Reuni

242 46 13
                                    

Caca berjalan sambil menggenggam erat tas yang ia bawa. Sesekali caca melihat sesekelilingnya, hingga tak lama kemudian caca menemukan presensi keenan yang sedang berdiri sambil mengecek ponselnya.

"Keenan," Panggil caca membuat keenan menatapnya lalu memasukan hp ke dalam sakunya.

"Kirain ga bakal dateng."

"Tadinya gamau dateng, tapi kak hesa maksa gue buat dateng."

"Mau juga ternyata bang hesa gue suruh."

"Loh, lo yang nyuruh kak hesa maksa gue buat dateng?"

"Iyalah. Manfaatin sepupu sendiri, haha."

"Lagi nunggu siapa?"

"Engga nunggu siapa-siapa. Tadi nyokap nelfon. Ayo masuk."

Caca dan keenan berjalan berdampingan menuju outdoor caffe milik keluarga keenan. Saat sampai di sana, terlihat sudah ada marvin, rania, alden, shasa dan gibran.

"Wih yang di tunggu-tunggu dateng juga akhirnya." Ucap marvin lalu melakukan fish bump dengan caca.

"Duduk sini ca." Ucap shasa sambil menepuk kursi di sebelahnya.

"Udah dateng semua kan ya ini?" Tanya keenan dan di balas anggukan oleh yang lain. Namun yang membuat caca heran, mengapa tidak ada alina di sini?

Mereka bertujuh duduk dengan tata letak kursi seperti huruf U. Di bagian kanan ada gibran dan keenan, bagian tengah ada rania, shasa dan caca, terakhir di bagian kiri ada marvin dan alden.

Berbagai makanan ringan dan minuman sudah tersaji di meja. Caca meminum minumannya dengan gugup karena diam-diam gibran memperhatikannya.

"Lo ganti warna rambut lagi ca? Perasaan pas ketemu pink sekarang udah blonde aja."

"Hehe iya nih sha."

"Caca kan mau couple-an sama gue nih, sama-sama blonde."

"Ekhem," alden sedikit memperingatkan marvin sambil menepuk pundaknya karena alden sadar akan tatapan gibran.

"Kalian kuliahnya satu kampus?"

"Engga ca. Tuh musuh gue misah sendiri."

"Diem lo!"

"Oh iya kok alina ga berangkat?" Pertanyaan dari caca membuat keadaan di sana menjadi canggung.

"Eh gue ada salah ngomong ya?"

"Engga. Alina udah nikah." Jawab gibran dengan singkat membuat caca merasa bingung.

"Pulang bareng gue aja yuk ca ntar. Biar gue ceritain."

"Mentang-mentang baru di tinggal nikah ini mau ngegebet mantan gebetan temen." Ucapan marvin membuat gibran yang sedang minum jadi tersedak.

"Udah yuk bahas yang lain aja."

Shasa mencoba mengalihkan pembahasan. Mereka saling bertukar cerita hingga tidak terasa mereka sudah menghabiskan waktu selama 1 jam lebih.

Caca pamit izin ke toilet sebentar. Saat caca keluar dari bilik toilet, ternyata ada rania yang sedang merapikan rambutnya. Caca mencuci tangannya di samping rania dengan canggung. Jujur saja, sampai sekarang caca masih sungkan dengan rania.

"Kuliah di luar enak ga ca?"

Caca mendongakkan kepalanya bingung karena rania mengajaknya berbicara. Namun setelah itu caca mencoba mengontrol ekpresi wajahnya.

"Enak ga enak sih ran. Lo sendiri ngambil jurusan apa?"

"Ilmu hukum."

Setelah itu tidak ada percakan antara keduanya. Hingga caca setelah terlebih dahulu.

Antara Jingga & Biru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang