Raja Ampat

2K 64 14
                                    

DARA POV

Aku semakin tak mengerti dengan perasaanku, semenjak kejadian malam itu, aku terus memikirkannya. Padahal baru pertama kali bertemu, pertemuannya pun sungguh sangat menyebalkan. Apa karna aku terlalu mencintai Dhera? Sehingga berdampak ke perasaanku kepada Ain yang memiliki wajah yang sama dengan Dhera? Entahlah, akupun tak tau.

Seminggu sudah kejadian yang menyebalkan namun menggetarkan itu berlalu, tapi otakku tak pernah memikirkan hal lain selain Ain, ya Ain! Sih plagiat yang mulai menetap di pikiran dan? Hatiku, sulit untuk jujur tapi itulah yang aku rasakan. Ain oh Ain.

Aku mendengar kabar bahwa, Ain, Adel, dan kedua orang tuanya akan berlibur ke Raja Ampat. Adel mengajak Rizky, awalnya Rizky menolak tapi karna hasutanku dan Adel, akhirnya Rizky pun mengiakannya. Bukan tanpa alasan aku menghasut Rizky, aku melakukannya agar akupun dapat ikut, dengan begitu aku bisa dengan leluasa mendekati Ain. Terdengar rendahan kan? Tapi aku tak pusing, selama aku tak merebut Ain dari siapapun.  Sah-sah saja bukan?

*****

Sekarang kami susah berada di pelabuhan kecil, tempat penyeberangan ke Raja Ampat. Kapal yang akan kami tumpangi bukan kapal besar, melainkan kapal kecil dengan kapasitas 300 orang. Mataku terus memperhatikan Ain, tapi sepertinya bukan aku saja yang memperhatikannya tapi Adel juga.

Penumpang berlomba-lomba masuk kedalam kapal saat tangga diturunkan.

"Oke anak-anak, kita naik dari blakangan ajah ya, Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan" ucap Tante Maya dan dibalas angukkan oleh kami semua. Akupun tak mau jika harus berdempet-dempetan dengan penumpang lain, panas, bau keringat, asap rokok ditambah lagi jika ada yang mengunyah pinang, bisa dipastikan aku akan pingsan saat itu juga.

Tak ada kesan mewah, yang terlihat hanya suasan kumuh dengan bau menyengat rokok disana sini, ditambah lagi ludah pinang dimana-dimana, semakin membuatku mual. Kenapa mereka begitu jorok? Hah aku harus bertahan. Waktu yang akan kami tempuh kurang lebih 4 jam dari Kota Sorong. Semoga aku tak muntah, karna suasana disini membuatku mual. Sepertinya Ain dan Rizky merasakan apa yang aku rasakan, mual dan pusing dikarenakan berbagai macam sebab. Ya kalian sendiri taulah apa penyebabnya. Cuma Adel yang terlihat santai dan menikmati perjalanan, padahal disini jorok sekali.

Sebenarnya ada kapal yang jauh lebih baik dan bersih daripada kapal yang kami tumpangi sekarang, tapi berhubung kapal itu berangkatnya malam, alhasil kami pun memilih untuk menumpangi kapal ini.

Setelah 4 jam penuh tantangan, akhirnya kami sampai di pelabuhan Raja Ampat, berlokasi di ibu kota Raja Ampat yaitu Waisai. Dari pelabuhannya saja sudah seindah ini, apalagi pusat wisatanya. Wow amazing!

Perjalanan kami pun berlanjut, kata Tante Maya beliau sudah mem-boking beberapa kamar di sebuah resort terkemuka dan terbaik di Raja Ampat. Lumayan capek memang, tapi ku pastikan ini akan menjadi liburan yang menyenangkan.

Akhirnya kami sampai di resort yang dimaksudkan Tante Maya tadi, sederhana namun elegan, resortnya berada persis di pinggir pantai berpasir putih. Kami semua tercengang, hamparan air berwarna biru seolah menyihir siapapun saat melihatnya.

Tante Maya mengatakan bahwa, ada tiga kamar yang akan kami huni dan setiap kamar akan dihuni dua orang, dan kalian tau apa? Nggak mungkin dong aku sekamar dengan Rizky, pasti Rizky akan memilih sekamar dengan Adel, dan itu artinya apa? Yups, aku akan sekamar dengan Ain. Oh God! Memikirkannya saja sudah membuatku merinding, apalagi memang benar aku akan sekamar dengan Ain.

Aku membaringkan tubuhku diatas sofa sembari mengutak-atik smartphone dan menunggu kedatangan sih plagiat Ain. Saat sedang asik membalas chat teman-temanku, kulihat Ain masuk sambil menenteng tas ranselnya.

Lontar (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang