Sudah satu bulan berada di bangku perkuliahan nyata nya gibran masih belum bersemangat untuk belajar. Gibran, alden, keenan dan marvin berkuliah di universitas yang sama, namun berbeda prodi. Gibran dan alden memilih prodi manajemen, keenan ilmu komunikasi sedangkan marvin DKV. Gibran memilih prodi manajemen juga karena mengikuti alden. Tapi juna juga memberi saran lebih baik gibran mengambil prodi tersebut karena juna tau adiknya ini memiliki passion di bidang tersebut.
Gibran menghela nafasnya kesal karena tadi ia buru-buru berangkat ke kampus dan ternyata ketika dirinya sampai di parkiran alden mengabarinya lewat chat bahwa dosennya berhalangan hadir. Hari ini gibran hanya ada satu kelas. Karena ia malas untuk pulang, gibran mengajak alden untuk pergi ke kantin fakultas.
"Kok lo tumben ke sini?" Tanya gibran yang baru sampai kantin ketika di sana tidak hanya ada alden tapi keenan juga.
"Iya nih, dosen gue tadi cuma ngasih tugas doang makanya pas tau lo berdua batal kelasnya yaudah ngikut ke sini."
"Kenapa dadakan banget anjir ngasih tau nya itu dosen. Tau gitu kan tadi mending rebahan seharian di rumah."
"Lo kaya gatau bu bona aja gib."
"Ya jelas gatau lah. Di sini aja baru sebulan."
"Santai bro, santai. Mau pesen apa nih? Biar gue pesenin." Ucap keenan.
"Minum aja deh gue, cola ya."
"Lo mau apa gib?"
"Samain kaya alden aja deh gue."
"Oke." Keenan pun pergi untuk membeli pesanan mereka.
"Rumah sepi dong gib?"
"Iya nih. Semenjak bang juna pergi rumah jadi tambah sepi."
Juna seminggu lalu kembali ke jepang untuk menyelesaikan studi nya. Setelah berdiskusi dengan bunda nya kalau juna ingin tinggal bersama ayahnya, bunda pun menyetujuinya asalkan juna menyelesaikan studi nya. Maka dari itu juna kembali ke negara tempat tinggal bundanya sekarang untuk melanjutkan studi nya agar ia bisa tinggal bersama ayah dan adiknya.
"Lo sama shasa gimana?"
"Ga gimana-gimana sih. Masih biasa aja."
"Lagi ngomongin apa lo berdua? Serius banget deh kayanya." Tanya keenan yang baru datang dengan kedua tangannya yang membawa 3 kaleng cola dan 1 bungkus keripik singkong.
"Eh lo sama shasa satu prodi kan ya kee?" Tanya alden.
"Satu kelas juga sih. Kenapa?" Keenan membuka bungkus keripik singkongnya, baru saja satu kali suapan gibran merebut paksa keripik singkongnya.
"Kalo mau minta ngomong dulu napa, jangan asal embat."
"Kalo sama lo sih ga perlu ngomong."
Alden menatap gibran dan keenan secara bergantian. Lalu membuka kaleng cola miliknya dan meminumnya.
"Tuh urusan temen lo." Alden menunjuk gibran dengan dagunya.
"Oh gibran sama shasa? Ada kemajuan emangnya?"
"Ga ada. Udah di bilang gue cuma nganggep shasa sebagai teman."
"Masih belum move on dia." Cibir alden yang langsung di hadiahi tatapan tajam oleh gibran.
"Santai aja dong tatapannya."
"Udah-udah jangan ribut. Gimana LDR-an sama ayang lo den?"
"Nahan kangen berat ya? Pantesan dilan aja ga kuat."
"Kumat tuh dia." Ucap gibran.
"Awas lo ntar ada yang lain."
"Anjir kee, lo belajar ginian dari mana? Marvin ya? Biasanya lo orang yang positive vibes di antara kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Jingga & Biru ✔
Genç KurguJingga itu menenangkan, Biru itu lebih cerah. Gibran, seorang pemuda berusia 18 tahun yang dekat dengan 2 orang wanita. Antara Jingga dan Biru, manakah yang lebih membuat seorang Gibran lebih nyaman? Start : 30 Desember 2021 End : 20 Mei 2022