12/12

775 168 120
                                        

Gengs, ada typo tadi. Waktu yang seharusnya 2 AM jadi 2 PM. Karena gelombang pertama dateng pas tengah malam. Terus Jeffrey kena marah sekitar 1-2 jam.

Kalian lagi sibuk ngapain sekarang??? Udah sarapan??? Kalo senggang, jangan lupa ramein, ya!!! Supaya cerita ini bisa cepet tamat 😂

Brak...

Entah bagaimana caranya, kini Jeffrey sudah mendobrak pintu kamar mandi yang sedang Joanna tempati sekarang. Mungkin karena bertanya pada orang-orang yang sedang berlalu lalang di sekitar. Karena Joanna memang bersembunyi di toilet umum khusus pekerja perempuan. Sehingga tidak mungkin Jeffrey masuk tiba-tiba tanpa banyak pertimbangan.

Tenggorokan Jeffrey terkecat ketika melihat Joanna yang tengah terpejam dengan wajah babak belur dan pucat. Membuatnya langsung membawa Joanna keluar dari sana beserta tasnya dari kamar mandi sempit yang sedang dimasuki sekarang. Beruntung keadaan kapal sudah kembali tegak meskipun air terus saja masuk hingga ke lantai dua.

Setelah mengeluarkan Joanna, Jeffrey langsung memakai tas ransel si wanita. Lalu menggendong Joanna ala bridal. Kemudian berjalan cepat dengan langkah berat menuju kamarnya meskipun air sudah mencapai lututnya.

Iya, Jeffrey tidak peduli akan apa yang sedang terjadi di luar. Karena yang ingin dilakukan sekarang adalah merawat luka yang ada di tubuh Joanna dan menggantikan pakaian yang layak untuknya. Mengingat Joanna masih memakai pakaian basah seperti sebelumnya.

Brak...

Jeffrey membuka pintu kamarnya dengan kasar. Lalu menutupnya rapat-rapat dan bahkan sempat dikunci dari dalam meskipun air di dalam kamar sudah menggenang hingga betisnya. Beruntung ukuran ranjang cukup tinggi dan mencapai sepinggap pria dewasa sehingga Joanna masih bisa beristirhat dengan nyaman di sana sampai beberapa waktu ke depan.

Setelah membaringkan Joanna di atas ranjang, Jeffrey langsung melepas sepatu, kaos kaki dan seluruh kain yang melekat di tubuhnya. Termasuk bra dan celana dalam karena Jeffrey tidak ingin Joanna mengalami hipotermia mengingat bibirnya sudah sebiru apa.

Pakaian basah Joanna sudah Jeffrey letakkan di atas meja. Termasuk sepatu dan kaos kakinya. Lalu disusul dengan melepas tas ransel yang Jeffrey pakai sekarang. Berharap ada pakaian kering di sana. Namun, sebelumnya Jeffrey sudah menutupi tubuh telanjang Joanna dengan selimut tebal.

"Ya Tuhan! Apa saja yang dibawa wanita ini!"

Pekik Jeffrey setelah menumpahkan isi tas Joanna di atas ranjang. Karena isinya ada tiga kresek hitam berukuran besar yang ternyata berisi pakaian dalam dua pasang, kaos dan celana panjang satu pasang, dan peralatan mandi saja. Tidak ada handuk atau skincare apalagi make up khas perempuan. Hanya ada deodorant, sunblock dan petrolleum jelly saja.

"Kalau kita sampai di darat dengan selamat, aku janji akan membelikan rangkaian skincare dan make up lengkap! Tidak peduli kamu mau atau tidak!"

Tanpa banyak menunggu, Jeffrey langsung ke kamar mandi. Membasahi handuk kecil menggunakan air hangat yang untungnya masih bisa keluar saat ini. Guna membersihkan tubuh Joanna yang sudah pasti terasa lengket karena terkena air laut yang asin.

Jeffrey bolak balik kamar mandi guna memeras handuk tadi. Sekitar sepuluh kali. Karena Jeffrey berusaha membuat Joanna sebersih mungkin. Bahkan hingga lipatan ketiak dan selangkangan dia sapu dengan handuk tadi. Karena ketika di Jerman, dia sudah sering melihat wanita telanjang seperti ini.

Jangan kira Jeffrey sepolos itu selama ini. Kalian salah besar, karena Jeffrey cukup nakal di Jerman. Bahkan pernah mencoba narkoba dan hampir kecanduan kalau saja orang tuanya tidak tiba-tiba datang menjenguknya. Alahasil Jeffrey dibawa pulang dan kembali lagi satu tahun kemudian. Setelah Jeffrey berjanji untuk tidak akan mengulangi hal yang sama lagi.

SILVER SPOON [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang