Bagian 4

20.8K 2.1K 7
                                    

"Astaga darimana saja kau?" Acasha dapat melihat raut kekhawatiran tercetak jelas di wajah ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Astaga darimana saja kau?" Acasha dapat melihat raut kekhawatiran tercetak jelas di wajah ayahnya.

"Aku hanya sekedar menikmati keindahan taman ini ayah" acasha menjawab pertanyaan itu dengan santai seolah bukan dialah penyebab kegaduhan di kediaman duke saat ini. Bahkan para pelayan Dan ksatria tampak membatu mendengar pernyataannya.

Memang bukan rahasia umum lagi, jika putri satu-satunya keluarga Dimitri itu suka bersikap seenaknya. Terlahir sebagai satu-satunya perempuan di keluarga itu membuatnya terbiasa dimanja dan dituruti setiap permintaannya. Untungnya Nona Dimitri itu bukan tipe gadis penindas walaupun sombong. Namun rasa penasarannya yang tinggi Dan juga wataknya yang keras membuat penghuni kediaman Dimitri sering kerepotan, walau begitu acasha tetaplah kesayangan semuanya.

Menghela nafas pasrah dengan kelakuan putrinya, duke pun mengajak acasha masuk. Karena memang sudah waktunya untuk makan siang.

Sementara acasha hanya menundukkan kepalanya saat ayahnya mengomelinya dan memberitahu jika sudah hampir satu jam orang-orang mencari keberadaannya.

Diam-diam acasha mendengus pelan, dia hanya ke taman dan lagi kemampuan sihir dan bela diri gadis ini juga tidak patut diragukan. Bahkan seingatnya acasha pernah mengalahkan pangeran kedua saat duel sewaktu masih di akademi. Satu fakta lagi yang acasha dapatkan, bahwa dirinya dan pangeran kedua merupakan teman karena mereka seumuran ditambah lagi mereka adalah sepupu.

"Aca, apa kamu mendengarkan ayah?" Acasha menoleh Dan mendapati raut masam duke.

"Aca hanya ingin bersantai ayah" nada ketus keluar dari mulutnya. Lagi pula acasha heran kenapa ayahnya yang biasanya tidak banyak bicara menjadi cerewet seperti ini?

"Young Lady ayah tau kamu sudah dewasa, tapi setidaknya jika ingin pergi kemanapun itu, mintalah izin terlebih dahulu" acasha hanya mengangguk malas menanggapi ayahnya. Lagipula jika akan pergi Dari kediaman dia pasti akan meminta izin. Acasha penasaran sebenarnya sebebal apa dirinya yang dulu.

Saat sedang asik menikmati makanannya dalam diam, acasha mendengar ucapan penjaga yang mengumumkan kedatangan putra mahkota dan pangeran kedua. Acasha mendengus kasar mendengar itu yang langsung mendapati hadiah pelototan Dari ayahnya.

Lalu, acasha dapat melihat kedatangan tiga pria yang salahsatunya adalah kakaknya Arion. Lalu acasha mengalihkan pandangannya pada dua pria lainnya.

Mereka sama-sama memiliki surai Abu seperti revian, namun warna Abu di rambut mereka lebih gelap lagi. Yang satu memiliki iris hijau dengan wajah yang soft acasha dapat memastikan itu adalah pangeran kedua Geraldo Anxiera Dan yang satunya memiliki iris biru dengan tatapan tajam juga raut wajahnya yang tegas, sudah dipastikan dia adalah putra mahkota mantan calon tunangan acasha.

"Salam kepada bintang Anxiera" acasha ikut melakukan courtesy seperti yang dilakukan ayahnya.

Setelah kunjungan mendadak itu, duke menuntun kedua pangeran untuk keruang tamu. Berbincang perihal kedatangan mereka yang katanya bertujuan untuk menjenguk Acasha.

Juga tentang Arion yang akan berhenti menjadi asisten putra mahkota. Yah, bagaimana pun dia adalah calon duke selanjutnya tentu harus belajar mengambil tanggung jawab seorang duke, namun yang Membuat Acasha heran adalah kenapa putra mahkota yang sebelumnya menunda-nunda pengunduran diri Arion malah memberikan izinnya langsung bahkan datang jauh-jauh dari istana ke kediaman Dimitri.

Masih sibuk berkutat dengan pemikiran itu, atensi Acasha teralihkan oleh panggilan pangeran kedua. Bukan hanya Acasha semua orang yang ada di ruangan itu pun ikut menoleh sehingga membuat sang pangeran salah tingkah.

"Uhm, saya hanya ingin berbincang dengan lady Acasha paman" mendengar itu duke mengangguk mengizinkan, mereka keluar diiringi tatapan mata para pria yang ada di ruangan itu.

Acasha membawa Geraldo ke rumah kaca miliknya, karena disitulah Acasha yang sebelumnya biasanya mengadakan pertemuan baik dengan gadis bangsawan maupun pangeran kedua.

Setelah menyuruh pelayan menyiapkan camilan dan teh mereka pun duduk berhadapan Dan berbincang ringan seputar kondisi Acasha pasca jatuh ke danau. Hingga satu pertanyaan terlontar dari pangeran itu.

"Jadi informasi apa yang kau dapat dari hasil kunjunganmu ke istana?"

💜💜💜


Cut....

Annyeong yeorobun I'm back. Ada yang nungguin nggak sih cerita ini? Sebenarnya ada ataupun nggak, belum terlalu ngaruh sih di aku. Goals aku saat ini adalah namatin cerita yang udah aku mulai ini.

Psstt, nggak udah berteori biar aku aja yang mikir 😉

Maafkeun bila ada typo

👋👋👋

Predetermined (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang