Buat yang kemarin takut kebahagiaannya pergi....
Emang yakin kebahagiaannya ada? Kalo dari awal ga ada gimana?
Canda syg, lovyu, muahhh
Setelah melewati hari panjang dengan mencari buku, bermain voli di kolam villa dengan Haneul, hingga berburu makan malam di sekitar villa, kini Jaehyun bisa fokus pada pekerjaannya. Walaupun sudah pukul 2 dini hari, rasanya ia tidak lelah menatap laptop untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Suara pintu dibuka secara perlahan membuatnya menoleh. Dari kamar di ujung lorong, keluar lah Yeona yang sepertinya tak menunjukkan tanda-tanda mengantuk atau terbangun dari tidur. Ia tersenyum kecil pada gadis yang berjalan mendekatinya yang duduk di sofa ruang tengah.
"Hi," sapa Yeona seraya memeluk Jaehyun dari belakang. Wajahnya ia benamkan di perpotongan leher sang pria.
Tangan kiri Jaehyun yang semula berada di atas keyboard laptop di pangkuannya kini bergerak ke belakang untuk mengusap kepala Yeona. "Hai, Cantik."
"Ternyata lembur, ya?" Yeona menatap layar laptop sebelum menatap Jaehyun dari samping. "Mau aku buatkan sesuatu?" bisiknya.
Mendengarnya, Jaehyun tersenyum dan menggeleng pelan. "Kopiku masih hangat, thank you." Tangannya beralih untuk mengusap lengan Yeona yang melingkar di pundaknya. "Haneul sudah tidur?"
"Yeah, sejak 5 jam yang lalu. Kau yang aneh. Seharusnya aku tanya, kenapa selarut ini belum tidur? Hm?" tanya Yeona dengan nada kesalnya namun tetap dengan volume kecil. Entah mengapa, meskipun tidak ada yang mendengar perbincangan mereka, volume yang kecil membuat mereka terasa lebih dekat.
Jaehyun mendengus kemudian kembali menatap laptopnya. "Aku tidak suka kinerjaku berantakan." Ia beri jeda sebentar sebelum melanjutkan, "So, how about you? Kenapa kau belum tidur?"
"Entah, belum mengantuk."
"Kemari lah."
Yeona melepaskan pelukannya kemudian duduk di samping Jaehyun. Dari sini ia baru sadar jika Jaehyun tengah memakai kaca mata bulatnya waktu itu. Dan, yeah, Jaehyun terlihat sangat manis.
Gadis itu mengalihkan pandangannya kembali ke layar laptop. "Apa itu?"
"Mind map."
"Membosankan." Ia membuang wajah kemudian menyandarkan kepalanya ke belakang. Matanya tertutup erat.
Jaehyun hanya bisa tertawa mendapatkan reaksi itu. Tangan kanannya terangkat, menoyor pelan kepala Yeona seraya berkata, "Menjadi orang sukses memang harus melakukan hal yang membosankan."
"Ck! Ya, ya, Orang Sukses," cibir Yeona tanpa membuka matanya.
Jaehyun menatap Yeona lamat-lamat sebelum memutuskan untuk menaruh laptopnya di meja rendah di hadapannya. Dengan tangan yang bertumpu di sandaran sofa, ia menopang rahangnya. Matanya menelusuri wajah Yeona dari samping dengan teliti.
"Tidak semuanya yang ku lakukan membosankan, by the way." Ia mengembuskan napas pelan sebelum merendahkan nada bicaranya. "Kenapa tidak membiarkanku membeli kondom?
Pertanyaan itu membuat kedua mata Yeona terbuka lebar. Gadis itu menatap horor ke arah Jaehyun yang menatapnya penuh arti. "Dude? Kita akan melakukannya di sini?" cicitnya seraya menegakkan tubuhnya. Ia memberingsut mundur, menyilangkan tangannya di depan dada.
Jaehyun terkekeh seraya mengendikkan bahunya. "Hanya jika kau mengizinkan."
Yeona menatap ke arah lorong kamar dengan hati-hati. "Haneul bisa bangun kapan saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SOUND OF SILENCE - Jung Jaehyun✔
Fanfic[Finished] - Bahasa Baku Selamat datang di dunia Jung Jaehyun. Orang akan menganggap dia pria biasa. Tapi jauh di balik itu, dia adalah pria rapuh yang kehilangan mimpinya untuk hidup bahagia. "Duniaku sudah hancur, Yeona. Kini tinggal aku seorang d...