Bagian 14

12.1K 1.5K 16
                                    

Tok tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tok tok

"Lady bisakah saya masuk sekarang? Duke dan para tuan muda khawatir karena anda tidak kunjung keluar" Acasha menatap ke arah pintu dengan tatapan kesal, sementara kaisar diam-diam menghela nafas lega

"Apakah anda akan tetap disini yang mulia? Anda tetap bersikeras mempertahankan delusi anda itu?" Acasha berujar dengan nada tajam menatap pria didepannya.

Arsen yang mendengar itu merasa tersentil harga dirinya dan membisikkan sesuatu yang membuat Acasha menegang, kemudian pria itu melenggang pergi dari kamar gadis itu.

Begitu saja semua terjadi, Vera masuk di bantu beberapa pelayan lain mereka mengurus keperluan Acasha hingga kini lady muda tersebut sudah terlihat sangat cantik dengan gaun navy di padu warna silver dengan rambut yang disanggul tinggi hingga memperlihatkan leher jenjangnya. Juga yang kalung berbandul bulan melekat dilehernya.

Acasha hanya diam bak patung saat para pelayan menariknya kesana sini memandikannya hingga merias wajahnya. Dia shock dengan apa yang didengarnya. Demi Tuhan dia hanya ingin hidup tenang, tapi kenapa masalah datang disertai dengan fakta mengejutkan lainnya.

Acasha berjalan dengan anggun melangkah ke ruang makan. Dia dapat melihat eksistensi ayah dan kedua kakaknya juga ada kaisar sialan itu.

Bukan hanya itu, suasana disini sangat asing. Revian yang biasa menyambutnya hanya memasang ekspresi sendu, sementara Arion seperti biasa dengan wajah datarnya tapi Acasha dapat melihat ada pancaran kegelisahan dimatanya.

"Duduklah, kamu perlu sarapan Acasha" Acasha hanya menurut walau agak aneh sarapan di waktu hampir makan siang seperti ini.

Acasha menyuap makanannya dengan perlahan dan dia dapat merasakan pandangan keluarganya mengarah padanya. Meletakkan peralatan makannya kemudian meneguk sedikit air Acasha menatap ayahnya dengan tatapan serius.

"Sebenarnya ada apa ayah? Atau benarkah aca dengan pria ini benar-benar sudah menikah?" Acasha menunjuk kaisar terang-terangan yang membuat ayahnya menahan nafas kemudian menghembuskannya. Sementara kaisar yang ditunjuk seperti itu, hanya meneruskan makannya dengan ekspresi santai.

"Kau harus pergi ke Astradamus, pernikahanmu akan di adakan di sini besok" Acasha membulatkan matanya terkejut.

"Apa maksud ayah? Dan kenapa aca harus menikah dengan pria ini?" Benar-benar Acasha, dia mengatakan itu sambil menunjuk-nunjuk kaisar. Arion yang melihat itu pun segera berdiri dan meraih tangan adiknya.

"Ikutlah denganku Nia, ada sesuatu yang harus aku ceritakan" Arion membungkuk memberi salam pada kaisar dan juga ayahnya, sementara Revian hanya menatap kepergian kedua saudaranya itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi kakak? Bagaimana bisa aku harus menikah dengan Kaisar itu?" Segera setelah mereka sampai di sebuah danau yang terletak dibelakang kediaman Dimitri, Acasha mencerca kakaknya dengan pertanyaan beruntun itu

"Apakah kau melihatnya?" Acasha mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Arion

"Nama yang terukir di leher yang mulia, apakah kau melihatnya Nia?" Arion kembali melanjutkan perkataannya saat melihat Acasha kebingungan.

Acasha yang mendengar itu kembali menganggukkan kepalanya. Tapi apa itu penting?

"Jika begitu kenapa kau masih bertanya Nia, tentu saja kau miliknya. Kau dilahirkan untuk menjadi pendamping yang mulia" Acasha menatap kakaknya tak percaya

"Tanda itu adalah sesuatu yang telah ditetapkan pencipta, Keluarga kekaisaran secara turun temurun telah ditetapkan siapa jodohnya melalui ukiran nama yang terpahat ditubuhnya. Mereka akan mendapatkan tanda itu begitu pasangannya lahir dan kekaisaran Astradamus hanya bisa memiliki satu keturunan laki-laki yang kemudian menjadi penerusnya. Dan penerus itu harus lahir dari rahim perempuan yang telah ditetapkan. Kaisar tidak akan bisa punya anak dari perempuan lain bahkan kaisar tidak akan bisa menyentuh perempuan selain perempuan yang telah ditakdirkan menjadi istrinya" Arion kembali menjelaskan dengan tenang.

"Dia mengancamku Rion, dia bilang jika aku menolaknya dia akan meniadakan nama Dimitri. Bagaimana bisa aku menikah dengan pria sepertinya? Alih-alih membujukku dia malah melayangkan ancaman. Bukan hanya itu saja aku mengetahui jika dialah penyebab ibu meninggal" Acasha berkata dengan lirih dan air mata tertahan, Arion disampingnya sedikit tersentak.

"Pergilah Acasha, menikahlah dengannya. Dia tidak akan pernah menyakitimu karena baik kau maupun dia kalian tidak akan bisa hidup tanpa satu sama lain"

💜💜💜

Cut

See you next chapter 👋👋

Btw, disini siders semua kayaknya ya🙃

Predetermined (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang