Bagian 6

17.4K 1.8K 4
                                    

Acasha membuka matanya dan menyadari dia ada di tempat yang bernuansa putih lagi? Mencoba memandang ke segala arah dia menemukan cahaya menyilaukan dan menuntun langkahnya ke sumber cahaya tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acasha membuka matanya dan menyadari dia ada di tempat yang bernuansa putih lagi? Mencoba memandang ke segala arah dia menemukan cahaya menyilaukan dan menuntun langkahnya ke sumber cahaya tersebut.

Walau ragu dia tetap melangkah mengikuti cahaya tersebut, hingga dia menemukan jalan keluar. Dan saat berada diluar betapa tercengangnya Acasha saat mendapati pemandangan yang ada dihadapannya.

 Dan saat berada diluar betapa tercengangnya Acasha saat mendapati pemandangan yang ada dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hutan musim gugurkah? Astaga ini sungguh sangat-sangatlah indah. Maafkan jika Acasha norak, namun ditempatnya dahulu hanya ada musim dingin dan musim hujan. Saat berlibur ke luar negeri pun dia sama sekali tak pernah bertemu dengan musim gugur.

Mengabaikan gaunnya yang mungkin saja bisa kotor, Acasha mendudukkan dirinya di atas rerumputan itu.

"Hah, rasanya sedikit melegakan disini" Tidak bisa dia pungkiri Acasha sangat lelah dengan apa yang terjadi padanya, atau mungkinkah teori Einstein benar adanya? Bahwa dunia paralel itu memang nyata, Bagaimana bisa dia yang awalnya seorang Maharani Nayanika berubah menjadi Narnia Acasha Dimitri. Walau dia tidak bisa mengelak kehangatan yang diberi keluarga itu mampu menyentuh hatinya. Tapi dia takut dengan kenyataan bahwa dia menempati hidup orang lain belum lagi, dia sendiri bukanlah gadis sebatang kara yang tak punya orang-orang yang menyayanginya.

Tinggal berdua dengan Vania selama dua puluh lima tahun hidupnya adalah sesuatu yang sangat berharga. Walaupun Vania bukanlah kakak kandungnya, tapi dia menyayangi wanita itu, wanita yang rela bekerja paruh waktu di sana sini demi bisa menyekolahkannya dan menyokong kehidupan mereka berdua.

Dia tidak akan lupa kala Vania hanya mampu membeli makan satu porsi karena uang kakaknya itu habis untuk biaya pendidikan mereka. Iya, salah satu hal yang membuat Acasha menjadikan kakaknya itu sebagai role mode, Vania memiliki prinsip bahwa kita harus mengenyam pendidikan tidak peduli walau harus meneteskan darah karenanya. Selama usaha yang di tempuh bukanlah sesuatu yang menyimpang.

Dan semua kerja kerja keras itu terbayar. Saat Vania lulus kuliah dan Acasha lulus SMK, Vania yang memiliki kualifikasi bagus selama magang diterima bekerja di hotel bintang lima tempatnya magang, akhirnya dia mulai bekerja di hotel tersebut sembari merintis bisnis cafe resto yang mereka bangun. Acasha yang sebelumnya mengambil jurusan tata boga, didapuk menjadi main chef. Vania bertanggungjawab untuk bagian pelayanan dan kasir.

Acasha terkekeh saat mengingat kembali bagaimana mereka dengan nekat mendirikan cafe itu setahun setelah Vania bekerja mengumpulkan modal, walau tidak banyak tetapi Acasha juga ingat dia menghasilkan uang dari hasil kerja paruh waktunya. Beruntung selama kuliah Acasha mendapatkan beasiswa. Dia bahkan masih ingat bagaimana canggung dan gamangnya mereka saat menerima pelanggan pertama, dan pelanggan pertama itu adalah Neelam yang kemudian jadi sahabat Acasha.

Baik Vania ataupun Acasha sendiri bukanlah orang yang terbiasa bersosialisasi. Sulitnya hidup yang mereka alami dimulai dari orangtuanya dan Vania meninggal saat dia masih berumur enam tahun dan Vania sepuluh tahun, hingga kemudian bagaimana Vania kecil harus berjuang  mempertahankan asuransi orangtua mereka dari paman dan bibi yang serakah. Namun, uang asuransi tersebut hanya ditujukan untuk Vania hingga dia lulus SMA. Bukan, bukan Acasha di beda-bedakan karena anak angkat tetapi memang dia belum sempat didaftarkan asuransi pendidikannya. Hingga bagaimana Vania mencoba belajar memasak agar dapat menjual makanan di sekolah, berakhir mendapatkan banyak luka lepuh ditangannya. Acasha yang sedari kecil cepat dalam mempelajari sesuatu akhirnya menggantikan Vania dan dia dapat membuat hidangan pertamanya di umur sepuluh tahun.

Yah, walau penuh kesulitan tetapi itu adalah kenangan berharga. Dan akhirnya pun Acasha dan Vania berhasil mengembangkan bisnis tersebut hingga memiliki cabang hampir di seluruh pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi.

"Aku membawamu kesini, bukan untuk mengenang cerita malang dan berkesanmu itu queen Rezandes.

💜💜💜

Cut...

Annyeong yeorobun, i'm back again and again. Udah chapter 6 aja nih. Kira-kira siapa tuh yang nongol?

See you next chapter ya👋👋

Predetermined (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang