawit Chivaaree, rasa yang tak pernah dirasakan kepada wanita sebelumnya. ia terjebak, terjebak dengan pesona target bunuhannya.
WIN METAWIN.
Win adalah seorang CEO muda berparas tampan, hari-harinya...
"Au love bukankah itu teman phi mu?" Prim menunjuk pria yang sedang dipapah oleh beberapa wanita, mereka baru keluar dari sebuah tempat clubing
"Phi win... Apa dia sedang mabuk prim?" Tanya love memastikan
"Mungkin, dan siapa dua wanita itu? Aku takut mereka akan memanfaatkan keadaan phi win" ujar prim membuat love binggung, ia tak mau jika mereka memanfaatkan Win
Love dan prim berniat membeli sesuatu dan terpaksa keluar dari rumah sekitar jam 9 malaman, sedangkan tokoh yang mereka datangi bersebrangan dengan sebuah club malam
"Ikut aku" love Manarik tangan Prim agar mengikutinya menyebrang jalan raya
Keadaan Win benar-benar sudah parah, sepertinya ia minum terlalu banyak
"Permisi..." Love berdiri disamping wanita yang memapah Win. Prim hanya diam tak mau ikut campur apa yang akan dilakukan temannya
"ya?"
Ujar wanita itu dengan raut wajah jutek
"emm..saya tadi tidak sengaja melihat kalian, Laki-laki ini teman phi saya jadi lebih baik saya bawa pulang dan phi phi tentang saja saya bawa mobil kok"
"Gausah kita bakal anterin Win pulang sendiri, mending kalian pulang gih udah malem besok sekolah"
Love mengerutkan dahi bingung sedangkan prim kesal benar-benar kesal mendengar perkataan wanita tersebut
"Eh jablay... Apa kau tak tau cara bersopan santun Hem?" Kali ini prim yang berbicara
"Kau hanya anak kecil beraninya ngatain jablay" saut teman si wanita itu juga tak terima
"KAU....." wanita berambut pirang itu menghampiri prim sontak membuat tubuh Win jatuh karna bagian kiri tak ada yang menyanggah
"Plum apa yang kau lakukan, Win jatuh bodoh"
Love segerah beranjak mengangkat tubuh Win agar kembali berdiri, sangat susah. Bayangkan tubuh besar Win diangkat tubuh mungil seorang Love
"Bantu aku prim ehhmm berat sekalih"
Prim segerah berlari dan membantu mengangkat tubuh Win. "Hey apa yang kalian lakukan anak setan. Aku yang akan mengantarkan Win" protes wanita berambut Rainbow
"Tidak phi biar kami yang bawa phi win pulang, aku tidak percaya kalau kalian yang membawa phi win pulang" tolak Love
"Sialan kalian anak setan"
Wanita berambut Rainbow pergi dengan kesal ia ingin mencari mangsa yang lain diikuti wanita berambut pirang
Sekarang mereka membagi tugas, prim mengambil mobil disebrang jalan dan Love menjaga Win dengan mendudukan Win agar tak terlalu berat
"Kenapa kau bisa semabuk ini phi, kau membuatku khawatir"
Flashback end
Wajah Win terhuyung kesamping, wajahnya kini dipenuhi oleh Bogeman membuat wajah imutnya seketika menghilang berganti dengan warna merah ke biruan
Dadanya naik turun sangat sesak, ia sendiri tak menyangka pada dirinya sendiri akan melakukan hal sekeji itu karna keadaannya mabuk berat
Ia tak ingin membela diri sendiri ataupun sekedar melawan, memang pantas ia mendapatkannya
Darah segar keluar dari pelipis dan sudut bibirnya, sejujurnya sangat sakit tapi sekujur tubuh Win sudah mati rasa sejak kemarin
Bright menghela nafas pelan, tak tahu mengapa ia tak menyukai wajah manis Win menjadi babak belur dengan wajah dihiasi dengan darah segar
Sangat disayangkan
"Bos bos kau bisa membunuhnya, kalau dia mati sekarang kau tak akan melihatnya menderita setiap detiknya"
"Sudah hentikanlah"
Tawan menghentikan pukulannya, jika Bright tak menahan sudah dipastikan Metawin sudah tinggal nama
Dadanya naik turun tersulut emosi. Walau umurnya tak lagi mudah tapi jangan pernah meremehkan kemampuannya membuat orang tumbang
"Kau urus dia" ucap Tawan lalu pergi dari ruangan Kramat bernuansa merah, meninggalkan ruangan itu menyisahkan dua pemuda didalamnya
Bright menatap keadaan Win sangat kacau
"Menyedihkan" ucap Bright sebelum bberbalik dan keluar dari ruangan itu juga, sekarang meninggalkan Metawin seorang
Win sudah sangat pasrah, meninggal sekarang pun sudah tak masalah
Selang beberapa menit Bright kembali lagi tapi dengan membawa kotak P3k, dengan wajah datarnya ia meletakkan di samping tubuh rengking Win
"Obati lukamu"
Win sudah tak peduli dengan lukanya
Metawin mencabut ucapannya kemarin, tidak Metawin sudah sangat lelah. Ia ingin segera mati saja, Win menyerah
Bright menghela nafas kasar ia berjongkok menyamaratakan posisi Win, tangannya menarik kotak P3k dan membukanya mengambil satu helai kapas dan cairan Betadine
Tangan kirinya menarik dagu win agar menatapnya sedangkan tangan kanannya mengoleskan pelan Betadine di setiap luka di wajah Metawin
Deg
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pandangan mereka bertemu, entah Bright atau Win keduanya sama-sama tersihir dengan Tatapan rumit yang sudah tak bisa dijelaskan
Bright tersadar dari lamunannya, tidak ini tidak baik. Kenapa jantungnya berdetak ketika melihat mata sayu Win?
Tidak bisa dibiarkan
Bright melempar kapas yang dipegangnya dan berdiri meninggalkan Win begitu saja, membuat kepala win kembali bertanya-tanya