"Terima kasih, Tuan!"Jeffrey menatap senyum lebar housekeeper yang baru saja keluar dari kamarnya sembari membawa dua kresek besar yang berisi sampah dari kamarnya. Kamar hotel kelas A yang telah ditempati sejak tiga hari ke belakang. Karena dia enggan pulang ke rumah orang tuanya yang setiap hari pasti akan bertanya terkait progress tesisnya, atau tugas akhir untuk menyelesaikan program studi S2.
"Kamu yang tiga hari ini membersihkan kamarku, kan?"
"I---iya, Tuan. Ada apa? Apa Tuan kehilangan barang?"
"Aku mau kamu memijatku setelah ini. Aku suka kerjamu selama tiga hari ini."
Ucap Jeffrey setelah melirik ruangan yang tampak bersih sekali. Bahkan, sampai debu di kolong meja tidak ada sama sekali. Begitu juga dengan aroma kamar yang awalnya berbau rokok dan alkohol yang kini sudah berbau segar minyak aroma terapi.
"Maaf, tapi di sini ada layanan pijat juga. Kalau mau, setelah ini saya panggilkan untuk, Tuan."
"Aku mau kamu! Bukan orang lain!"
Bentakan Jeffrey membuat housekeeper hotel bername tag Helena terperanjat, lalu mengangguk cepat guna mengiyakan permintaan si pemilik kamar.
"Baik, Tuan. Saya akan kembali setelah membuang sampah."
Jeffrey mengangguk singkat, lalu sengaja membuka pintu kamar lebar-lebar agar si housekeeper dapat langsung masuk selama dia rebahan di atas ranjang.
Ceklek...
Tidak lama kemudian, si housekeeper datang. Dengan wajah pucat entah karena takut atau apa. Namun yang jelas, Jeffrey dapat melihat jika kedua tangannya sedikit bergetar sekarang. Mungkin ketakutan, karena baru kali ini memijat orang setampan dirinya. Batin Jeffrey dengan bangga.
"Namamu Helena, kan? Cuci kaki dengan sendal lain! Pakai minyak gosok yang ada di laci!"
Housekeeper tadi hanya mengangguk singkat dan bergegas membuka kaos kaki dan sepatunya. Lalu memakai sendal lain yang ada di rak. Kemudian bergegas menuju kamar mandi guna membersihkan badan sebelum naik ke atas ranjang.
Setelah mengeringkan kulit kaki dan tangan dengan tisu di sana, kini Helena langsung menaiki ranjang. Lalu duduk bersimpuh di sampaing kanan Jeffrey yang sedang tengkurap. Tanpa pakaian dan hanya memakai boxer saja.
"Bisa saya mulai sekarang?"
"Hmm..."
Deheman Jeffrey membuat Helena mulai memijat punggung Jeffrey menggunkan minyak gosok yang diberikan. Minyak gosok beraroma mawar dan mint yang segar. Berbeda dengan minyak gosok yang biasa Helena pakai untuk meredakan pegal-pegal.
"Tidak terasa! Lebih kencang! Akh---iya, seperti itu! Naik saja di atas punggungku!"
Helena mengangguk singkat, lalu memijat Jeffrey dengan tubuh yang sudah mengangkang di atas punggung si tuan. Dengan kedua lutut yang sudah memerah karena terlalu lama tertekan di ranjang. Sebab, sebisa mungkin Helena tidak ingin menyentuh apalagi menduduki si tuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILVER SPOON [END]
RomanceSilver spoon meaning is someone was born with privilege and wealth. They didn't have to work for it, and it was given unconditionally.