5/5

827 173 167
                                    

Next chapter kalo chapter 4-5 udah sampe 100+ comments, ya!!!

Jeffrey langsung menarik Joanna keluar kamar. Membuat Mega heran akan kelakuan temannya. Sebab, seharusnya dia tidak berlaku demikian pada Joanna yang sering dikatai miskin dan tidak cantik di depannya.

"Lepas! Apa-apaan, sih!?"

Joanna marik tangannya dari Jeffrey, kemudian berniat masuk kamar lagi. Namun segera dihadang oleh Jeffrey. Entah apa motifnya kali ini, hingga membuat Rachel agak terganggu akan keributan yang mereka ciptakan saat ini.

Tanpa suara, Jeffrey kambali memasuki kamar Mega. Lalu melempar sendal dan kaos kaki Joanna ke luar kamar. Tepat di depan Joanna. Membuat si pemilik barang mulai mengepalkan tangan.

"Pergi! Jangan pijat laki-laki lain selama ada aku di sini!"

Ucap Jeffrey sebelum memasuki kamar Mega. Lalu menguncinya dari dalam agar Joanna tidak kembali masuk ke sana. Membuat Rachel mendekat dan langsung berbisik pada Joanna.

"Jangan kegeeran! Jeffrey memang tidak suka jika teman-temannya terlalu dekat dengan rakyat jelata! Kubur mimpimu dalam-dalam jika ingin disukai oleh Jeffrey Iskandar! Hahaha! Bermimpi saja! Kalian itu bagaikan bumi dan langit! Jauh sekali!"

Setelah berbisik demikian, Rachel langsung pergi menuju kamar. Tawanya juga mulai terdengar membuat Joanna semakin sadar. Karena sempat mengira jika Jeffrey memang ada perasaan padanya dan tidak ingin jika dirinya berdekatan dengan laki-laki lain selain dirinya.

Dengan langkah pelan, Joanna mulai memakai sandal. Lalu membawa kaos kakinya menuju kamar. Karena dia berniat mencari angin segar di luar villa.

Di dalam kamar, Jeffrey tampak menatap Mega garang. Sembari melipat tangan di depan dada. Membuat Mega yang sedang kembali memakai pakaian, kini mulai menatapnya tajam.

"Kamu suka padanya?"

"KAU GILA?"

"Sikapmu sangat kentara! Kau cemburu karena dia mau memijatku naked di atas ranjang, kan? Kalau tidak, lalu alasan apa yang bisa kau berikan padaku sekarang?"

Jeffrey diam cukup lama, karena dia juga tidak tahu kenapa bisa berlaku demikian.

"Pijatannya tidak enak! Tubuhku semakin pegal dan tidurku tidak nyeyak!"

Elak Jeffrey sembari membalikkan badan, berniat keluar dari kamar Mega setelah mendengar suara langkah kaki Joanna yang telah menghilang.

"Tidur dari jam sembilan pagi sampai jam lima sore kau sebut tidak nyeyak? Mengaku saja! Kau suka padanya, kan?"

Ejek Mega pada Jeffrey, karena dia masih kesal setelah insiden gagal dipijat tadi.

Jeffrey tidak menjawab dan langsung pergi. Meninggalkan Mega yang kini berniat kembali memasuki kamar Justin. Untuk menggantikan kompres yang mungkin sudah tidak dingin lagi.

Jeffrey sedang duduk di gazebo dekat kolam renang, dia merokok di sana. Menatap langit malam dalam diam. Sesekali rahangnya juga mengeras ketika mengingat Joanna yang sempat melihat Mega ketika memakai boxer saja.

"Bajingan!"

Pekik Jeffrey tiba-tiba, membuat Joanna yang ternyata sejak tadi duduk di tepi kolam dan memainkan ponselnya, kini langsung terperanjat dan menoleh ke belakang. Menatap Jeffrey yang entah seja kapan sudah berada di gazebo dekat kolam. Namun cukup jauh dengan posisi duduknya sekarang.

Keduanya saling tatap. Jeffrey juga sempat terkejut ketika melihat Joanna berada di sana. Karena lampu di sana remang-remang dan membuatnya tidak bisa melihat keadaan sekitar dengan jelas.

SILVER SPOON [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang