Setelah jujur akan perasaannya terhadap Gibran, Shasa menjadi lebih senang karena tidak ada beban lagi. Hubungan dia dengan Gibran masih seperti biasanya. Saat ini Shasa sedang berada di rumah Alina karena hari ini adalah hari pernikahan Alina dengan Kevin. Karena Rania ada keperluan mendadak sehingga Rania datang terlambat ke rumah Alina.
Shasa menggenggam tangan kanan Alina dengan kedua tangannya sambil tersenyum. Shasa bisa merasakan tangan Alina yang dingin karena gugup.
"Alina sayang, ayo keluar. Acaranya mau di mulai." Ucap Mama Alina yang baru saja masuk ke dalam kamar Alina membuat Alina semakin gugup. Acara pernikahan Alina memang dilaksanakan di halaman rumah Alina karena Alina meminta ingin pernikahannya dilaksankan secara sederhana.
Shasa membantu Alina berdiri lalu berjalan di samping kiri Alina sedangkan Mama Alina di samping kanan Alina. Saat sampai di halaman rumah Alina, Shasa menjadi ikut gugup seolah-olah dirinya yang akan menikah.
Acara pernikahan Alina berajalan dengan lancar. Alina terlihat menitihkan air matanya setelah para saksi mengucapkan kata "sah". Rania juga sudah tiba dan saat ini duduk di samping Shasa.
"Lo kenapa nangis?"
"Gue terharu tau ran. Temen gue udah ada yang nikah."
"Berangkat sama siapa tadi ke sini?"
"Sama Keenan."
"Oh jadi juga lo sama Keenan."
"Apaan sih ran!"
"Dih salting. Tapi gue setuju kalo lo sama Keenan. Eh Alden dateng ga ya?"
"Kata Keenan sih dateng. Tuh dia orangnya." Shasa menunjuk ke arah Alden yang berjalan ke arah mereka. Alden datang bersama adiknya. Namun di belakangnya juga ada Marvin, Gibran dan Caca.
"Kalian datengnya barengan?" Tanya Rania.
"Tadi ketemu di parkiran."
"Kirain lo ga bakalan dateng den."
"Kalo di undang ya harus dateng lah."
"Kok lo mau sih wil nemenin kakak lo kondangan ke tempat mantan?"
"Tadinya gamau tapi kasihan juga kak Alden ntar ngegalau gimana. Tapi ngeliat dia baik-baik aja, mending gue jalan sama Juan."
"Adik gatau diri."
"Nyari siapa sih sha?" Tanya Marvin saat melihat Shasa seperti sedang mencari seseorang.
"Keenan lagi keluar sebentar karena nyokapnya nelfon sha." Ucap Alden.
"Oh Shasa sama Keenan sekarang?"
"Apaan sih, enggaaa."
"Jangan gitu sha." Ucap Caca menggoda Shasa. Shasa tidak bisa mengontrol muka nya yang saat ini sudah merah.
"Eh kita mau nemuin Alina sekarang apa gimana?" Tanya Shasa mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Nunggu Keenan bentar." Ucap Gibran.
Keenan berjalan sedikit berlari ke arah mereka. "Sorry ya, tadi nyokap nelfon."
"Ayo sekarang."
"Den siapain mental jangan lupa."
Mereka bertujuh berjalan menuju pelaminan untuk mengucapkan selamat kepada Alina dan Kevin. Suasana menjadi canggung saat Alden mengucapkan selamat kepada Alina. Namun Marvin dengan segala idenya langsung mengajak mereka untuk foto bersama agar kegiatan mereka cepat selesai. Tidak lama setelah mereka turun dari pelaminan, mereka memutuskan untuk pulang kecuali Shasa dan Keenan yang menemani Shasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Jingga & Biru ✔
Ficção AdolescenteJingga itu menenangkan, Biru itu lebih cerah. Gibran, seorang pemuda berusia 18 tahun yang dekat dengan 2 orang wanita. Antara Jingga dan Biru, manakah yang lebih membuat seorang Gibran lebih nyaman? Start : 30 Desember 2021 End : 20 Mei 2022