Chapter 22 - Hai Omega ?

818 93 61
                                    


Happy reading
.
.
.
.
.
.

Tiga hari sejak pertemuan terakhirnya dengan namjoon, sejak itu pulalah yoongi tidak bisa beristirahat dengan tenang. Ia terus teringat bagaimana entengnya alpha lain mencium kening namjoon. Bahkan namjoon tampak tidak menolak sama sekali. Apa ia sengaja melakukan itu karena yoongi tidak pernah memberikannya perhatian sedikitpun? Apaan-apaan itu, kenapa pula ia yang harus uring-uringan dengan hal seperti ini?

Sudah tiga hari pula yoongi memaksakan diri untuk bekerja distudionya, mengalihkan pikirannya dengan mencoba membuat beberapa lagu hingga tidak sadar jika tubuhnya begitu kelelahan. Ia juga lupa jika punya janji dengan namjoon hari ini.

Sementara ditempat namjoon, ia masih ragu untuk menghubungi yoongi. Jika ia datang langsung pasti sunbaenya akan marah karena mengganggu pekerjaannya. Jika mengirim pesan apa pesannya akan dibalas mengingat betapa marahnya yoongi saat pertemuan terakhir mereka. Namjoon jadi dilema, jika tidak sekarang kapan lagi mereka akan membahas persiapan untuk festival nanti. Jika teus diundur ia takut persiapannya tidak akan maksimal dan membuat kampus kecewa.

Setelah cukup lama berpikir akhirnya namjoon memilih datang langsung kestudio yoongi. Ia akan pikirkan resikonya nanti, setidaknya ia mendapat kejelasan.

Lima belas menit naik bus, namjoon sampai di studio yoongi. Ia sedikit ragu untuk mengetuk pintu, apa ia pulang saja ? Rasa takutnya tiba-tiba muncul begitu saja. Mungkin ia pulang saja. Saat hendak berbalik, pintu studio terbuka. Aroma pheromone yoongi sedikit menguar, membuat namjoon terpaku ditempatnya. Tarikan ditangannya menyadarkan namjoon. Setelah namjoon masuk, yoongi menutup pintu dan mendudukkan namjoon di bedsofa studionya.

"Sun-" belum sempat namjoon menyelesaikan ucapannya yoongi memotong perkataan namjoon cepat. Manik keemasan itu membuat namjoon tertegun.

"Diamlah dan jangan bergerak" yoongi yang dikuasai insting mulai merebahkan diri dengan paha namjoon sebagai bantal. Tubuh manusianya begitu lelah hingga insting alphanya jadi sangat tajam, begitu penciumannya menangkap aroma namjoon ia refleks membuka pintu dan benar saja namjoon ada disana.

Pheromon namjoon yang manis dan menenangkan membuat saraf-saraf yoongi kembali rileks. Rasa lelahnya mulai menghilang dan tubuhnya kembali nyaman. Hingga ia tertidur pulas di pangkuan namjoon. Tangannya memeluk pinggang namjoon erat, ia juga mendusal diperut namjoon menghirup aroma namjoon yang begitu menyenangkan saat masuk dirongga hidungnya.

'Nyaman' batin yoongi sebelum benar-benar hanyut didunia mimpi.

Namjoon hanya bisa terdiam, tidak bisa berkata-kata karena kejadiannya begitu cepat. Bagaimana caranya ia melepas pelukan yoongi pada pinggangnya tanpa membangunkan yoongi? Apa ia biarkan saja, bagaimana nanti jika yoongi bangun dan menganggap namjoon mencari kesempatan dan kembali memaki namjoon seperti tempo hari ?

.
.
.
.

Dua jam sudah berlalu, namun yoongi tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Setiap namjoon akan melepas pelukan yoongi, semakin erat pula tangan itu kembali memeluknya. Hingga namjoon menyerah dan membiarkan sunbaenya itu tidur dengan tenang. Setelah mencium pheromon yoongi, namjoon tau yoongi benar-benar lelah. Karena itu ia biarkan saja yoongi beristirahat.

Memasuki jam ketiga, namjoon juga mulai merasa mengatuk. Mungkin ia bisa tidur sejenak sampai yoongi bangun. Ia mulai memejamkan mata dan mengusul yoongi kedunia mimpi.

Tidak berselang lama sejak namjoon tertidur, yoongi mulai menggeliat pelan. Kelopak matanya mulai menampakkan manik keemasan yang menandakan ia masih dikuasai insting alphanya. Suga mengambil alih tubuh yoongi, membiarkan manusianya istirahat. Memang selalu seperti itu jika yoongi terlalu lelah.  

SeasawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang