Unexpected

2.3K 69 6
                                    

AUTHOR POV

Perlahan Dara membuka matanya, mencoba mengumpulkan kesadaran yang menghilang, sayup-sayup terdengar seseorang memanggilnya.

"Kak! Kakak sudah sadar?" Tanya seseorang dengan khawatir. Dia tak terlalu jelas melihat siapah yang berdiri sampingnya, tapi dari panggilan dan suaranya, mudah saja untuknya menebak siapah orang itu.

Perlahan penglihatannya semakin jelas, nampak dengam jelas dimatanya, tiga gadis tengah berdiri disamping sambil menatapnya.

Itu kan sih plagiatnya Dhera! Yang seenaknya ngatain gue nggak bisa masak, gumamnya dalam hati. Dia menatap Ain yang tengah menunduk.

"Tadi kakak pingsan" ucap Rizky.

"Maafin Kak Ain ya Kak" Tambah Adel.

Mendengar itu Dara hanya tersenyum kecut mengingat kejadian memalukan yang baru saja dia alami.

Sebenarnya Dara tak marah karna dialah yang bersalah bukan Ain, hanya saja dia ingin mengerjai Ain. Itu sebabnya dia berpura-pura marah.

"Gue minta maaf!" ucap Ain lirih.

"Gue nggak bermaksud kasar, gue,, gue takut cicak" ucap Ain pelan masih dengan kepala menunduk. Perkataan Ain sukses membuat Dara, Adel dan Rizky tertawa.

"Sekali lagi gue minta maaf"

"Kak Ain jangan terlalu ngerendahin diri gitu dong, Gpp koq, Kak Dara pingsan bukan karna bentakkan Kakak, tapi murni karna kecapean" Ucap Rizky.

"Tapi,,,,,"

"Udahlah plagiat, gue nggak apa-apa koq, bener kata Rizky gue hanya kecapen" Dara cepat-cepat memotong perkataan Ain, Dara tak tahan melihat wajah Ain yang manis itu murung akibat merasa bersalah. Karna disini Dara lah yang bersalah bukan Ain, jadi wajar saja Ain marah. Dara pun akan melalukan hal yang sama jika makanannya terkontaminasi serangga, tapi tak sealay Ain tentunya.

"Maaf" hanya kata itu yang keluar dari bibir Ain, ingin sekali Dara mencubit pipi Ain saking gemas akan tingkahnya. Dasar plagiat menggemaskan. Gumam Dara dalam hati.

"Sebaiknya kalian pulang dan beristirahat, masih banyak yang harus aku kerjakan"

"Kakak yakin? Tapi kan kakak masih sakit"

"Oh ayolah Dek, Kakak nggak apa-apa!"

"Tapi Kak, kakak itu baru ajah PINGSAN" ucap Rizky sedikit menekan kata diakhir kalimat.

"Tapi sekarang nggak kan? Kakak masih kuat koq dek, lagian cuma mau bantuin temen-temen rapihin stand"

"Yakin?"

"Yakin!"

"Ya udah deh Riz, mending kita pulang" akhirnya Adel angkat bicara setelah cukup lama diam.

"Dan kamu Kak Dara! Awas ya kalo ngerjain tugas yang berat-berat, jaga kesehatan" tambahnya lagi.

Setelah berpamitan, Adel, Rizky dan Ain beranjak untuk pulang.

"Kalian pulanglah, gue harus penuhin tanggung jawab gue" Ucap Ain setelah Rizky menutup pintu ruang UKS.

"Maksudnya?" tanya Dara tak mengerti.

"Gue akan jagain Dara, dan loe Riz! Bawa pulang Adek gue kerumah dengan selamat! Jika terjadi apa-apa sama dia, gue pastikan loe nggak akan selamat" ucap Ain dengan tawa.

"Hahahaha! Sip bos, tenang ajah Kak" ucap Rizky sambil menghentakkan kakinya dan memberi hormat layaknya seorang Polisi. Adel hanya tertawa kecil melihat tingkah Rizky dan Ain. Entah kenapa, Adel sedikit tak rela membiarkan kakaknya menemani Dara, apalagi Dara sangat menggemari Dhera yang memiliki wajah yang sama persis dengan kakaknya, dia takut jika mereka akan semakin dekat, tapi Adel membuang jauh perasaanya itu.

Lontar (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang