Bagian 7

16.8K 1.7K 4
                                    

Acasha toleh kanan toleh kiri untuk mencari sumber suara yang baru saja di dengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acasha toleh kanan toleh kiri untuk mencari sumber suara yang baru saja di dengarnya. Dan apapula panggilan aneh itu? Mungkinkah tempat ini berhantu?

"Disini, aku disini di atas" Acasha mendongak mendengar suara heboh itu.

Dia mendapati seorang wanita cantik dengan surai sapphire dan iris yang berwarna sapphire juga. Wanita itu mengenakan gaun hijau dan sepatu berwarna senada. Cantik, itulah kesan pertama Acasha melihat wanita yang sedang duduk memandanginya dengan sorot geli dari atas pohon tersebut. Sorot geli? Belum sempat Acasha mengutarakan kekesalannya, dia harus dikejutkan dengan benda yang melayang kearahnya. Untung saja Acasha memiliki refleks yang bagus, hingga dia dapat menangkap benda yang dilempar wanita itu.

Acasha membulatkan matanya terkejut, apel? Acasha menatap tak percaya wanita yang kini sudah berada di depannya masih dengan ekspresi menahan geli. Sudahkah Acasha mengatakan, jika dia bukan orang yang sabar?

"Lenturkan wajahmu queen, bagaimana bisa hanya dengan hal kecil seperti itu amarahmu naik?" Wanita ini, seperti bukan dia saja yang menggoda Acasha sebelumnya. Tunggu, diatas itu semua kenapa wanita ini selalu memanggilnya queen? Ada yang harus Acasha luruskan disini

"Maaf bibi, tapi saya bukan queen dan saya juga bukan seorang queen" Acasha menatap wanita dihadapannya dengan pandangan protes.

Gantian wanita itu yang kini mendelik menatap Acasha.
"Hei, jangan panggil aku bibi" Acasha menolak merespon ucapan wanita itu.

"Baiklah" wanita itu kemudian menjentikkan jarinya dan tiba-tiba saja mereka sudah berada diruangan mewah khas abad pertengahan dengan perabotan yang menurut Acasha mewah. Apalagi ini? Apa ini ilusi yang baru saja diciptakan wanita aneh ini.

"Duduklah" tiba-tiba saja suara intonasi wanita itu merendah dan suaranya terdengar dingin.

Menurut Acasha pun mendudukkan dirinya di sofa yang ada di seberang wanita itu.

"Apakah kau tau alasan keberadaanmu disini?" Walaupun perubahan sikapnya cukup aneh Acasha memilih untuk menjawab pertanyaan itu.

"Disini yang anda maksud disini tempat ini atau dunia ini?" Acasha menjawab pertanyaan itu dengan tenang.

"Tentu saja disini di tempat ini, jangan berkata dunia ini seolah ini bukan duniamu. Kau adalah bagian dari kami juga" perkataan wanita ini, Acasha sungguh tidak mau mengartikannya, tetapi

"Mungkinkah saya dengan Acasha sebelumnya adalah satu jiwa yang terbagi dua?" Sungguh Acasha hanya menduganya.

"Sudah kuduga pencipta tidak akan memberikan wanita sembarangan sebagai wadah Rezandes" perkataan itu, sungguh Acasha tidak suka mendengarnya. Tapi mari dengarkan terlebih dahulu ocehan wanita ini.

"Kau dan yang kau sebut Acasha sebelumnya, bukanlah satu jiwa yang terpecah melainkan Acasha sebelumnya adalah energi yang kau keluarkan dari tubuhmu sehingga membentuk kloningan dirimu" bohong kalau Acasha tidak kaget mendengarnya.

"Kenapa?" Pertanyaan itu muncul begitu saja dengan nada dingin yang bahkan tanpa sadar dibelakangnya telah membentuk es berselimut api

"Redakan amarah anda lady, biarkan aku menjelaskannya terlebih dahulu" wanita itu berucap dengan nada persuasif

Acasha menarik nafas perlahan kemudian tumpukan es yang terlihat seperti bukit kecil itu menghilang. Setidaknya dia tau dia harus tenang menghadapi situasi ini.

"Setiap pewaris tahta Astradamus yang lahir telah ditentukan siapa jodohnya, dan kau adalah jodoh kaisar Rezandes sekarang. Tujuh tahun setelah kelahiran putra mahkota kau terlahir namun saat itu situasi kekaisaran tidak dalam keadaan baik-baik saja" Acasha mengernyit mendengar statement itu.

"Apakah maksud anda saya harus bersama pangeran itu bahkan saat masih bayi?" Acasha menampakkan wajah tidak sukanya dengan kentara.

"Tidak seperti itu, namun kau harus tinggal di kekaisaran sedari umur sepuluh tahun jika tidak maka harus menunggu sepuluh tahun kemudian untuk menjemputmu" Sungguh apalagi ini, jika begitu maka kaisar yang Acasha sendiri tidak tau siapa itu akan menjemputnya tahun ini begitu? Omong kosong macam apa yang baru saja dia dengar.

Walau jelas wajah kusut Acasha terpampang wanita itu tetap melanjutkan ocehannya.

"Kau kami pindahkan ke dimensi lain agar keberadaanmu tidak diketahui musuh Astradamus saat itu. Namun tidak mungkin memindahkanmu begitu saja bagaimanapun kau adalah anak orang berpengaruh ayahmu seorang Duke yang tidak bisa diremehkan kekuatannya, apalagi ibumu adalah seorang putri kerajaan dan pengendali elemen alam" baiklah, Acasha sudah dapat menyimpulkan maksud perkataan wanita didepannya ini.

"Maksud anda adalah setiap Rezandes hanya punya satu keturunan dan keturunan itu harus dilahirkan dari wanita yang telah ditakdirkan menjadi jodoh mereka? Dan untuk melindungi wadah ini kalian mengirimnya ke dimensi lain?" Ingat Acasha adalah gadis yang bahkan bisa memasak di usia yang masih sepuluh tahun juga dia adalah orang yang mendapatkan beasiswa penuh selama kuliah dan berhasil meraih cumlaude. Bukan hal yang sulit baginya untuk memahami maksud perkataan wanita didepannya.

"Saya tidak percaya kalian bisa bertindak sebegitu kejinya, kalian memisahkan seorang anak dari ibunya dan apakah kalian tahu apa yang harus saya hadapi di dunia itu? Seumur hidup saya bahkan tidak mengetahui bagaimana rupa orang yang telah melahirkan saya. Dan sekarang saat saya sudah baik-baik saja dengan hidup saya kalian menarik saya kesini dan anda membawa saya kesini untuk memberi ultimatum bahwa saya harus menerima putra anda itu dan melahirkan keturunan baginya, bukan begitu Ratu Adaire Rezandes yang terhormat?" Acasha dapat melihat wanita dihadapannya yang menegang mendengar perkataannya.

Mengabaikan itu Acasha kembali berucap "dan sungguh tidakkah kejam menyamakan seorang wanita dengan wadah? Dimana pikiran anda saat mengatakan itu dengan mudahnya pada saya? Dan setelah semua yang anda perbuat, anda dengan tidak tau malunya membawa saya kesini tanpa izin" Acasha segera menggigit apel yang sedari tadi masih berada di tangannya.

💜💜💜

Cut

Jadi maksud memberikan energi disini tuh kayak tau kan jurus kagebunshin Naruto? Mirip kayak gitu tapi ini lebih ke energi yang dikasih memiliki pikiran dan kehendaknya sendiri. Kalau ada yang pernah nonton eternal love pasti tau yang bagian kaisar sama ratu rubah ngasih sebagian jiwanya untuk bereinkarnasi mirip kayak gitu lah pokoknya aku udah nggak ingat detail ceritanya. Jadi intinya Acasha itu benar-benar tidak bisa merasakan kehadiran ibunya walaupun ingatan Acasha sebelumnya dapat dia serap.

Kalian penasaran nggak sih jalan cerita ini seperti apa? Aku tuh nggak pinter ngasih blurb jadi ya nikmatin aja ceritanya ya. Entar juga ketauan jalan ceritanya.

Cuma yang pasti disini nggak ada yang namanya anak yang diabaikan atau pelakor ya. Aku soalnya sangat tidak suka dengan konsep itu.

See you next chapter 😘👋

Predetermined (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang