Chapter ini rasanya pahit, kecut, sama ada dikit manis. Dikiiiit banget tapi.
Kalo chapter berikutnya manisnya agak banyak xixi.Selamat membaca dan menerka hahaha💋
Lee Taeyong adalah pria berusia 36 tahun yang baru beberapa bulan yang lalu memutuskan hubungan dengan Yeona. Alasannya begitu berat; Taeyong memilih untuk menikah dengan wanita lain.
Well, itu memang alasan yang Yeona tahu sebelum ia bertemu dengan Jaerin kemarin Minggu.
Jung Jaerin, wanita seumuran Yeona yang begitu cantik dengan bayi berusia dua tahun di gendongannya, datang ke rumah Yeona setelah melewati beberapa saat berkomunikasi lewat pesan singkat. Wanita itu mengutarakan semua dengan lugas, membuat Yeona sadar bahwa Taeyong sangat beruntung mendapatkan Jung Jaerin.
Dan memang benar adanya. Jaerin benar-benar terlihat tulus mencintai Taeyong. Setiap ucapannya membuat Yeona berpikir bahwa Jaerin lah yang sangat apes karena mencintai pria seperti Taeyong.
Karena siapa sangka jika hubungan satu tahunnya dengan Taeyong merupakan hubungan perselingkuhan dari Jaerin? Ya! Lee Taeyong benar-benar gila karena mengencani Yeona saat ia sedang menjalin hubungan pernikahan dengan Jaerin. Dan parahnya, baik Yeona mau pun Jaerin tidak tahu sama sekali kebenaran itu.
Titik balik yang membuat Jaerin menghubungi Yeona adalah saat tanpa sengaja ia menemukan pesan singkat yang Taeyong kirimkan ke kontak Yeona. Pesan-pesan manis itu selalu Taeyong kirimkan tanpa ada balasan dari Yeona.
Yeona semakin kacau saat mendengarkan penjelasan itu, tentu saja. Sejak berpisah dengan Taeyong, ia memblokir nomor dan semua media sosial Taeyong. Sakit hatinya belum sembuh dan ia butuh melupakan sosok Taeyong yang menjadi penyemangat satu tahun terakhir.
Hah, rupanya pria yang ia cintai kala itu merupakan pria brengsek yang mengaku-ngaku lajang demi mendapat perhatian wanita lain.
Untuk ke sekian kalinya, Yeona mengembuskan napas ke udara dengan berat. Beberapa kali, ia memijat tengkuknya yang juga panas karena terus menunduk. Ah, atau juga karena darahnya yang tiba-tiba naik pasca pertemuan singkatnya dengan Taeyong tadi.
Suara sepatu yang mengetuk lantai membuat Yeona kembali tersadar. Ia kira itu Taeyong yang mungkin kembali, sehingga ia memilih untuk tidak menoleh ke arah pintu dan menyambut orang itu.
Nyatanya, orang yang baru saja masuk itu bukan lah Taeyong. Jaehyun, pria itu, mendekati Haneul dan menyapa Yeona dengan anggukan kecilnya. Ia tersenyum saat Haneul menoleh ke arahnya saat ia usap kepalanya.
Melihat sang Ayah tiba, Haneul meletakkan pensilnya dan memutar kursinya cepat. "Ayah, Ibu Guru haus. Sepertinya dia sungkan memintanya pada Paman Taeyong. Bisa kah Ayah katakan padanya? Paman Taeyong tidak akan mengerti apa yang Haneul bicarakan."
Yeona melotot seusai membaca gerak tangan Haneul. "No, I'm not!" sangkalnya. Demi apa pun, ia sedari tadi hanya fokus mengajar dan berusaha untuk tidak terlalu mempermasalahkan kehadiran Taeyong di sana.
Dan di sana Jaehyun tidak menanggapi pekikan Yeona dan justru tetap menatap sang anak seraya masih mengusap kepalanya lembut. "Tunggu sebentar, ya? Haneul juga mau?"
"Susu dingin."
"Okey."
Kemudian, ia melangkah meninggalkan Yeona dan Haneul di dalam ruangannya menuju pantry. Lagipula, di mana Taeyong? Ia sudah mengutus Taeyong untuk tetap berada di ruangannya jika sewaktu-waktu Yeona dan Haneul membutuhkan sesuatu.
Seperti dugaannya, Taeyong saat ini duduk di pantry dengan tangannya yang tengah memijit kening. Ia hela napas panjang sebelum meminta salah satu OB di sana untuk membuatkan pesanan Haneul dan Yeona.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SOUND OF SILENCE - Jung Jaehyun✔
Fanfiction[Finished] - Bahasa Baku Selamat datang di dunia Jung Jaehyun. Orang akan menganggap dia pria biasa. Tapi jauh di balik itu, dia adalah pria rapuh yang kehilangan mimpinya untuk hidup bahagia. "Duniaku sudah hancur, Yeona. Kini tinggal aku seorang d...