Gibran terpaksa menuruti permintaan ayahnya untuk ikut ke acara rekan kerjanya. Terjebak di suasana yang dia tidak sukai.
"Om hen, gibran." Sapa Shasa kepada gibran dan ayahnya tidak lupa membungkukkan badannya memberi hormat.
"Cantik sekali shasa."
"Om hendra bisa aja." Ucap shasa tersipu malu.
"Surya mana may?"
"Mas surya tadi ke-- eh ini dia yang di cariin"
"Halo ma bro." Sapa Surya, Papa Shasa, tidak lupa dengan pelukan ala bapak-bapaknya.
"Tambah sehat aja nih kayaknya."
"Eitss, bilang aja kalo tambah berisi." Ucap surya di akhiri dengan tertawa.
"Gibran, kamu ajak shasa keliling dulu ya. Ayah masih mau ngobrol sama surya."
"Shasa kamu jangan bikin gibran kesusahan ya."
"Siap ma!"
Hendra, Surya, dan Maya pergi meninggalkan Gibran dan Shasa. Gibran masih nyaman untuk tidak bersuara sedangkan shasa mulai bosan karena gibran tidak mengajaknya berbicara.
"Ih pengin makan itu deh." Guman shasa saat melihat kue cokelat yang terlihat menggoda namun berada di meja yang jauh darinya.
"Gib kesana yuk. Aku pengin makan itu."
Belum sempat gibran menjawab, tangan shasa lebih dahulu menggandeng tangan gibran untuk mengikutinya.
Setelah mengambil kue yang di inginkannya, shasa mengajak gibran untuk duduk di kursi yang berada di taman. Sebelumnya shasa menawarkan kue itu kepada gibran, namun pria yang lebih tinggi darinya ini menolak. Berakhirlah mereka berdua duduk taman dengan shasa yang sibuk memakan kue nya dan gibran yang sibuk dengan ponselnya.
"Gib kamu ga cape apa?"
Gibran mengunci ponselnya dan menaruhnya di saku lalu menatap shasa dengan wajah bingungnya.
"Maksud aku kamu ga cape apa dari tadi diem mulu."
"Kamu inget ga gib? Kamu itu dulu sering banget bikin aku kesel. Suka banget ngerjain aku nyampe nangis. Tapi ntah kenapa, sejak kamu SMA kamu mulai berubah. Kamu jadi lebih dingin."
"Udah abis kue nya? Ayo balik ke dalem lagi."
Shasa menyebikkan bibirnya saat gibran buru-buru masuk ke dalam gedung. Selalu saja berakhir dengan gibran yang meninggalkan shasa.
Pak Dimas guru ekonomi di SMA Garuda baru saja masuk ke kelas 12 IPS 2 setelah telat selama 15 menit.
"Maafin bapak ya anak-anak karena telat." Ucap pak dimas lalu duduk dan meletakan bukunya di atas meja.
"Gapapa kok pak, saya justru senang kalo bapak telat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Jingga & Biru ✔
Teen FictionJingga itu menenangkan, Biru itu lebih cerah. Gibran, seorang pemuda berusia 18 tahun yang dekat dengan 2 orang wanita. Antara Jingga dan Biru, manakah yang lebih membuat seorang Gibran lebih nyaman? Start : 30 Desember 2021 End : 20 Mei 2022