Bagian 20

10.1K 1.3K 1
                                    

"Apa maksud anda yang mulia? Saya tidak mengerti" Acasha yang semula masih berdiri tersentak kala kaisar menariknya dan membawanya kepangkuan pria itu kemudian tangannya meraih pinggul ramping Acasha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa maksud anda yang mulia? Saya tidak mengerti" Acasha yang semula masih berdiri tersentak kala kaisar menariknya dan membawanya kepangkuan pria itu kemudian tangannya meraih pinggul ramping Acasha.

Kaisar menatap Acasha dengan pandangan sendu.

"Apakah kau bersedia menikah denganku karena ancamanku queen?" Acasha dibuat heran dengan pria ini. Sebelumnya dia bahkan tidak repot-repot mempertanyakan keinginannya, bahkan dia tidak bertanya konsep pernikahan seperti apa yang Acasha inginkan tapi kenapa tiba-tiba membahas hal ini?

"Dengan atau tanpa adanya ancaman anda tidak akan merubah ketetapan jika saya ditakdirkan untuk mendampingi anda yang mulia" Acasha menjawab pelan

Entah kenapa Acasha tidak suka dengan raut wajah mendung kaisar saat ini.

Kemudian tangan Acasha terangkat menyentuh rahang Arsen, membuat pria itu refleks memejamkan mata.

Acasha mendekatkan wajahnya memberikan kecupan ringan di pipi kaisar dan mengelus pipi lelaki itu.

"Mengapa anda sekalut ini yang mulia?" Acasha berbisik pelan di telinga kaisar yang disambut geraman lelaki itu.

Saat Acasha hendak memundurkan wajahnya kaisar malah menahannya kemudian meraih bibir gadis itu. Kaisar memberikan kecupan-kecupan ringan dibibir Acasha yang kemudian berganti menjadi lumatan.

"Balas ciumanku ai" kaisar berkata di sela ciumannya, Acasha yang masih terkejut, mendengar instruksi itu langsung memejamkan matanya larut dalam ciuman yang diberikan kaisar.

Ciuman yang awalnya ringan dan lembut itu menjadi intens dan cepat, mereka saling melumat dan membelai lidah satu sama lain sesekali erangan terdengar dari mulut Acasha.

Tangan kaisar yang awalnya berada di pinggang Acasha berpindah ke tengkuk gadis itu, kaisar kemudian melepas tautan bibir mereka menatap Acasha lembut dan mengecup pelan bibir gadisnya kemudian kaisar membawa Acasha kedalam pelukannya.

Acasha masih terengah-engah kesulitan mengatur nafasnya namun tak urung dia membalas pelukan kaisar.

"Yang mulia saya punya pertanyaan" kaisar terkekeh mendengar suara gadis dalam pelukannya.

"Kenapa kau selalu bertanya setiap kali kita selesai berciuman ai?" Acasha yang mendengar nada frontal itu bersemu dan memukul ringan punggung kaisar.

"Hei kau tidak boleh melakukan ini pada kaisar" kaisar berkata dengan nada mengejek

"Jangan menggoda saya yang mulia" Acasha semakin menyembunyikan dirinya kedalam pelukan kaisar

"Apapun pertanyaanmu, tanyakan saat kita sudah tiba di Astradamus, hm?" Agak tidak terima sebenarnya, namun Acasha menganggukkan kepalanya

"Omong-omong ai, apa yang kau bawa tadi?" Mendengar itu Acasha tersentak dan buru-buru melepaskan dirinya dari kaisar

Acasha segera bergegas memeriksa makanan dan minuman yang telah dia sediakan untuk kaisar.

Seketika wajahnya berubah cemberut saat melihat es krim dessertnya meleleh. Acasha menatap tajam kaisar, sementara kaisar hanya menaikkan alisnya

"Ini semua karena anda yang mulia, dessert yang saya buat jadi cair" Kaisar beranjak dari duduknya menghampiri Acasha yang masih memasang wajah cemberut

Meraih makanan yang di pegang Acasha kemudian kaisar segera memakannya.

"Ini enak" kaisar berucap di barengi dengan cengirannya yang membuat Acasha mendengus kemudian mengarahkan kaisar untuk duduk dan memberikan coklat dingin yang dia bawa berdampingan dengan dessert.

"Aku tidak berbohong queen, makanan ini memang enak. Apakah ini juga yang kau berikan pada kedua kakakmu itu?" Acasha menatap kaisar heran

"Darimana anda tahu yang mulia?" Pasalnya, ayahnya sendiri pun belum tentu mengetahui dirinya yang hari ini menyajikan dessert untuk kedua kakaknya

"Aku melihatmu memasuki kamar bocah cantik kembaranmu itu, kemudian aku juga melihatmu menuntun Arion ke dapur mansion" Arsenio bercerita dengan nada menggebu-gebu

Acasha hanya diam mencerna ucapan kaisar, setelah beberapa saat dan menarik satu kesimpulan Acasha membulatkan kedua matanya terkejut

"Astaga yang mulia, jangan bilang anda cemburu pada kakak-kakak saya?!"

💜💜💜

Cut

Update terakhir hari ini, btw sebenarnya aku mau bikin satu part lagi tapi keburu badmood karena ada yang ngomongin poop kucing 🙄

See you next chapter 👋👋

Predetermined (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang