Part 10

3.8K 344 22
                                    

Pria kecil itu duduk dibangku panjang ditengah taman sekolahnya. Dia menunggu jemputannya yang sejak 10 menit tadi tak kunjung datang.

"Dada terlambat lagi."ujarnya.

Hingga seorang anak kecil menghampirinya. Liam hanya menatap anak itu. Dia tahu anak itu nakal walau pun tidak sekelas dengannya.

"Kau menunggu Mommymu..?" Tanyannya dan Liam mengangguk. "Mommy yang mana. Aku selau melihatmu di jemput 2 orang Mommy yang berbeda tapi aku tidak pernah melihat Daddymu." Tambahnya.

Liam hanya menatap anak itu yang mungkin 1 tahun diatasnya. "Aku tidak punya Daddy. Tapi aku punya Dada yang sayang padaku." Ujar Liam.

"Dada.. Kau menyebut Daddymu Dada. Tapi dimana dia. Aku tidak pernah melihatnya."

"Dada bukan Daddy. Dada yang selalu menjemputku tiap hari karena Mommyku lagi manjaga Baby di perutnya." Ujarnya Polos.

Anak-anak itu tertawa mendengar ucapan Liam. "Bagaimana kau bisa memanggilknya Dada sedangkan dia seorang wanita." Ujarnya mengejek.

Liam mengepalkan tangan Mungilnya, dia tidak suka jika seseorang menertawakan Dadanya. "Berhenti tertawa padaku. Aku tidak suka."ujarnya sedikit berteriak.

"Kau tidak punya Daddy. kau hanya punya Dada seorang wanita."

Liam turun dari bangku taman itu ingin meninju wajah anak didepannya itu namun tangan mungil Lain meraihnya.

"Jangan Liam, berkelahi itu tidak baik." Ujarnya menarik baju Liam menjauh dari anak nakal itu.

"Dia menertawakanku Hyung. Dia menertawakan Dada." Ujarnya.

"Pergi kalian jangan mengganggu adikku." Earth menyuruh mereka pergi.

"Kenapa kau ingin berteman dengannya. Dia tidak punya Daddy." Ujar anak nakal itu lagi.

"Aku sudah bilang pergi. Kalau tidak akau akan mengaduhkan kalian pada Daddyku."

Mendengar ucapan Earth, anak nakal itu meninggalkan mereka. Hingga Langkah kaki seorang pria yang tepat berhenti didepan mereka membuat Earth dan Liam mendongak.

"Hai Boy..?"

"Maaf Uncle, kami tidak mengenal Uncle jadi kami tidak bisa berbicara kepada orang asing." Ujar Earth.

Pria itu menekuk lututnya untuk mensejajarkan tinggi badan mereka. "Maka justru itu. Uncle akan memperkenalkan diri. Uncle teman Mommy dan Dada Liam. Kita pernah bertemu tapi kau masih bayi waktu itu. Aku Uncle Kai."

"Tapi Mommy dan Dada tidak pernah menceritakan padaku jika mereka punya teman bernama Kai." Ujar Liam Polos membuat Kai tersenyum.

"Kami jarang bertemu sayang. Dan kenapa dengan anak-anak tadi, apa mereka menganggu kalian..?" Tanya kai mengalihkan pembicaraan mereka.

"Nee Uncle. Mereka mengejekku karena Liam tidak punya Daddy. Liam mengatakan padanya jika Liam memiliki Dada yang sangat sayang sama Liam. Tapi mereka menertawakan Liam." Jelasnya merasa sedih.

Kai mengerutkan Keningnya lalu tersenyum. "Jangan sedih. Jika mereka menganggumu lagi katakan saja padanya jika Liam punya Daddy."

"Tapi Liam hanya punya Dada Uncle, bukan Daddy."

Earth hanya mendengarkan obrolan mereka. Dia juga menunggu Daddynya untuk menjemputnya.

"Uncle yang akan menjadi Daddy Liam. Jadi jika mereka mengganggumu lagi katakan saja jika Liam memiliki Daddy Kai. Oke boy..?"

Mata anak itu berbinar hingga akhirnya mengangguk. "Ne Daddy."

"God Boy."

Kai tersenyum bangga memeluk Liam. Sedangkan Earth mengendarkan pandangannya mencari sang Daddy apakah sudah datang atau belum. Hingga sudut matanya melihat mobil yang baru saja berhenti dan itu Daddynya.

My Sassy Girl 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang