Dan di sini lah Jaehyun dan Yeona berakhir. Apartemen kecil Yeona menjadi tujuan satu-satunya bagi mereka karena tidak mungkin Jaehyun muncul di hadapan Haneul dengan wajah dan baju penuh darah.
Jaehyun sama sekali tidak memanfaatkan waktu pertemuan mereka dengan menceritakan apa yang terjadi. Justru Pak Hong lah yang menceritakan semuanya.
Siang hari, setelah rapat selesai, Jaehyun dan Pak Hong berencana untuk pergi menemani Haneul di rumah sakit. Jaehyun sama sekali tidak memegang ponsel karena baterainya habis semalaman ia biarkan tidak diisi. Alhasil, ia sama sekali tidak tahu Yeona mengkhawatirkannya.
Di perjalanan, tepatnya di depan mobil mereka, terjadi kecelakaan tunggal yang melibatkan seorang pria seumuran Jaehyun. Jaehyun terbangun dengan wajah pucatnya. Traumanya kembali.
Melihat bagaimana pria itu terkapar di jalan dan menjadi tontonan orang membuat Jaehyun berlari dan menghampiri pria asing itu. Rasa takutnya tak bisa mengalahkan jiwa kemanusiaannya. Ia menyingkirkan motor pria asing itu. Membebat kaki yang penuh darah itu dengan jas miliknya.
Yang ia tahu dari foto di dompetnya, pria itu memiliki keluarga. Hal itu lah yang membuatnya terus berusaha memberikan pertolongan pertama sebelum ambulans datang. Menurut kesaksian Pak Hong, Jaehyun seperti orang kesetanan saat menolong pria asing itu.
Seolah nyawa pria itu berharga melebihi nyawanya sekali pun.
Dan Yeona paham. Jaehyun tidak ingin apa yang terjadi padanya dirasakan oleh orang lain. Kehilangan orang yang dicintai bukan hal yang mudah.
Kini Yeona harus mengalah. Ia meminta tolong Taeyong dan Ten untuk berada di samping Haneul. Ia meminta mereka untuk merahasiakan kondisi Jaehyun dan mengatakan bahwa Jaehyun sedang ada urusan di kantor.
Gadis itu mengelus pelan rambut Jaehyun yang kini terlelap di pangkuannya. Semula ia mengajak Jaehyun untuk beristirahat di kamarnya, namun ia memilih untuk diam di sofa dengan tatapan kosongnya. Baru setengah jam yang lalu ia meminta izin untuk merebahkan kepalanya yang sangat pusing.
Pakaian Jaehyun masih sama, lusuh dan penuh bercak darah. Pria itu belum sanggup diajak berkomunikasi panjang setelah melewati kejadian pemicu traumanya itu. Akhirnya Yeona memutuskan untuk menunggu Jaehyun untuk pulih dan stabil dulu.
Lamunannya hancur saat ia mendapati ponselnya di sampingnya bergetar. Sebuah pesan singkat dari Taeyong membuatnya kembali melirik ke arah Jaehyun.
Lee Taeyong
Bagaimana?Han Yeona
Dia masih tidur.Lee Taeyong
Traumanya sangat parah.
Aku tidak menyangka orang sedingin dia bisa semenyedihkan ini.Han Yeona
I can't fix him.
Bagaimana ini, Taeyong?
Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Jaehyun sedangkan aku tidak bisa melakukan apapun?Lee Taeyong
Tidak ada yang bisa memperbaikinya kecuali profesional. Permasalahannya dia sangat bebal dan tidak mau pergi.
Setidaknya bujuk dia untuk ke psikiater. Ini sudah sangat serius.Yeona memejamkan matanya kemudian melempar kepalanya ke belakang. "I love him," bisiknya lemah.
Entah karena bisikan Yeona atau karena pergerakan Yeona yang menimbulkan suara gesekan kulit sofa, Jaehyun perlahan-lahan sadar dari tidur singkatnya. Ia menoleh, mendapati Yeona yang terkejut merasakan pergerakan di pahanya.
"Hai?" ujarnya dengan senyum lemah kemudian memindah posisinya hingga menghadap perut Yeona.
Yeona ikut tersenyum saat menyadari pria di hadapannya itu sudah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SOUND OF SILENCE - Jung Jaehyun✔
Fanfiction[Finished] - Bahasa Baku Selamat datang di dunia Jung Jaehyun. Orang akan menganggap dia pria biasa. Tapi jauh di balik itu, dia adalah pria rapuh yang kehilangan mimpinya untuk hidup bahagia. "Duniaku sudah hancur, Yeona. Kini tinggal aku seorang d...