Mulai Dekat

279 56 11
                                    

Gibran yang baru sampai di kelas dibuat bingung dengan marvin yang menjadi diam. Biasanya dia sudah membuat masalah dan kelas menjadi berisik.

"Kenapa tuh dia?" Gibran menunjuk marvin dengan dagunya.

"Abis kena semprot rania"

Gibran lalu duduk dan menaruh tas nya di meja.

"Lagian lo pagi-pagi udah bikin masalah sama rania. Lagi mode macan juga tuh anak." Omel keenan.

Masih menyimak bagaimana alden dan keenan yang terus menceramahi marvin, gibran di kagetkan dengan caca yang baru sampai kelas namun mendekat ke arahnya.

Gibran menatap bingung caca yang sekarang berada di samping meja gibran. Caca sedang mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

"Kunci lo. Tadi jatuh di parkiran."

"Thanks ya ca"

Caca tersenyum lalu berjalan ke meja yang berada di seberang meja gibran. Interaksi keduanya tidak lepas dari perhatian shasa dan kedua sahabatnya.

"Ga usah cemburu kan cuma ngasih kunci doang" Ucap alina.

"Iya berawal dari hal kecil ntar lama-lama nyaman"

"Lo kalo masih kesel sama marvin ga usah bikin temen lo ga mood juga"

"Iya iya, gue diem nih."

Shasa kembali fokus pada bacaannya namun sesekali melirik ke arah caca. Shasa juga sempat melihat gibran yang diam-diam mencuri pandang ke arah caca.





 Shasa juga sempat melihat gibran yang diam-diam mencuri pandang ke arah caca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Saat jam istirahat tiba, gibran membiarkan teman-temannya untuk pergi ke kantin dahulu. Tadi gibran mendapat pesan dari ayahnya membuat dia memilih menetap di kelas sebentar untuk membalas pesan ayahnya.

"Lo ga ke kantin?"

Caca yang sedang menaruh bukunya di tas menoleh ke arah gibran.

"Engga gue masih kenyang."

"Mau kemana?"

"Gue mau ke ruang musik."

"Emang tau?"

Pertanyaan gibran barusan membuat caca berhenti dan kembali berpikir.

"Ayo gue anterin"

"Emang ga ngerepotin?"

"Engga. Ayo."

Caca berjalan di belakang mengikuti gibran. Caca kira gibran orang nya tidak perduli karena wajah gibran itu terlalu mengintimidasi.

"Jangan di belakang gue, sini rada sampingan." Caca menuruti perintah gibran.

"Lo suka musik ya?"

"Kok tau?"

"Ya terus lo mau ke ruang musik buat apa?"

"Hehe, iya gue mau daftar ekskul musik."

Antara Jingga & Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang