Part 7

3.8K 354 14
                                    



Plakk

Bughh

Bughh

Plakk





Lisa terus berdecak kesal serta meringis karena sejak tadi Jennie mengawasinya mengurasa air didalam kolam renang itu dengan ember kecil yang dipamainya untuk membuat istana pasir.

"J ini tidak akan bisa selesai hanya dengan memakai ember kecil ini." Keluhnya.

"Aku tidak peduli Lisa.. kamu harus menguras kolam itu sampai bersih atau aku akan memotong jari panjangmu itu." Ancam Jennie membuat Lisa otomatis menggigit jarinya.

Lisa kembali menguras air dikolam itu. Dia hanya bisa mengeluh didalam hatinya dari pada harus mengeluarkan semua kekesalannya. Sedangkan Jennie duduk dikursi dekat kolam itu dengan Liam yang berada digendongannya.

"Aku sudah memperingatimu setiap kali, tapi kamu tidak pernah mendengarkanku."

"Aku hanya mengikuti keinginan putra kita J." Ujarnya Membela diri.

"Aku tidak menyuruhmu berbicara Lisa." Bentak Jennie membuat Lisa kembali terdiam. "Kamu mengajarkan Liam dengan Hal-hal yang tidak masuk akal. Anak seusianya bermain dengan mainannya tapi lihat, kamu mengajarinya seperti anak 10 tahun Lisa.. aku tidak ingin melihat kejadian ini lagi. Jika itu benar-benar terjadi hukumanmu akan lebih parah lagi."

Lisa hanya sibuk menguras air dikolam itu yang entah sampai kapan selesainya. Omelan istrinya hanyalah angin banginya. Setiap ancaman bahkan pukulan Jennie sudah menjadi makanan setiap harinya.

Jennie terus mengoceh sedangkan Liam yang menatap Dadanya dengan botol susu ditangannya. Anak itu baru saja menghabiskan Susunya.

"Dada paboya.." ujar Pria kecil itu membut Lisa menoleh. "Kenapa Dada menguras air itu dengan ember kecil..?" Tanyanya polos.

"Karena Mommy menghukum Dadamu yang nakal."

Liam mendongak melihat wajah Mommynya. "Dada bodoh Mommy, sudah tahu ember itu kecil mana mungkin bisa menghabiskan air dikolam itu." Ujar Liam membuat Lisa mendengus kesal. Anak Dan Istrinya sama saja.

Jennie tertawa. "Benar sayang.. Dadamu memang bodoh."

"Yakk.. aku tidak akan melakukan hukuman ini andai bukan Liam yang mengejar Dada dengan pasir itu."

"Siapa suruh Dada lari. makanya Liam mengejar Dada.. andai saja Dada menyuruh Liam berhenti pasti Liam akan berhenti." Ujar Liam lalu memeluk leher Mommynya.

Lisa melemparkan ember kecil itu meninggalkan mereka ditepi kolam.

"Yakk.. hukumanmu belum selesai bodoh.." teriak Jennie namun Lisa tidak menghiraukannya.

Jennie menggendong Liam untuk mengejar Lisa yang menuju kamar mereka.

"Tugasmu bel--"

"J aku akan benar-benar mati jika harus menguras kolam itu dengan ember kecil tadi.. oke aku salah dan aku akan memanggil orang untuk mengurasnya."

"Tapi itu hukuman untukmu.."

Lisa menghelah nafas kasar. "Aku hanya berusaha membuat Liam bahagia sayang. Bukan aku tidak ingin Liam seperti anak pada umumnya yang bermain robot atau apapun itu. Aku hanya ingin mengajarkan Liam bagaimana cara dia membedakan mana yang berbahaya untuknya dan tidak. J Aku tahu kamu tidak suka Liam bermain seperti itu karena kamu takut Liam terluka bahkan sakit. Tapi percaya padaku sayang, aku hanya mengajarinya agar tidak manja untuk meminta mainan ini itu.. dan Kamu lihatkan sekarang, umurnya sudah satu tahun setengah, kamu bisa menghitung mainannya hanya berbau dengan dunia luar.. dan kamu bisa lihat juga bagaimana dia sangat pintar.. J anak umur seperti Liam tidak akan selancar itu menjawab setiap perkataan kita." Jelas Lisa panjang Lebar membuat Jennie tersiam.

My Sassy Girl 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang